32. end

7.8K 592 46
                                    


.

Jean disambut baik oleh keluarga besar Hussein saat menginjakkan kaki ke dalam rumah mewah nan megah itu, sepupu Hussein pun ada menyambutnya. Kabar pernikahan anak tunggal Permana tersebar ke seluruh pelosok negeri dan pendamping pria itu masih menjadi misteri.

Siapa yang beruntung bisa bersanding dengan seorang konglomerat itu, padahal jika mereka ada dipihak Jean mungkin sekarang sudah gila karena perbuatan brengsek dan bajingan Hussein.

"Jangan takut mereka semua menerimamu," Jean mengangguk, wajah cantiknya membuat orang yang ada disana terpaku pantas saja Hussein gila kalau Jean secantik itu.

"Halo semuanya nama saya Jean," ibu Cece memeluk tubuh ringkih itu dan menumpahkan rasa yang selama ini dia tahan.

"Jean maafin ibu hikss ibu jahat sama kamu .... "

Pada hari kedatangan Jean dan Juna kesana ada banyak warna lain muncul dikehidupan Hussein juga keluarga besarnya, pria itu merasa bahagia luar biasa bahkan menang proyek besar saja tidak sebahagia ini. Dua orang itu berhasil dia bawa pulang Hussein akan mendekap mereka sepenuh hati dan tenaga, tidak akan Hussein biarkan Jean berjuang lagi atau menderita lagi.

Lihat sekarang Jean dan Juna akan jadi bagian hidup Hussein mulai sekarang.

"Mulai sekarang kalian tinggal disini." Jean mengangguk patuh diikuti Juna yang melihat mamanya mengangguk.

Bicara tentang Juna anak itu sangat pintar yang membuatnya jadi favorit semua orang, Juna mendapatkan banyak bingkisan dan banyak kecupan pada pipi.

Jean berpikir apakah ini akhir dari penderitaannya? Apakah ini awal dari kebahagiaan anak sebatang kara seperti dirinya? Apakah Hussein pelabuhan terakhir yang ditakdirkan padanya? Jean menatap lamat Hussein yang juga menatapnya.

"Kamu bisa percayakan semua padaku, Jean. Aku mencintaimu selama akan begitu, jika mereka menyakitimu aku yang akan memasang punggung untuk melindungi, tapi jika aku yang menyakitimu maka aku akan menyiksa diriku sendiri." Tangan kecil Jean digenggam erat oleh Hussein.

"Aku jadi tempat pulang paling indah untuk kalian." Jean membalas tautan tangan besar Hussein dan mengangguk kecil.

Surai hitam Jean dielus lembut oleh calon suaminya.



"HUWAAA .... MAMA ... " Yang bergerak cepat menghampiri Juna bukan Jean melainkan Hussein, anak itu takut karena di kerubungi banyak anak sebayanya yang ingin mengajak bermain.

"Kalian apakan anak paman?" Salah satu anak menggeleng takut karena mata Hussein menatap mereka tajam.

"Juju takut Dio ajak main .... paman sei."




Jean menghampiri mereka dan menepuk pelan punggung ayah Juna itu, "Sama-sama anak kecil kamu jangan belain."

"Juju masih takut sama kalian .... maafin juju ya?" Anak-anak itu mengerumuni Jean lalu menggenggam tangan pria itu rebutan.

"Itu mamanya juju ..... hiksss ... papanya juju ... "





Sekarang keluarga Hussein terasa lengkap kecuali Jidan dan Jaya yang ngenes belum juga memiliki pendamping, mereka dari tadi hanya menonton kebahagiaan Hussein, tidak dapat dipungkiri kalau mereka pun bahagia untuk sahabat dan juga sepupu mereka.

"Udah gak gila lagi ya sein, Jay." Jaya mengangguk.

"Iya gawat kalo gila lagi, kita ikutan gila juga soalnya." Mereka tos bersama yang membuat Juna heboh.



"Juju mau kelen papa!! Hihi .... " dan pada akhirnya Jidan dan Jaya akan jadi pengasuh kedua setelah Jean sebab Juna menganggap mereka keren dan terus menempel pada mereka.


"Juju kalo besar mau nikah sama daddy?" Jaya kena geplak Jidan.

"Pedo anjir! Jangan mau nak," namun dengan polos Juna mengangguk.


Mungkin sampai sini dulu antara kisah Hussein dan Jean, setelah ini biarkan mereka menjalani hidup baru tanpa tertulis di lembaran berikutnya, biarkan Hussein membawa kemana pun Jean pergi bersama dan hidup bahagia layaknya kisah cinta pernikahan pada umumnya, sampai jumpa Hussein, Jean, Jaya, Jidan dan Juna.






..

Tamat

Agak maksa ya endingnya maaf kalo gak sreek, tapi kalo diterusin entar hussein balik jadi byengcek lagi.



Good bye buat jean sama sein




Mungkin juga aku hiatus juga setelah semua cerita tamat.






Please With Me. [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang