Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Luka yang hampir sembilan tahun lamanya, terus menghantui kehidupan Dewa. Luka itu seakan tidak mengijinkannya bahagia. Luka itu seakan tidak memberinya kesempatan, untuk bisa bebas dan merasakan kehidupan yang sebenarnya ia inginkan.
Dewa sudah berusaha untuk mencapai bahkan membuat kebahagiaan itu. Namun, bukannya bahagia, ia malah mendapat luka. Lagi dan lagi.
Kini, yang bisa Dewa lakukan, hanyalah diam. Memendam luka itu dengan sangat rapi dan berusaha untuk hidup normal seperti teman-temannya.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Dewa masih ingin merasakan kebahagian. Ia masih terus berharap. Namun, kebahagian itu di mana dan ke mana, Dewa tidak tahu. Kebahagiaan itu apa dan seperti apa, Dewa tidak tahu. Sekian luka itu telah membuat perasaannya seakan mati rasa. Ia terjebak dalam masa lalunya sendiri.
Tapi, Dewa ingin merasakan kebahagiaan itu. Masih dan ingin. Dan ia terus berharap.
•÷•
-Sandra LaksitaWistara-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagi Sandra, hidup itu perlu dijalani dengan realistis.
Karena ia hidup di dunia nyata. Bukan dunia fiksi atau pun fantasi.
Kehidupan yang realistis, membuat Sandra selalu mau belajar dari pengalaman hidupnya sendiri dan juga dengan mengamati kehidupan di sekitar.
Sandra, gadis realistis yang selalu melihat ke depan. Tidak peduli komentar negatif orang yang mengatainya ini dan itu. Tidak peduli apakah orang suka atau tidak dengan gaya hidupnya. Intinya, Sandra terus memantapkan diri untuk maju, hidup dengan apa adanya dia, menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, serta berusaha menikmati setiap proses kehidupan dengan cara dia sendiri.
-------------- w e l c o m e --------------------- - - - - [ e n j o y ]