MORE THAN WORDS [HIATUS]

Subway dan Toilet

Heechul berjalan pelan menuruni tangga dengan kedua tangannya menjinjing kantong plastik hitam yang cukup besar. Minggu pagi memang jadwalnya membuang sampah. Heechul berjalan sambil merapatkan tubuhnya ke tembok, tidak mau sampai terjatuh karena kepalanya masih terasa pusing dan jalannya juga sedikit limbung. Dalam hati ia mengumpat dan mengutuki ketiga teman band-nya yang tiba-tiba saja mengadakan pesta---entah untuk memperingati apa---di rumahnya tanpa memberi kabar lebih dulu. Tahu-tahu saja Kyuhyun, Siwon dan Kyunghoon sudah menggedor pintu flatnya dengan membawa amunisi lengkap. Soju, beer, junkfood dan berbagai makanan ringan. Lalu keempat pria dewasa itu sibuk mengobrol, bercanda, menonton televisi dan mabuk sampai dini hari.

"Chulie, selamat pagi!" seru sebuah suara nyaring menyapanya, oh tidak, tidak, jangan sekarang! pekiknya dalam hati.

Yang berseru itu, siapa lagi kalau bukan Leeteuk, lelaki berwajah manis yang sudah lebih kurang dua bulan ini menghuni flat di sebelahnya, dan sudah lebih kurang dua bulan itu juga sering mengganggunya.

Heechul membalas sapaannya dengan senyuman singkat, kepalanya semakin pusing melihat senyuman Leeteuk yang kelewat manis itu. Heechul memang mabuk, namun karena toleransinya terhadap alkohol jauh lebih tinggi dari teman-temannya yang lain, maka pagi itu ialah yang bangun lebih dulu dan terpaksa membereskan sisa-sia 'pesta dadakan' semalam sementara ketiga kawannya yang lain masih terkapar di kamarnya. Hal itupun sudah membuat moodnya jelek, ditambah lagi dengan kehadiran Leeteuk yang, seperti biasa, lebih sering mengganggu daripada menyenangkan.

Bukan tanpa alasan dia tidak menyukai bertemu dengan Leeteuk, ini karena dia merasa kurang nyaman karena lelaki itu selalu menempel padanya. Dan kalau dia tanya kenapa Leeteuk terus menempelinya maka ia akan menjawab "karena aku menyukaimu" dengan enteng.

Heechul tidak membenci Leeteuk, tidak, bukan begitu, hanya saja ada beberapa hal yang kadang membuatnya tidak nyaman. Misalnya saja seperti saat Leeteuk terus mengatakan kalau dia itu cantik dan ia menyukai Heechul. Tak perlu dikatakan berulang kali pun dia sudah tahu kalau dia itu memiliki wajah dan bentuk tubuh mirip perempuan. Pernah suatu kali Heechul memberanikan diri bertanya padanya yang selalu mengatakan kalau ia menyukainya, "Teuk, apa kau itu gay?" tapi yang mengejutkan justru Leeteuk malah menjawabnya dengan dengan gelengan kepala dan kata "tidak".

Heechul tidak habis pikir, kalau Leeteuk bukan gay lalu kenapa menempel terus padanya? Aneh sekali. Tapi ya sudahlah dia tidak mau ambil pusing.

"Chul, kau kenapa? Wajahmu pucat!" Leeteuk berseru lagi kali ini terdengar khawatir seraya menaiki tangga menghampiri Heechul. "Sini kubantu," dengan sigap ia mengambil kantong-kantong plastik berwarna hitam itu dari tangan Heechul.

Sementara itu Heechul membiarkan saja Leeteuk membawa kanton-kantong berisi sampahnya, kepalanya memang pusing. Dia juga tidak menolak saat Leeteuk mendudukannya di tangga dan bersandar ke dinding, "kau tunggu di sini saja, biar aku yang buang, ya!" tukas Leeteuk langsung melesat menuruni tangga tanpa menunggu jawaban Heechul.

Hanya butuh waktu kurang dari semenit Leeteuk sudah kembali menghampiri namja cantik yang sering ia panggil dengan sebutan Cinderella itu, "kau mabuk?" tanyanya mengambil duduk di samping Heechul di tangga.

Heechul mengangguk.

"Hahaha, makanya kalau tidak kuat jangan minum!" ejek Leeteuk sambil terkekeh memparlihatkan barisan gigi geliginya yang putih dan rapih.

"Brengsek!" maki Heechul tanpa suara, "aku ini sudah minum sejak umur lima belas, tahu! Asal kau tahu saja, aku lebih kuat minum dibanding teman-temanku yang lain!" ketusnya merasa tersinggung.

Itu memang benar. Toleransinya tubuhnya terhadap alkohol cukup tinggi, ingat? Itu sebabnya dia selalu minum lebih banyak dari yang lain dan paling tahan mabuk. Tapi ia akui semalam tadi dia memang sedikit berlebihan sampai membuatnya oleng seperti sekarang ini.