Cp.3

1.2K 279 217
                                    

Tak!

Winter melemparkan map yang sedari tadi ia genggam ke atas meja yang berada tak jauh dari pintu, tatapannya kini terkunci pada setangkai bunga yang ada di tangannya. Ia berdecak,

"Sejak kapan aku menyukai hal-hal seperti ini..."

Meskipun begitu seulas senyum tipis terlukis diwajahnya yang tegas, ia raih sebuah botol berisi air lalu ia letakkan bunga itu disana. Ia lepaskan jas yang mengalung di belakang punggungnya yang kecil, menggantungnya dengan rapi di balik pintu sebelum ia masuk ke dalam bilik air.

Guyuran air mengalir ke seluruh tubuh, ia menatap kaca yang di dalam sana memantulkan bayangan dirinya. Rambut panjang blonde miliknya terurai karena guyuran air.

Baru saja ia akan menyalakan api di ujung rokok yang kini sudah berada di antara dua bibir, ia harus berhenti saat mendengar suara ketukan pintu.

"Sedang apa kau?"

"Aku sedang ada urusan disekitar sini, lalu aku pikir ada baiknya untuk mengunjungimu."

Jeno menuangkan soju ke dalam seloki milik Winter yang langsung di tenggak habis oleh gadis 27 tahun itu.

"Bagaimana kabar anak-anak?" Tanpa menatap Jeno, Winter bersuara sambil menghembuskan asap rokok yang ia hisap.

"Berhentilah merokok jika kau sayang dengan nyawamu." Sahut Jeno sambil kembali menuangkan soju.

"Kalau aku sayang nyawa, kalian semua tidak akan hidup." Gadis itu membuang rokoknya menghormati Jeno yang sudah mengkhawatirkan dirinya.

"Anak-anak bagaimana?" Ia kembali mengulang pertanyaan yang sama.

"Mereka baik.....secara fisik."

"Mereka merindukanmu, Noona. Bagi mereka, kau adalah ibu, ayah, kakak, bibi, paman, kau segalanya. Begitupun juga bagiku."

"Ck. Berlebihan."

"Wae? Itu faktanya. Kau menjadi segalanya yang kami butuhkan. Kau menghidupi kami layaknya orang tua, kau menjaga kami layaknya kakak, dan kau mengasihi kami layaknya kakek dan nenek yang mencintai cucu mereka."

"Kau mungkin terlihat keras, tapi dimata kami kau adalah orang paling lembut."

Winter menggaruk hidungnya yang tidak gatal, "Hey, Lee Jeno."

"Apa kau....bersekongkol dengan Jisung? Kata-kata kalian terdengar sama dan itu sangat menggelikan kau tahu."

Jeno terkekeh dan kembali menuangkan soju ke gelas.

"Noona tidak berubah."

Tiba-tiba Winter berdiri membuat Jeno juga melakukan hal yang sama. Gadis itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana pendeknya.

"Pulanglah." Ucapnya setelah meletakkan sebuah amlop kecil di tangan Jeno, pria tampan itu tentu langsung memeriksanya. Sebuah buku tabungan.

"Ini-"

"Gunakan itu untuk merawat mereka. Pastikan mereka makan 3 kali sehari dan belikan pakaian yang bagus."

"Tapi— Noona bagaimana?"

Winter mengeluarkan sesuatu dari sakunya yang lain.

"100 juta sudah cukup untukku." Ucapnya memperlihatkan sebuah kartu.

"Ini terlalu banyak, kau-"

"Memangnya kau pikir aku mengumpulkan uang itu untuk siapa? Sudahlah! Ambil dan bawa pulang itu. Aku bisa mengurus diriku sendiri, tidak seperti kalian yang selalu merengek merindukanku."

Flower of Ēvĺl [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang