MAAF

3.2K 397 32
                                    

Uwaahhh

Udah lama ga ngetik, pengen coret-coret lagi

Moga aja masih ada yang baca

Warning, part terpanjang so far dan ngebosenin

So..

Enjoy aja 💚

(灬º‿º灬)♡  (灬º‿º灬)♡

Pukul berapa sekarang?

Jeno menatap pergelangan tangannya sendiri, rolex;nya sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ditunggu sudah satu jam lebih di ruang tamu, ditemani acara komedi dari layar televisi. Menunggu sang anak yang belum juga pulang.

"Aku belum terbiasa dengan jam pulang Injun yang sangat malam" gumamnya sendiri gelisah.

Akhirnya pria Lee itu berdiri dan memutuskan untuk menunggu diluar, masih dengan genggaman pada ponsel jua menanti kabar Renjun.

Cklekk!

Pintu utama rumah dibuka, belum ada beberapa langkah sudah terasa bagaimana dinginnya udara malam diluar. Matanya menelisik sekeliling, sepi.

Hingga dilihatnya di dekat gerbang ia melihat sesuatu..

"Injun?"

Laki-laki tujuh belas tahun tersebut berjongkok disana, menghadap anak kucing dengan jarak lumayan jauh yang juga anehnya diam menatap Renjun. Rupanya sedari tadi anak itu sudah ada disana.

Tanpa menjawab panggilan Jeno, dirinya menghadap kembali pada hewan malang itu. Mengundang Jeno untuk berjalan menghampiri.

"Injun ngapain?" tanyanya.

"Kucing dad"

"Trus?"

"Injun ngga tega ninggal kucingnya"

Jeno menghela nafas. "Injun udah sejak kapan jongkok disini?"

"Eumm.. setengah jam?"

"Njun?" Jeno tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Yang dari tadi Jeno tunggu ternyata menunggu seekor kucing didepan rumah. "Ayo masuk"

"Tapi kucing nya belum pergi"

"Trus mau Injun tunggu sampai pergi?"

Renjun mengangguk tanpa ragu.

"Udah malam"

"Daddy nungguin Injun?"

Sekarang Jeno yang mengangguk, Renjun yang berjongkok disana dan menengadah menghadap Jeno terlihat sangat lucu. Malah tidak ada bedanya dengan makhluk kecil didepannya.

Jadi? Yang anak kucing yang mana?

"Kalau daddy nungguin Injun, anak kucing ini ditungguin sama ibu nya juga ngga ya?" Jeno bingung harus menjawab apa, langkahnya lebih mendekat dan mengangkat tubuh Renjun agar berdiri.

Benar saja anak kucing itu juga ikut berdiri dan berjalan menjauh, mungkin merasa takut melihat dua manusia bertubuh tinggi itu berdiri tegap menjulang dihadapannya.

"Tuh, kalau Injun pergi anak kucing nya juga pergi"

Diikuti anggukan Renjun sebentar kemudian menurut untuk di ajak memasuki rumah, sudah mulai dingin juga diluar sini.

"Njun??"

Belum ada 5 langkah, terdengar suara seseorang memanggil nama Renjun. Gerbang yang sudah tertutup apik menutupi hampir seluruh badan seseorang itu yang berada diluar.

"Kak? Owen?" Renjun berjalan cepat kearah gerbang. Memastikan jika benar seseorang yang berdiri di sana adalah Yaowen.

Jeno?

Baby RenjunnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang