4. Phosphenes 2

283 33 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rasa perih telah merasuki tubuhnya saat air hujan hadir di tengah hari kelabu pemuda bergigi kelinci ini. Jas hitam dengan garis putih itu telah tanggal entah dimana setelah dia mencoba menghadiri pemakaman ayahnya. Ya, luka-luka itu ia dapatkan dari para pelayat yang tidak mengijinkannya hadir. Anggapan orang yang selalu menganggap dia hidup dengan karma buruk membuat semua orang mendadak murka saat melihat wajahnya hadir saat dia menjadi penyebab satu-satunya keluarga meninggal karenanya.



Tertatih dia berjalan menuju rumahnya dengan kondisi tubuh yang telah jauh dari kata layak. Tapi, meskipun ada lelehan darah dan lebam disana-sini, tak ada satupun orang yang mendekat dan berbelas kasih mengulurkan bantuan. Yang ada mereka justru menatapinya tajam dengan umpatan-umpatan menyakitkan jika apa yang terjadi padanya kini pantas ia dapatkan.

Sakit. Sangat sakit.

Terlebih relung batinnya yang kini meraung putus asa. Satu-satunya penyemangat untuknya hidup telah pergi. Ayahnya yang selama ini menjadi tameng pelindung dari cecaran orang mengenai cerita buruk yang berdar kini telah tiada. Dan sekarang, tak ada celah lagi untuk para pembencinya untuk tidak melukainya.



Jungkook,



Pemuda itu tidak mengerti sampai sekarang. Kenapa karma buruk dan pembawa sial selalu menjadi topik dimana dia berada. Terlebih saat mata miliknya berulah, semua orang akan mengutuknya jika saja akan ada kejadian buruk yang menimpa mereka.



Padahal, bukan itu yang terjadi. Dia hanyalah anak spesial yang di karuniai Tuhan untuk bisa membaca masa depan. Dan tidak semua yang ia baca adalah hal buruk. Tapi, kata Monster yang sudah melekat untuknya tak bisa jungkook hilangkan.

Apalagi setelah ini?.



Haruskah jungkook menyerah menyangkali semua perkataan orang terhadapnya?.

Karena nyatanya, ayahnya pun harus pergi karena kesalahannya.

Haruskah dia mengakui?.

Kalau dia ini monster,

Si pembawa sial dengan karma buruk dimanapun dia berada.



'Aku lelah.'



Pluk!.



Belum sempat jungkook membuka gerbang rumahnya, dia sudah di sambut dengan satu lemparan telur dari bibi dengan payung hitamnya. Jungkook diam sejenak, tak merespon tindakan provokatif sang bibi dengan memilih menghapus sisa cangkang di lengannya dan membungkuk sebelum membuka gerbang di belakangnya.



"Setelah banyaknya kejadian aneh yang terjadi, kau fikir kau pantas untuk kembali kesini?."



Lagi bibi itu menahan langkah jungkook. Dan kali ini, sudah ada sekumpulan orang yang mengelilinginya dengan tatapan membunuh. Sudah ada batu dan telur yang siap mereka lemparkan pada jungkook.

ANGEL EYES (Si Biru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang