"Ayah enggak berani lawan duel sama abang? wajar sih, soalnya ayah udah jompo." ujar anak tersebut dengan tawa pecah nya.
"Kurang ajar ini anak, kata siapa ayah enggak berani? abang tau ayah lebih tua dari abang, berarti ayah jauh lebih berpengalama...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🍑
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🍑
Berselang tak lama dari beberapa menit rossiana menekan bel rumah, pintu rumah pun terbuka.
Tat kala pintu terbuka, terpampang jelas tiga laki laki dengan yang paling tinggi berada ditengah diantara dua anak laki laki dengan pakaian rapih.
"Bundaaaaa." sapa jendra lalu memeluk bunda nya.
Sudah pasti, oci pun membalas pelukan hangat tersebut, ia merindukan buah hati nya, walau pun memang jangka waktu seminggu itu bisa dibilang jangka pendek, namun tetap saja sebagai ibu oci sangat rindu karena tidak tinggal satu atap dengan anak nya.
Mungkin sampai sini paham kan ya? iya, jendra itu seminggu tinggal dengan jeff lalu seminggu tinggal dengan oci, akan selalu seperti itu entah sampai kapan.
"Bang, kasian itu bunda nya sesek napas, gak nyadar diri? badan abang segede titan gitu?" ini suara bariton nya jeffrey yang membuat pelukan jumpa kangen tersebut selesai.
"Apasi ayah? kalo iri bilang aja. kasian banget udah enggak bisa cuddle sama bunda." inilah jendra kalau sudah dipancing keributan oleh sang ayah.
"Tuh teh liat, tiap hari begini kerjaan nya ribut mulu. kepala mahen bisa pecah." Si paling pusing dengan tingkah laku antara bapak dan anak.
