Bagian tiga belas : Kebanyakan Main Game

72 10 0
                                    

Aku mengubah posisiku menjadi duduk, lalu melirik jam yang ada di dinding. Ini pertama kalinya aku bangun tidur jam 4 pagi. Kudengar suara pintu terbuka, aku yakin itu pasti kak Minzu.

"Akh!"

Sial, kepalaku sakit. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Ini benar-benar seperti ada sesuatu yang menghantam kepalaku. Kami punya obat sakit kepala, tapi itu ada dibawah. Jika aku mengambil obat sakit kepala itu, kak Minzu akan mencurigaiku. Aku benar-benar tidak ingin dia mengkhawatirkanku.

Sepertinya aku harus menahan rasa sakit ini, pasti hanya sebentar. Kalau masih berlanjut juga tidak apa-apa, selagi aku masih bisa menahannya.

Lebih baik aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku tau, ini memang terlalu pagi untuk bersiap-siap tetapi aku ingin mengubah kebiasaanku yang membuat kak Minzu menunggu lama.

Aku pun mandi, menggunakan pakaian seragam, menata rambut dengan rasa sakit kepalaku yang entah kapan akan mereda. Aku juga melatih ekspresi di depan kaca agar tidak terlalu terlihat sedang kesakitan.

Bilang saja kalau aku alay.

Aku melirik jam lagi, sudah pukul 6 pagi. Itu artinya sebentar lagi kak Minzu akan membangunkanku.

"Akh!"

Bagaimana ini? kenapa rasa sakit ini belum juga mereda?

Tok tok!

Aku melirik pintu kamarku. Itu pasti kak Minzu.

"Rik, lo udah bangun?" teriak kak Minzu dari luar.

Aku tidak menjawabnya, aku masih berpikir bagaimana caranya sembunyi dari kak Minzu.

"Lo belum bangun ya? Yaudah gue masuk ya!"

Aku langsung masuk ke kamar mandi lalu menutup pintu dengan perlahan. Dan benar saja, aku dengar pintu kamarku terbuka. Itu artinya, kak Minzu masuk ke kamarku.

Aku menghidupkan shower, agar terkesan aku sedang mandi.

"Apa sih kak? Pagi-pagi udah teriak!" Pekikku.

"Oh lagi mandi, gue kirain lo belum bangun. Bungeoppang kesukaan lo udah jadi."

"Iya, Bungeoppangnya masukin ke kotak bekal aja."

"Oh lo mau bawa bekal?"

"Iya."

"Udah bawa handuk lo?" tanya kak Minzu.

"Udah anjir, tenang aja."

"Yaudah gue ke bawah dulu ya!"

Setelah aku mendengar pintu kamarku tertutup, aku pun langsung keluar dari kamar mandi. Lumayan, sakit ini sudah lumayan mereda. Lalu, aku meraih air putih yang ada di atas meja belajarku.

Aku melangkah ke luar balkon untuk menghirup udara segar. Sambil menunggu waktu untuk keluar kamar. Tidak mungkin aku keluar kamar sekarang, kak Minzu akan aneh melihatku.




***
Sesampainya di kelas, Taki langsung menghampiriku yang baru saja duduk di tempat duduk.

"Lo gapapa, kan?" tanya Taki melihatku dengan raut wajah khawatir.

"Kenapa?"

"Wajah lo pucet anjir! Lo gapapa, kan?!" panik Taki.

Aku melirik teman-teman kelasku yang sedang menatap kami.

"Rik, lo gapapa? Lo sakit?" Tanya Yoonwon si ketua kelas.

"Gapapa Won, gue cuma gak enak badan aja" Jelasku padahal aku tidak kenapa-kenapa.

Redup || Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang