Bagian empat belas : Drop Out

108 10 0
                                    

Aku menatap Jake yang sedang tersenyum sambil menaikkan kedua alisnya.

"Ya gapapa, selagi lo suka sama orang aja." ucapku santai dan kulihat Jake mendatarkan ekspresinya.

"Yakali, Min."

"Emang lo suka sama siapa?" Tanyaku sedikit penasaran.

Sedikita ya, cuma sedikit aja kok.

"Gue suka sama—"

Bel sekolah berbunyi, tandanya jam pertama akan dimulai.

"Sebentar Jake, gue ngasih pengumuman dulu." ucapku lalu aku pergi ke depan untuk memberitahu informasi kepada teman-teman.

"Selamat pagi, disini gue ngasih info kalau hari ini bu Yena tidak masuk. Tidak ada tugas, kalian belajar sendiri. Ingat! Jangan sampai ada yang ribut, kalau ribut gue bakal minta tugas ke bu Yena, mengerti?!"

"Siap bu ketua!"

Bagus, mereka semakin mau menurutiku. Entah kenapa aku merasa kalau mereka semua menurutiku, itu tandanya mereka menghargaiku sebagai Ketua Kelas.

Aku langsung kembali ke tempat dudukku.

"Tadi, lo bilang lo suka sama siapa?" tanyaku setelah duduk di hadapan Jake lagi.

"Gak, nanti juga lo tau sendiri" ucap Jake dengan senyumnya.

"Dih, kalau lo bilang kan gue bisa bantu lo buat deket sama orang yang lo suka" ucapku dan Jake tertawa.

"Gue udah deket kok sama anaknya" ucap Jake dan aku mengangguk-angguk pelan.

Jujur, ada sedikit rasa percaya diri di dalam hatiku.






***
"Rebahan!" perintah Taki padaku sambil menunjuk ranjang UKS.

Iya, kami berada di UKS. Taki memaksaku untuk istirahat tadi. Aku sudah menolaknya, bahkan dia sampai menawarkan Bungeoppang 3 buah kalau aku mau ke UKS pun tetap aku tolak. Sampai akhirnya dia mengadu pada bu Zeila dan disinilah aku sekarang (benar-benar pasrah).

"Tapi gue gak—"

"Rebahan aja. Gak usah bawel lo, kalo gak mau gue lempar ni timbangan" ucap Taki sambil menunjuk timbangan UKS.

"Tapi serius demi apapun gue gapapa Tak—"

"Lo bener-bener mau di lempar timbangan ya?!" ucap Taki yang sudah mengambil timbangan dengan wajah berapi-apinya.

Ngeri juga ni anak.

Aku menghela nafas lalu membenarkan posisi bantal kemudian, merebahkan tubuhku di atas ranjang UKS setelah itu, kutarik selimut lurik itu hingga pinggangku.

"Puas?"

"Nah ini baru sabahat gue, sekarang lo coba tidur. Gue yakin lo cuma butuh istirahat" ucap Taki pergi ke tempat mesin teh hangat dan aku hanya bisa menurutinya.

Aku tidak mau dia benar-benar melempar timbangan.




***
"Nanti lo bakal lanjut kemana, Jake?" Tanyaku dan Jake menempelkan jari telunjuk dan ibu jarinya di dagu sambil melirik ke aras.

"Kayaknya gue bakal balik ke Australia" ucap Jake.

"Lo kuliah disana?" Tanyaku dan dia menggeleng.

"Bukan, Min. Gue ngelanjutin perusahaan papa" jelas Jake dan aku mengangguk paham.

"Jadi, kita bakal pisah beneran dong?" Ujarku sedih.

Redup || Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang