3. ramalan

24 3 0
                                    

Happy reading semua📖

"Melupakan hal yang
membuat hati sakit sangat sulit"
-Azella

______________________________________

  3. Ramalan?

Masih seperti beberapa menit yang lalu, Zela masih di dalam sana bersama dokternya. Dan juga Arva yang masih duduk di bangku dekat ruangan Zela, menunggu sang dokter keluar dengan berita yang baik. Wajah Arva kini sangat cemas entahlah apa yang ada di fikiran Arva saat ini.

"Lo pulang aja biar gue disini," ucap Arva dengan keadaan duduk dan suara yang terdengar sangat lah lemas

"Ngga," jawab Riel dengan sedikit terkejut

"Mobil gue di bawa aja besok balikin," ucap Arva lagi sambil melihat ke atas

"Yaudah gue pulang titip salam buat Zela," ucap Riel dengan mengambil jaket yang ia bawa di sebelah nya

"Beres," jawab Arva

"Assalamualaikum," ucap Riel

"Waalaikumsalam," jawab Arva

🌧️🌧️🌧️

"Kak bisa disini aja ngga?, Zela ngga mau ketemu adek," ucap Zela manja dengan kakaknya

"Iya, tapi bentar aja ya, kakak masih banyak pasien yang minta di periksa," jawab sang kakak

"Yaudah deh,"

"Kak, kapan mau pulang lagi?," Tanya Zela kepada kakaknya

"Ngga akan Zel," jawab kakak Zela lembut

"Ayo, pulang Zela masih butuh kakak,"  ucap Zela dengan wajah yang hampir menangis

"Kapan-kapan ya, Zela jangan nangis," jawab dokter Kayla

Dokter Kayla dan Zela satu ayah dan satu ibu yang sama. Kayla susah untuk melupakan hal yang paling ia benci saat dulu, dan Zela tau itu. Zela hanya bisa menghela nafas, ia tau mungkin melupakan hal yang sangat menyakitkan itu sulit.

"Zela kakak keluar ya, adek kamu pasti khawatir," ucap Kayla kepada adeknya

"Kak, takut," jawab Zela

"Ngga papa, jangan takut ya," ucap Keyla

"Kakak keluar ya, udah di panggil soalnya, ya," ucap Keyla sambil berdiri dan melangkah menuju pintu keluar

"Semangat kakak," jawab Zela berusaha untuk tersenyum

"Dadah, adek kakak yang jelek," ucap Keyla sambil melambaikan tangan

"Bukan kakak gue, dah sono,"

"Yeu, awas lu nangis-nangis ke gue," ucap Kayla sudah berada di depan pintu

"Ngga, sana," jawab Zela

Ceklek

Kayla keluar dari ruang inap Zela, dan bertemu dengan adek nya Zela. Arva terlelap dalam tidurnya sepertinya ia sudah lelah menunggu sang kakak

"Maaf dek, kakak nya sudah bisa di jenguk," ucap Keyla sambil menepuk pelan pundak Arva

"Hah, oh maaf dok saya ketiduran, kakak saya gimana?," Ucap Arva

"Sudah bisa di njenguk," jawab dokter Kayla

"Terimakasih dok," ucap Arva sambil mengambil jaket yang ia taruh di sebelah kursi, dan berlari kecil menuju ruangan Zela

HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang