Algoritma - 3

1 0 0
                                    

Di perpustakaan Fika dan Sasa sedang membaca buku pengantar manajemen, seperti yang sudah ditugaskan oleh dosen. Memang Fika orangnya seperti itu, dia penuh tanggung jawab. Sedangkan Sasa adalah temannya dari SMA, dari dulu Sasa sangat bandel orangnya, di awal perkuliahan juga masih sama sifatnya, kalau dosen tidak masuk dia langsung pergi ke kantin. Tapi semenjak dikasih tau pelan-pelan sama Fika, Sasa berubah, mungkin karena aura positif dari Fika sehingga bisa merubah perilaku Sasa.

Sasa adalah anak dari sahabat papanya. Sasa sangat erat dengan dunia basket, dia sangat jago kalau urusan basket. Di kampus dia juga banyak menorehkan prestasi yang terkait dengan basket. Dalam segi olahraga dia sangat berprestasi, tapi berbanding terbalik dengan Fika, Fika lebih sering menjadi pemenang olimpiade. Dari SMA Fika selalu menjuarai berbagai olimpiade. Selain itu dia juga menjuarai lomba musik.

Sekarang mereka tengah fokus pada buku di depan mereka, apalagi Fika, orang lewat di depannya pun, dia tidak tau, begitu fokusnya.

"Fik, gue ke toilet dulu ya, kebelet nih" bisik Sasa ditelinga Fika

"Oke Sa" gumam Fika sangat pelan

Sasa menutup bukunya lalu pergi ke toilet

Drrrt...drrrt...
(suara notifikasi berasal dari hp Fika)

Fika mengecek hpnya, mungkin ada tambahan tugas dari dosen atau ada kepentingan apa dari orang lain. Setelah membukanya Fika dibuat terkejut, kepala Fika langsung celingak celinguk, seperti mencari seseorang.

"Orang itu lagi" batin Fika

+6285******916

MeLo ini siapa sih? Kok bisa dpt foto gue!?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Me
Lo ini siapa sih? Kok bisa dpt foto gue!?

+6285******916
Masih belum inget ya, gue orang yang mau lo tabrak kemarin.

Seperti itulah orang itu mengirim pesannya.

Setelah itu Fika langsung pergi dari perpus, takut orang itu berbuat aneh-aneh sama Fika. Dia juga tidak lupa memberi kabar kepada Sasa, kalau dirinya sudah keluar perpustakaan. Jadi Sasa tidak perlu bingung kalau dirinya tidak ada di perpustakaan.


"Aneh, kenapa orang itu bisa tau gue dimana ya, fotoin gue lagi, sebenernya siapa orang itu. Gue jadi merasa diteror kalo kayak gini" gumam Fika sambil berjalan meninggalkan perpustakaan

Setelah kejadian itu Fika balik ke kelasnya, tapi ternyata kelas kosong, tidak ada satu pun mahasiswa di sana, Fika tahu pasti mereka tengah pergi ke kantin dan sebagian lagi pulang.

Fika keluar dari kelasnya, dan duduk di depan kelasnya seraya menunggu Sasa yang masih di toilet.

"Fik"

"Kadal!!!, ya ampun kaget gue Sa" ucap Fika

"Lagian lo bengong sih, ya gue kagetin lah hahaha" sahut Sasa sambil tertawa

"Sa, udah selesai jam, kita pulang yuk" ucap Fika

"Kenapa sih lo Fik, kok gue liat-liat kayak habis dikejar setan" sahut Sasa

"Jadi Sa, tadi hp gue bunyi kan, nah gue buka ternyata ada orang ngirim pesan, dan lo tau apa isinya? Foto gue lagi baca di perpus tadi, pas lo ke toilet"

"Terus?"

"Lo tau siapa yang ngirim?" ucap Fika sambil mulai panik. "Dia adalah orang yang waktu itu di jalan, pas kita mau ke mall kemarin, inget?" jelas Fika dengan ekspresi cemas campur takut.

"WHAT! Ngapain dia di sini Fik? Gue jadi takut kalo lo kenapa-kenapa Fik" ucap Sasa dengan ekspresi terkejutnya

"Apaan sih lo Sa, pake ngomong gitu, jadi tambah takut nih" sahut Fika yang matanya mulai berkaca-kaca

"Tapi tenang Fik, kalo ada apa-apa sama lo panggil gue" ucap Sasa dengan penuh keyakinan

"Emang kalo gue panggil lo bisa ngelindungi gue?" tanya Fika

"Nggak juga sih, gue juga takut" ucap Sasa sambil cengir-cengir

Mendengar itu Fika langsung menjitak kepala Sasa, Dan Fika berjalan menuju ke parkiran mobil diikuti dengan Sasa di sampingnya.

"Sa, gue duluan ya, bye" ucap Fika

"Okey dokey Fik"

Fika menancapkan gas pergi dari kampusnya itu, di jalan Fika masih terbayang-bayang oleh orang itu, sampai Fika tidak fokus menyetir dan kedua kalinya dia mau mencelakan orang. Pikiran Fika sudah pecah kemana-kemana.

Sampai di rumah, Fika langsung pergi ke kamarnya, sampai-sampai dia tidak mendengar panggilan mamanya yang berada di teras rumah. Bukan apa-apa tapi kali ini Fika sungguh pusing.

Melihat pandangan anaknya yang kosong, Shinta mamanya menghampiri ke kamar.

"Adek...sayang...mama masuk ya" ucap mamanya tanpa di jawab oleh Fika

"Kok mukanya ditekuk gitu, lagi kenapa hm, cerita dong sama mama" ucap mamanya sambil mengelus rambut Fika

"Nggak kenapa-kenapa kok ma" sahut Fika

"Kalo nggak kenapa kenapa mukanya kok gitu, sampai mama panggil aja nggak kamu jawab tadi" ucap mamanya sambil tersenyum "Oh mama tau anak mama ini lagi patah hati ya" goda mamanya

"Iihh...mama...ngapain coba patah hati" sahut Fika dengan cemberut

"Oh nggak ya, terus lagi kenapa dong?" tanya mamanya sekali lagi

"Fika nggak kenapa-kenapa ma, Fika cuma kecapekan aja tadi di kampus, Fika mau istirahat dulu ya ma" ucap Fika diikiuti oleh anggukan dari mamanya

"Ya udah, mama tinggal dulu, jangan nangis" ucap mamanya

"Mamaaa....." rengek Fika

Waktu menujukkan pukul 3 sore, kemudian Fika bangun dari tidurnya. Setelah itu Fika pergi mandi dan melaksanakn ibadah sebagai umat muslim. Lalu Fika turun ke bawah dan mengambil minuman yang terletak di dalam kulkas.

Di sana terlihat abangnya yang sedang menggoreng sesuatu. Emang abaangnya itu ahli juga dalam bidang masak, tapi kalau udah kena cipratan minyak panas lebay nya minta ampun. Apalagi kalau kulitnya melepuh, sampai nangis wkwk.

"Bang, masak apa?" ucap Fika

"Masak air, buat bikin kopi" sahut Vano

Dikira masak apa, eh ternyata cuma masak air wkwk

"Mama kemana bang?" tanya Fika

"Mama lagi ke supermarket beli bahan dapur" ucap Vano

"Ooh..bang! Fika mau liat-liat toko Fika, ntar kalo mama nanyain bilang ya lagi ke toko gitu" ucap Fika

"Iyaaa, udah sana-sana ganggu aja" ucap Vano

"Galak amat jadi abang, Fika doain pacarnya abang ninggalin abang!" ucap Fika sambil berlari

"Woy, emang dasar adek laknat lo" teriak Vano yang menggema di ruangan dapur

Tbc.

Algoritma CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang