Lelaki tersebut terpaku sesaat, rasa gejolak di dada nya kembali timbul. seolah api amarah nya pun sudah berkoar koar. mengapa mantan istri nya dengan lugas mengungkit masa lalu? masa yang begitu kelam bagi seorang jeffrey.Seberusaha mungkin jeffrey menetralkan emosi nya agar ia tidak mengetik secara sarkas hal hal yang tidak di inginkan.
Jeffrey menoleh ke arah sang anak yang terlihat masih antusias menunggu hasil akhir keputusan persetujuan dari bunda nya, namun ekspresi nya tersebut mengundang gelak tawa sang ayah, terimakasih jendra ayah nya tidak jadi emosi.
"Ih naha? ayah kesurupan?" ujar nya di lengkapi aksi dirinya yang agak menjauh menjaga jarak.
"Itu bengeut hahhahaha enggak bisa dikondisikan bang? hahahahha." sang ayah dengan gelak tawa bapak bapak nya.
"Nunggu keputusan dari bunda udah kayak nunggu keputusan sidang isbat." lagi, ayah nya masih mengeluarkan bualan bualan nya.
Jendra berdecak, "Gimana? kata bunda apa?"
"Ayah! udahan ketawa nya cepet atuh si bunda kasih izin atau enggak?" ujar jendra.
"Nanti si bunda ngechat kamu bang." jawab lelaki ber-dimple tersebut.
"Abang aja lah yang ngechat duluan." ucap anak yang langsung membuka ponsel nya dengan gerakan cepat.
"Enggak sabaran banget." cibir si ayah.
"Da atuh mah ini takut keburu malem yah, susah banget minta izin berasa kayak mau minta izin buat kawin." ujar si anak mengutarakan isi hati.
Ting!
"Tuh chat dari bunda kali." jeffrey melirik ke arah ponsel sang anak.
Tak henti henti jendra menyengir. setelah chattan dirinya dengan sang bunda berakhir, jendra langsung bangkit dari duduk nya."Kering tuh gigi." cibir sang ayah mendongak, memperhatikan jendra yang terus terusan menyengir.
Jendra pun langsung menutup katup mulutnya.
Jendra melirik sinis ke arah pria yang sedang duduk sembari menatap mengejek ke arah nya.
"Dadah abang mau main dulu." ujar jendra.
Dengan gerakan cepat, Jendra menyambar pipi kanan sang ayah menggunakan bibir nya, setelah itu ia bergegas menaiki tangga untuk menuju kamar nya.
Jeffrey yang habis mendapatkan ciuman dari sang anak pun tersenyum, atmosfer hati nya terasa seperti mencair.
Jeffrey tidak menyangka, bahwa anak nya sudah sebesar itu, tidak menyangka dirinya sudah mempunyai satu anak bujang. Dan jeffrey pun merasa berdosa, karena ia belum bisa menjadi ayah yang baik untuk jendra.
•••
Outfit Jendra mau main
ミJENDRAミ
KAMU SEDANG MEMBACA
JENDRA | LEE JENO
Fiksi Remaja"Ayah enggak berani lawan duel sama abang? wajar sih, soalnya ayah udah jompo." ujar anak tersebut dengan tawa pecah nya. "Kurang ajar ini anak, kata siapa ayah enggak berani? abang tau ayah lebih tua dari abang, berarti ayah jauh lebih berpengalama...