septem

1.2K 98 63
                                    

Last one!

Enjoy!

---

"Wan, Thipoom masih belum siap ketemu lo." Satu tahun berlalu, dan Tawan belum bisa menatap wajah manis lelaki itu hingga saat ini. Sesekali ia akan mendapatkan foto putranya dari Off, tampan, persis seperti New dengan mata bulat nan jernih serta pipi gembil yang mengundang semua orang untuk mengalihkan fokus padanya.

Namanya Pluem, berarti kegembiraan. Sebab anak itu membawa kebahagiaan tersendiri bagi hidup Thitipoom. Tawan dengan tanpa tahu malu juga mengucap syukur sebab New menyematkan Vihokratana di belakang nama sang bayi.

Pluem Vihokratana.

Nama paling indah yang pernah Tawan temui dalam hidup.

"Mereka baik, Pluem susunya juga lahap banget. I bet he takes from Thitipoom for that. Kapan-kapan, kalo dia udah dibolehin untuk dibawa ke mana-mana sama Thipoom, gue bakal izin bawa ke sini. Ketemu sama lo."

Dan Tawan, akan menunggu hari itu tiba dengan hati yang membuncah.

"Wan, Thipoom ada nulis surat buat lo." Kepala Direktur Utama dari Alta itu ditolehkan, lalu netra miliknya memandang penuh tak percaya pada sebuah amplop biru muda polos dengan perekat berbentuk hati di tengahnya, mengundang pula kekehan dari sang Adulkittiporn di sebelahnya.

"Take it, Thipoom susah payah nulis sambil gendong Pluem, Wan."

Dengan tangan penuh getaran, Tawan menyentuh benda tersebut, menggenggamnya dengan lembut, tidak boloh kotor, robek, dan berantakan, seolah kertas paling berharga yang pernah ditemui dalam kehidupan.

"Gue balik kerja dulu." Setelah pintu ruangan besar milik Alta itu tertutup, si tan tak bisa kembali membendung rasa haru yang menguar dalam dada, ingin berteriak pula pada dunia, memamerkan segala kebahagiaan yang tiba siang ini.

"Poom—" Tawan berbisik perlahan, memandang ke arah kaca bening yang menampilkan gambaran kota besar tersebut dengan apik diwarnai dengan cerahnya langit biru serta awan putih di atas sana, "—I'll wait for you."

Beberapa waktu setelah insiden mengenaskan waktu itu, mereka kembali beraktivitas seperti biasa, walau dengan perasaan yang tak pernah bisa kembali menjadi biasa. Usaha yang dijalankan sebelumnya oleh Tawan, kini telah dialihkan pada Off, walau tetap di atas nama Vihokratana. Sebab lelaki Adulkittiporn sendiri adalah orang terdekat yang si tan miliki, bersama hampir seumur hidup, jadi diyakini Off paham dengan benar bagaimana cara kepemimpinannya selama ini.

Tawan sendiri beralih ke Alta, memimpin perusahaan manufaktur dengan omset tak terbatas tersebut. Berusaha mengembangkan usaha yang dimiliki sesuai janjinya kepada para pemegang saham dan petinggi lainnya ketika RUPS dimulai beberapa waktu lalu, menggeser posisi seorang Joss Wayar dengan segala niat busuk di dalamnya.

Ia tak kembali tinggal di markas besar, berusaha sekeras mungkin untuk memaafkan diri setelah hari itu. Mencari tempat tinggal baru, mempersiapkan pula jika kelak, New ingin kembali padanya. Sesuai dengan impian dan keinginan lelaki itu.

Untuk membesarkan anak mereka hingga tua, tidak di atas orang-orang yang tengah diberikan penderitaan akibat perbuatan yang dilakukan.

Membuat anak itu nyaman, sebab hadir di antara orang-orang yang memang menginginkannya.

Perkataan tempo hari akan, aku tidak meyukai anak-anak sebab mereka pengganggu, benar. Ia tak pernah menyukai bagaimana makhluk mungil itu hadir dalam kehidupannya, dan beberapa orang akan setuju serta mewajarkan pernyataan yang diberikan.

The Orbis ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang