Algoritma - 4

0 0 0
                                    

Fika sekarang tengah berada di toko bunganya yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Fika melihat karyawannya kerepotan melayani pembeli, padahal sudah 7 orang pekerja yang melayani di toko dan 5 pekerja yang bertugas mengantar bunga.

"Selamat sore semua, wah banyak banget ya pembelinya, sampai kalian kerepotan" ucap Fika dengan ramah

"Iya mbak Fika, dari tadi pagi seperti ini" ucap karyawannya

"Sorry ya saya nggak bisa bantu full di sini" ucap Fika

"Iya mbak, kan mbak Fika juga harus kuliah" ucap salah satu karyawannya

"Semangat!semangat!" ucap Fika disambut dengan senyuman oleh semua karyawannya

Fika melihat kondisi di seluruh sudut toko bunganya, sampai matanya tertuju oleh wanita yang mengenakan dress biru tua dengan rambut yang digelung ke atas seperti ibu-ibu pada umumnya. Wanita itu tampak kebingungan memilih tanaman. Dan Fika pun segera menghampiri orang tersebut.

"Ada yang bisa dibantu bu? Mau cari tanaman apa?" ucap Fika dengan sangat ramah

"Oh iya mbak, ini saya lagi cari tanaman yang cantik kayak mba" ucap ibu itu dengan kekehan

"Ibu bisa saja" sahut Fika dengan tersenyum

"Apalagi kalau mbak jadi menantu saya, saya pasti seneng banget" ucap ibu itu

Mendengar hal itu Fika hanya tersenyum ramah, Fika tidak mau membuat pembelinya kecewa. Jadi kalo ada omongan seperti itu Fika anggap sebagai angin berlalu saja. Fika memaklumi namanya juga ibu-ibu, pasti tidak menutup kemungkinan omongannya seputar menantu dan anak.

"Mau saya temani bu, buat cari tanamannya?" tanya Fika

"Iya mau mbak, jadi saya mau beli tanaman yang cocok di taruh di ruang tamu" ucap Ibu itu

"Oh, mari ikut dengan saya bu, nah jadi ini tanamannya. Di sini ada Peace lily,  Sansevieria, Chinese eveergreen, Spider plant. Ibu mau yang mana?" ucap Fika dengan menunjukkan tanamannya

"Menurut mbak, yang bagus yang mana?" tanya ibu itu

"Kalo menurut saya, saya lebih suka peace lily, selain dia cantik dikarenakan ada bunganya, dia juga memiliki manfaat yaitu bisa menyerap zat polutan di dalam ruangan, seperti benzene, formaldehida, trikoloroetilen, xylene, toluene, dan amonia. Jadi gimana bu?" ucap Fika penuh dengan penjelasan

"Okee mbak, saya beli Peace lily dua, sekalian penyangga vas nya ya mbak" sahut Ibu itu

"Baik bu, mari saya antar ke kasir" ajak Fika

"Mas mas, tolong ambil tanaman Peace lily dua sekalian penyangga vasnya" suruh Fika kepada salah satu karyawan laki-lakinya

"Oke mbak"

"Tanamannya mau dibawa sendiri atau diantar ibu?" tanya Fika

"Diantar ya mbak, soalnya saya ada urusan sebentar, tapi yang ngantar harus mbak, boleh kan?" tanya ibu itu

"Oh...iya bu tidak apa-apa, setelah ini saya akan langsung antar ke rumah ibu" jawab Fika dengan tersenyum penuh

Setelah itu Fika langsung memberikan nota pembelian kepada Ibu itu. Kemudian Fika meminta alamat rumahnya untuk mengantarkan tanaman itu.

"Baik Bu, terimakasih sudah belanja di sini" ucap Fika ramah sekali

"Sama-sama mbak, saya tunggu di rumah ya" ucap Ibu itu

Perumahan Pelita Bangsa Blok E5, No. 15

Atas nama Bu Gina

Itulah alamat dan nama ibu tersebut yang tertera di atas kertas putih milik Fika.

Setelah ibu itu pergi dari sana, Fika langsung menyuruh karyawannya untuk menempatkan tanaman yang telah diambil tadi ke bagasi mobil Fika.

Kondisi tokonya sekarang tidak ramai lagi, sudah dilayani satu per satu dengan penuh kesabaran oleh seluruh karyawannya. Dan waktu menunjukkan pukul 16.50 WIB. Fika segera menyuruh karyawannya itu beres-beres toko, karena tokonya tutup jam 17.00 WIB jadi butuh waktu 10 menit untuk membersihkan semuanya sampai benar-benar bersih.

Setelah itu Fika langsung pergi ke alamat tadi untuk mengantar tanaman. Tak lupa dia juga berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada karyawannya.

Mobil Fika melaju dengan kecepatan normal, sambil dengan mendengarkan musik Fika menyetir mobilnya. Sampai masuk perumahan Pelita Bangsa, Fika berusaha mencari alamat itu. Satu per satu rumah Fika amati namun tak kunjung menemukan rumah nomor 15. Setelah beberapa menit akhirnya Fika menemukan alamat itu.

Kemudian Fika turun dari mobilnya dan memanggil satpam rumah itu yang berada di pos nya.

"Pak, permisi" panggil Fika, kemudian penjaga itu menghampirinya dan menggeser pintu gerbangnya sedikit.

"Eh iya mbak, cari siapa ya?" tanya penjaga rumah itu

"Apakah benar ini rumahnya Bu Gina?" tanya Fika dengan sopan

"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau antar tanaman Pak" ucap Fika

"Oalah...ngantar tanamannya bu Gina toh?" ucap satpam itu

"Iya pak"

"Ya sudah silakan masuk saja, tadi bu Gina titip pesan kepada saya kalau ada anak perempuan yang ngantar tanaman suruh masuk rumah gitu, silakan mbak masuk" jelas satpam itu

"Iya pak, terimakasih" balas Fika

Kemudian Fika memasukkan mobilnya ke dalam, betapa luasnya halaman rumah ini, sampai Fika dibuat melongo melihatnya.

Kemudian Fika turun dari mobil dan tak lama disambut oleh ibu-ibu yang pesan tanaman di tokonya tadi.

"Wah, udah sampai ya" ucap ibu itu dengan senyum

"Oh iya bu, maaf agak lama soalnya tadi harus tutup toko dulu" sahut Fika dengan sopan

"Nggak kok, nggak lama, saya kira yang ngantar tadi karyawannya, eh ternyata mbak beneran" ucap Ibu Gina

"Hehe, iya bu" sahut Fika dengan senyum canggung. "Ini mau ditaruh dimana bu?" tanya Fika

"Taruh teras sini saja mbak, biar nanti anak saya yang pindahin" ucap Ibu Gina sambil nunjuk teras itu

"Oke bu"
"Udah selesai bu, kalo gitu saya pamit dulu soalnya sudah mulai gelap" ucap Fika sambil memandangi langit

"Mampir dulu ya, saya buat banyak makanan, nanti kita makan bareng" ajak bu Gina

"Maaf banget bu, tapi sekarang saya nggak bisa, kapan-kapan kalo kesini insyaallah mampir bu" jawab Fika dengan ekspresi meminta maaf

"Oh gitu ya, padahal saya pengen banget loh ngenalin kamu ke anak saya" ucap bu Gina

"Iya bu lain waktu saja ya bu, ya sudah saya harus pulang bu, maaf sekali lagi" ucap Fika dengan senyum tipis

"Iya tidak apa-apa, tapi lain waktu kamu ke sini ya" ucap bu Gina

"Iya bu, insyaallah. Ya sudah saya pamit, assalamualaikum" ucap Fika sambil bersalaman dengan bu Gina

"Waalaikumsalam hati-hati ya"

Tbc.

Algoritma CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang