Pulang

229 33 19
                                    

"Hah! Apanya yang karyawan perusahaan kosmetik, ternyata dia anak dari pemilik perusahaan kosmetik terbesar di sini, tega sekali dia membodohi kita!" Hyukjae membanting majalah yang dibacanya ke atas meja rias.

"Tidak ada yang membodohi atau dibodohi, Hyuk, kau saja yang berpikir begitu." Donghae yang tengah sibuk membersihakan kamera di belakang pun menyahuti.

Hyukjae mendengus, "tetap saja! Kalau kita tahu dari awal dia itu Park Jungsoo yang itu kita kan bisa mengajukan kerjasama dengan perusahaannya, minimal mengajukan Heechul-hyung untuk jadi brand ambassador produk-produk mereka, iya kan, hyung?!"Hyukjae berpaling kepada Heechul yang kala itu sedang membersihkan sisa-sisa make up di wajahnya, meminta dukungan.

Heechul menyandarkan tubuhnya dn mengambil handphone dari sakunya, "berhenti membicarakan Park Jungsoo sialan itu, aku muak!" tulisnya yang langsung ia kirimkan ke nomor whatsapp milik Hyukjae.

Kening Hyukjae mengerut, "ah iya, ngomong-ngomong. .bagaimana keadaanmu, hyung? Kau tidak patah hati kan dicampakkan olehnya?"

Pertanyaan Hyukjae barusan komntan saja membuat Heechul naik pitam. "Siapa yang dicampakkan!? Katakan sekali lagi, aku berhenti sekarang juga!!!"

"Eeh, hyung, jangan marah begitu dong, aku benar-benar mengkhawatirkanmu," hyukjae manahan tangan Heechul yang sudah bangkit berdiri, "di antara kita semua, kau yang paling dekat dengan Leeteuk-hyung, dan. .kupikir. . .kalian juga ada sesuatu."

"Hyuk, hanya karena aku menerima hubunganmu dengan Donghae, bukan berarti aku juga gay seperti kalian! Dan kalaupun aku gay, kenapa harus pria bodoh itu! Aku bisa cari pria lain!!"

"Haiiissshhh, hyung, aku dan Donghae juga bukan gay. Kami tidak bisa menerima pria lain atau bahkan wanita lain di hati kami. Kami tidak bisa menyebut hal semacam itu dengan homoseksualitas. Kami. . .hanya terikat. Itu saja. Aku hanya bisa menerima Donghae sebagai pasanganku, begitupun sebaliknya, benarkan, Hae?!" Donghae mengangguk-angguk ketika Hyukjae berpaling padanya. "Dan kupikir kau dan Leeteuk pun juga begitu, kau menyukainya, kau jatuh cinta padanya, hyung, kau hanya selalu mengingkarinya saja."

Heechul semakin terlihat kesal, "aku tidak seperti itu! Aku sudah pernah jatuh cinta dan cintaku hanya untuk June!"

"Hyung. . ." Donghae mendekati Heechul kali ini, meninggalkan kameranya tergeletak begitu saja di atas meja, "June sudah tiada. Dia sudah membawa pergi semua cintamu. Sudah saatnya kau menemukan cinta yang baru. Bukankah kau juga merindukannya? Aku sering memergokimu menatap nanar ke arah flatnya, kau tidak bisa membohongiku, apalagi hatimu sendiri."

Heechul menghempaskan kembali tubuhnya ke atas kursi riasnya. Donghae benar, kadang dia memang sangat merindukan Leeteuk. Sudah sebulan dia meninggalkan flatnya tanpa pamit lebih dulu pdanya.

Salahkah Heechul mengharapkan ucapan selamat tinggal darinya? Hanya sebuah ucapan selamat tinggal dan dia pun akan turut mendoakan pernikahan Leeteuk dan Yoona. Bukannya pergi begitu saja tanpa satu kata pun seperti yang Leeteuk lakukan.

Heechul juga tak ingin membohongi dirinya sendiri, dia memang menyukai Leeteuk. Berkat kegigihannya, Leeteuk berhasil meluluhkan dan membuatnya jatuh hati.

Tapi pria Park itu justru pergi meninggalkannya begitu saja di saat dia sudah membuka hati untuknya. Bukankah itu jahat sekali?!

Rasanya seperti dia mengangkatmu tinggi ke awan memperlihatkan padamu pemandangan yang luar biasa indah di ketinggian, lalu setelahnya dihempaskan begitu saja. Bukankah kau akan jatuh dan hancur saat itu juga?

Heechul memikirkan kata-kta Donghae sekali lagi. Mungkin di benar, Heechul jatuh cinta pada Leeteuk. Tapi, lalu apa? Leeteuk tidak pernah tahu itu, dia tak pernah menyampaikan perasaannya pada pria itu. Lagi pula Leeteuk sudah akan menikah dengan Ahn Yoona, putri Direktur perusahaan besar di London, bahkan kabar pernikahan mereka disebarkan di media-media massa bergengsi.

MORE THAN WORDS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang