Pratagonis pria

10.7K 1.1K 25
                                    

Malam ini ava tengah duduk di kamarnya sembari menonton drakor All of Us Are Dead yang sedang booming itu.

"ceweknya beban banget anjir" ucap ava.

"zombi yang botak ngeri anjir" ucap gadis itu lagi sembari menyuapkan cemilan ke dalam mulutnya.

"tuan anda mendapatkan misi" ucap sistem tiba tiba.

"ah elah gak bisa entaran aja ngapa" protes ava mendengkus malas.

"tidak bisa tuan" ucap sistem.

"ck ya udah apa misinya" tanya ava dengan ogah ogah an.

"misi anda kali ini adalah menyelamatkan anak kecil yang hendak tertabrak di jalan dekat minimarket" ucap sistem.

"jika misi gagal poin akan di kurangi 500 dan jika berhasil poin akan bertambah 1000" lanjut sistem menjelaskan.

"harus banget sekarang nih? gw lanjutin dulu nonton nya bisa nggak" tanya ava.

"kalo nunggu tuan nonton dulu anak kecil nya keburu mati ketabrak" ucap sistem.

"ok gw siap siap dulu" ucap ava sembari berjalan menuju walk in closet dengan malas.

____

Ava kini sedang berada di supermarket sebelum menuju tempat kejadian ia memilih membeli obat merah dan kawan kawan dulu. siapa tau aja nanti ada yang luka kan jadi gak perlu repot bolak balik.

setelah selesai ia berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.
setelah selesai ia keluar.

"sis di mana anak kecil nya" tanya ava pada sistem.

"lihat ke depan tuan" ucap sistem.

kemudian ava melihat kedepan, dan

citttt

BRAK

Ava kini jatuh di aspal dengan anak kecil di pelukannya. Tangannya tergores aspal dan sedikit mengeluarkan darah. sementara anak kecil di pelukannya selamat tanpa ada luka sedikitpun.

pengendara motor yang hendak menabrak anak itu juga jatuh dan tertimpa motornya. para warga mulai berkerumun.

ya ampun untung anak nya gak papa

itu bantuin angakatin motor nya kasian

untung ada cewek itu anjir kalo nggak

iya anjir itu emak nya mana, anak sekecil itu di biarin sendri

celetuk para warga sembari membantu ketiga orang itu. tak lama seorang wanita umur 25 an datang dengan berderai air mata.

"ya ampun sayang kamu gak papa" ucap wanita itu sembari mengambil alih anak nya yang ada di pelukan ava.

"makasih udah nolongin anak saya" lanjut nya berterima kasih pada ava.

"iya sama sama" ucap ava sambil tersenyum.

"kamu gak papa? tangan kamu luka" ucap wanita itu lagi.

"gak papa kok cuma luka kecil" jawab ava.

"makannya kalo punya anak jaga baik baik" ucap ibu ibu dengan julid.

"iya untung ada si neng itu" ucap bapak bapak menimpali.

sementara wanita yang dipojokan itu hanya menundukan kepalanya.

"udah udah gak usah di perpanjang" ucap ava menengahi.

para warga pun bubar. sementara ava kini memilih pengendara motor tadi di tepi jalan.

"kaki lo berdarah sini gw obatin" ucap ava setelah duduk di samping pemuda itu.

pemuda yang duduk sambil menselonjorkan kaki nya dan dengan helm yang masih ada di kepalanya itu hanya mengangguk.

kemudian ava memgambil obat merah dan sebuah kapas di saku nya.
Ava meneteskan obat merah itu ke kapas, kemudian ia mulai mengobati kaki si pemuda sambil sesekali meniupnya.

sementara pemuda tadi hanya memerhatikan ava. sangat cantik fikirnya.

"nama lo siapa" tanya ava membuka percakapan.

pemuda itu terdiam sebentar. kemudian tangannya bergerak melepas helm yang masih di kepalanya.

Ava mendongan tepat saat helm pemuda itu terlepas. Dia batin ava tertengun.

"Aberico" ucap pemuda itu.

Ava masih tertengun.

"sis dia pratagonis pertama pria kan" tanya ava dalam hati pada sistem.

"betul tuan" jawab sistem.

"gila sih ganteng banget" batin ava mengagumi.

"gak heran sih bapak nya juga ganteng" batinnya.

"hey" ucap Aberico sambil mengusap muka ava dengan lembut.

"e-eh iya" ucap ava linglung.

"tangan kamu juga luka" ucap aberico

"biar aku obatin" lanjutnya sambil memgambil obat merah yang ada di tangan ava.

"maafin aku" ucap pemuda itu sembari meniup luka ava.

"maaf buat apa" tanya ava. sebenarnya ia faham cuma ya biar ada bahan obrolan aja.

"gara gara gak hati hati bawa motor kamu jadi luka" ucap aberico menatap dalam mata ava yang begitu menenangkan.

"gak papa" ucap ava dengan senyum meyakinkan dan di balas senyum manis oleh pemuda itu.

Ava kembali tertengun. bukankah aberico memiliki sifat dingin batinnya.

"nama kamu siapa" tanya aberico

"Av-" ucap ava terpotong.

TBC

Ivona and her new lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang