Malam itu, Gun mendatangi apartement milik Off seorang pengusaha muda yang tak lain adalah bossnya sendiri berusia 27 tahun sambil membawa sebuah benda berwarna pink dengan garis dua ditangannya.
Jika saja selepas acara yang dilakukan kantornya sebulan lalu, Gun dan pria itu tidak mabuk mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi.
Gun mengetuk pintu apartement bernomor 31A disebuah distrik terkemuka di Bangkok. Dalam beberapa ketukan pintu terbuka menampilkan seorang pria dengan kaos oblong berwarna hitam dan boxer berwarna sama.
"Kau harus bertanggungjawab." Ucap Gun sambil menunjukkan sebuah benda yang tadi dia bawa kedepan wajah Off.
Off membelakakkan matanya,
"Kau pria, bodoh. Dan aku tidak pernah melakukan itu denganmu." Ucap Off pada Gun sambil menutup pintu kamarnya membiarkan Gun berdiri diluar sana sendirian.
*
*
*Nyatanya, Gun memang tidak pernah menyerah untuk mendatangi apartement Off setiap harinya. Tetapi, pria jangkung ini tak bergeming.
Off jijik melihat kenyataan bahwa Gun adalah seorang pria dan dia bisa hamil. Itu sudah cukup membuatnya tak habis fikir.
Beberapa bulan berlalu hingga memasuki bulan keempat dan Off yang bekerja bersama Gun memutuskan untuk memecat pria mungil itu. Alasan yang dia sampaikan pada Gun adalah bahwa Gun tidak bekerja dengan cekatan dan sering kali terlambat dalam mengumpulkan deadline tugas yang Off berikan padanya.
Gun tau, ini hanya alasan agar Off bisa melarikan diri dari tanggung jawabnya terhadap Gun. Dan Off juga sebenarnya tau karena beberapa kali Off melihat Gun pulang terlambat karena mengalami mual hebat akibat kehamilan yang dia alami.
Gun sendiri adalah seorang anak yatim piatu yang berasal dari Chiangmai dan pindah ke Bangkok untuk mendapatkan pekerjaan sebagai seorang akuntan di perusahaan milik Off.
Gun sangat sadar bahwa Off sengaja melakukan ini agar nama baiknya tidak tercemar.
Setelah Gun keluar dari pekerjaannya dikantor Off, pria mungil itu masih rutin mengirimkan hasil foto USG bayinya kepada Off. Namun, kini Gun tak menuntut apapun lagi pada Off.
Minimal, dia ingin Off mengetahui perkembangan pada bayinya sejauh ini. Gun sendiri selalu memberikan catatan kecil dibalik hasil USG yang diberikan diklinik tempatnya kontrol selama lima bulan ini kepada Off melalui sebuah amplop yang dia selipkan melalui celah kecil dibawah pintu.
Kini, kehamilan Gun sudah memasuki trisemester kedua. Gun tidak lagi mengalami morning sickness seperti yang terjadi padanya beberapa bulan lalu. Gun yang sempat mengalami penurunan berat badan akibat tidak dapat menerima makanan apapun kini mulai memperbaiki pola makannya.
Bayinya kini-pun sudah bisa diajak untuk bekerjasama dan bukan tipe bayi pemilih makanan. Gun bersyukur atas itu mengingat kini dirinya tak memiliki cukup tabungan selain pesangon yang dia dapatkan dari Off setelah dia dipecat dari pekerjaannya.
Gun sendiri kini mengikuti pelatihan yoga online melalui channel youtube dari ponselnya. Gun pernah membaca sebuah artikel bahwa yoga bagi ibu hamil sangat bermanfaat untuk memudahkan jalur lahir bagi Gun nantinya.
Hidup seorang diri nyatanya memang membosankan sehingga Gun setiap harinya hanya mengajak bayi didalam perutnya berbicara saja. Dan bersyukurnya kembali, bayinya selalu membuat hatinya yang hampa kembali menghangat karena gerakan yang bayinya berikan didalam perut Gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Offgun Birth Story #2 (MPREG)
FanfictionBerisi kumpulan birth story Offgun bergenre MPREG (hanya berisi oneshoot) bxb, 🔞 #Offgun Maaf jika typo bertebaran dimana-mana ya. *Update semood Author* *Cerita ini lahir dari fantasi author.*