Cp.2

1.4K 281 199
                                    







Terbangun dari tidur singkat yang hanya beberapa jam, membuatku mau tidak mau harus menyingkap selimut hangat yang sudah lusuh. Ku rapikan alat tidur satu persatu dan mengumpulkannya di satu tempat, sudut ruangan. Ku buka jendela kayu yang sudah usang langsung membuat angin serta cahaya mentari pagi menerpa wajahku.

Huupp....

Tidak ada yang lebih menyegarkan dan membuatmu hidup selain udara pagi yang masih belum tercemar oleh asap kendaraan, jika setiap hari seperti ini maka tidak akan ada penyakit yang menyerang makhluk hidup baik hama ataupun wabah sekalipun. Ku berikan senyum simpul menyambut sang surya sebelum beralih mengambil handuk lalu membersihkan diri.

Hanya butuh waktu 15 menit bagiku untuk berkemas, setidaknya kini aku sudah terlihat rapi meski dengan setelan yang pernah aku kenakan kemarin.

Berjalan di bawah sinar matahari pagi cukup membuat tubuh dibalik balutan setelan tipis ini menghangat. Aku tidak memiliki pakaian yang cukup bagus untuk dikenakan memasuki gedung-gedung mewah yang berdiri berjejer rapi di depan mataku saat ini. Ku pandangi bangunan menjulang itu satu per satu, setelah memantapkan tekad barulah aku melangkahkan kaki memasuki salah satu bangunan.

Normal POV

"Winter, itukah namamu?"

"Ye." Ia memperbaiki posisi duduk begitu salah seorang karyawan menanyainya.

"Apakah anda sudah pernah bekerja sebelumnya?"

"Aniyo. Ini pertama kali." Ia menjawab begitu gugup melihat beberapa orang yang duduk di depan sana sambil membaca resume yang ia berikan.

"Pendidikan anda hanya sampai SMP?"

"Ya."

"Apa yang anda lakukan sebelum ini?" Salah satu pria yang menanyainya memangku tangan, menatap penuh ke depan menunggu jawaban darinya.

Ia melangkah keluar dari gedung seusai menjalani interview, wanita itu menghela nafas begitu ia kembali bertemu dengan riuhnya kota sore ini. Map coklat tua ditangannya kembali berubah fungsi menjadi apapun yang ia butuhkan. Ia harus menunggu setidaknya sampai 3 hari untuk menerima jawaban atau ia tidak akan menerima jawaban sama sekali. Siapa yang akan mempekerjakan seorang gelandangan?

Winter POV

Ya benar. Aku adalah seorang gelandangan, tapi bukan gelandangan yang biasa diketahui orang-orang pada umumnya. Aku mungkin tinggal di jalanan, namun aku adalah gelandangan terkaya yang ada di kota ini. Memiliki tabungan hingga 10 milyar won bukankah itu merupakan hal yang fantastis? Hal itu juga yang membuat orang-orang mempertanyakan apa pekerjaanku sebelumnya.

Memiliki tabungan sebanyak itu sudah lebih dari cukup, orang-orang juga akan bertanya kenapa aku masih mencoba mencari pekerjaan. Bukankah sudah aku katakan aku sedang dalam keadaan memperbaiki diri?

Aku juga pernah berkata aku tidak akan pernah menggunakan tinju lagi.

Ya. Dari sanalah uang itu berasal. Kalian penasaran tentang apa yang aku lakukan? Aku menghasilkan uang dengan memukul orang. Aku menerima bayaran yang setimpal dari klien jika pekerjaanku selesai, tapi percayalah, aku melakukannya bukan untuk kejahatan, melainkan untuk menghidupi mereka yang lebih tidak beruntung dariku.

Awalnya aku kira itu cara yang benar, namun mengajarkan tinju kepada mereka malah membuat mereka menjadi sepertiku. Pembunuh bayaran.

Jangan salah paham, aku tidak benar-benar membunuh, hanya menghajar orang-orang itu hingga koma beberapa bulan.

Tujuanku mencari pekerjaan agar bisa menghidupi mereka setidaknya dengan uang yang dihasilkan dengan cara yang benar. Agar kematian Jaemin tidak pernah terulang lagi. Kalian pasti bisa menebak, yang membunuh Jaemin adalah orang-orang yang pernah aku buat hampir mati.

Flower of Ēvĺl [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang