1

14K 885 72
                                    

Bruuuk!

Tubuh kecil Jean terlempar ke lantai gudang yang kotor seragamnya basah, kacamatanya pecah badannya sudah dihiasi lebam memenuhi seluruh tubuh Jean memundurkan tubuhnya saat pelaku perundungan itu menyeret tongkat bisbol suara tongkat itu beradu dengan lantai terdengar mengerikan.

Buugh!

Satu pukulan mendarat dikakinya Jean tidak bisa berbuat apapun.

"Lo sengaja cari muka buat gue dihukum?!"

Bugh!

"Lo sengaja bikin gue kena razia osis hah!" Jaeyun menggeleng airmatanya terus mengalir deras.

Bibir Jaeyun bergetar ingin mengatakan sesuatu, "Enggak Hussein tadi jean disuruh.... hikss... maaf..." Sunghoon menajam melihat sosok rapuh itu.

"Siapa yang nyuruh lo ikutin?! Lo berani ya sama gue sekarang?!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Hussein tersenyum melihat Jaeyun terbaring lemah dilantai kotor berdebu itu tongkat yang dia pegang dilemparkan tak tentu arah kemudian Hussein berjongkok dan mencengkeram erat rahang kecil Jean.

"Kata gue apa sialan?!" Berteriak didepan wajah Jean, hari ini Hussein merasa sangat sial dari tidak membawa buku pr, ketahuan membawa rokok elektrik atau vaping dan pemuda manis ini tahu ada razia besar-besaran tidak memberitahunya padahal Jean sudah dia paksa masuk osis untuk menjadi mata-mata.

"Hikss.... ampuun.... "

Cuih

Cuih

Hussein meludah diwajah Jean yang menurutnya munafik itu, akan dia habisi pemuda kecil ini hari ini.

"Ahkk.... sakit Hussein .... jean minta maaf.... " wajah penuh ludah itu sangat ketakutan.

"Gue gak perlu maaf lo bangsat! maaf lo gak bikin fasilitas gue dibalikin sama bokap gue!"

Jean menangis menatap Hussein memohon seluruh badannya luar biasa sakit belum lagi cengkeram pada rahangnya seakan ingin menghancurkan. Jean bertanya dalam hati kenapa dia mendapat nasib seperti ini bertemu Hussein dan teman-temannya membuatnya tersiksa setiap hari.

"Hikss... Hussein .... sakit sekali.... hikss...." tidak yang bisa Jean lakukan, pindah sekolah? Masuk sekolah sini saja Jean berusaha keras agar beasiswa dia dapatkan apalagi pindah sekolah. uang dari mana anak yatim piatu seperti dirinya makan saja untung.

Plaaak!

Husein menampar pipi Jean saat melepaskan cengkeramannya, tangisan belum mereda tapi sedikit lebih pilu.

Ketika Hussein mengangkat tangan lagi Jean refleks menutup mata tapi ternyata Sunghoon mengelus pipinya yang tadi ditampar, Jean berhenti menangis kemudian membuka matanya menatap langsung mata Hussein berandal itu.

Hussein baru sadar kalau cupu ini sangat manis jika dilihat dari dekat, kulit putih mulus, mata bulat jernih, bibir ranum, pipi bersemu cantik karena terlalu lama menangis makanya tadi ia menampar pipi Jean supaya memerah jelas bagi Hussein sangat cantik.

Ludah yang ada diwajah Jean entah mengapa mempercantik pemuda kecil cupu ini, Hussein menggeleng brutal saat bertatapan mata dengan Jean dia membayangkan kalau cairan putihnya menghias wajah pemuda ini dan Jean merintih nikmat dibawahnya.

"H- hussein ... " padahal biasanya juga Hussein mendengar suara pilu itu tapi kenapa sekarang dia menegang mendengarnya sekarang.


"Lo jalang! Ngangkang sekarang!" Otak Hussein sudah tidak berfungsi sekarang.





Please With Me. [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang