28

6.3K 664 42
                                    


.

TOK TOK TOK

"Cebental juju pandilkan mama dulu ya? Juju nda campai buka pintu!" Jantung Hussein berpacu cepat mendengar suara cadel dari anak di dalam.

Hussein terkekeh sambil menangis karena senang bisa bertemu keluarga kecilnya, dan sedih karena rindunya semakin membesar.

Tidak sia-sia usaha Hussein mencari keberadaan Jean dan anaknya sekarang membuah hasil, awalnya Hussein hanya mengikuti Jidan yang selalu pergi tanpa alasan jelas, dan ternyata Jidan memastikan Jean beserta Juna baik-baik saja lalu pergi lagi.

Hussein berusaha menghentikan tangisannya, namun gagal rasa bersalah, cinta dan rindu memenuhi relung hatinya.

Pasti Jean mau menerima segala cinta yang akan ia berikan, Hussein sudah ancang-ancang membawa dua mahkluk menggemaskan itu ke dalam dekapan hangatnya.

Tidak peduli Jean berontak Hussein akan membawa mereka pergi bersamanya apa pun yang terjadi, Hussein akan berubah untuk keluarga kecilnya.

Kleekk

"Maaf ya lama soalnya saya lagi urus jemuran dibela- SEin?!" Jean sibuk membenahi pakaian tak sadar Hussein berada di depannya.

Jean menutup pintu kembali sayang Hussein menahannya dengan mudah, "Sein jean gak salah apa-apa! Jean gak ganggu sein lagi! Jangan ambil anaknya jean! Sein lepas!" Hussein memaksa masuk dan memeluk erat tubuh ringkih itu.

"Jean ... ini sein sudah berubah ...  gak jahat sama jean lagi ... " Jean berontak dari pelukan pria tampan itu.

Hussein menangis kencang dan merosot jatuh sambil memeluk erat Jean tidak mau melepaskan pria cantik itu sama sekali, tangisan penuh penyesalan itu membuat Jean terdiam.

Tangan kecil Jean digenggam erat Hussein penuh cinta, "Jangan jean jangan tinggalkan aku lagi, aku gila." Wajah cantik Jean dikecup oleh Hussein beruntun.

"Ini sein baik jean, lihat aku sudah sehat sudah berubah untuk jean dan anak kita, jean lihat aku ayo sein mau minta maaf .... " Hussein menangkup rahang kecil Jean dan mencium bibir pria itu sekilas.

Jean mulai terisak pelan dalam pelukan Hussein pria yang Jean tunggu untuk menjemputnya dan Juna, orang yang Jean harapkan kedatangannya lalu minta maaf penuh ketulusan, setiap malam Jean berpikir apakah Hussein akan menjemputnya dan sudi bersamanya.

Ternyata benar Hussein datang menyatakan maaf dan menyatakan cinta padanya, isak tangis Jean makin keras kala elusan lembut pada punggungnya.

"Terima kasih sudah menjaga anak kita, kamu ibu yang hebat, terima kasih sudah hadir dihidupku, Jean." Hussein mendekap erat Jean dan tidak mau melepaskannya.

"Ayo bersama ku Jean, jangan hukum aku lagi, sudah cukup kehilangan kalian aku gila, ayo bersama yang brengsek bajingan ini kamu bisa menuntun ku, Jean." Jean diam dia tidak akan menjawab apapun, masih ada ragu didalam hatinya.

"Hiks ... hiks... hikss ... itu mamanya juju janan ambil ... oom janan ambil juju hikss .... " mereka lupa ada mahkluk imut dibelakang Jean menangis tanpa suara karena melihat mamanya menangis.

Juna duduk bersila kemudian menangis terisak, sangat menggemaskan.

"Ini papanya juju," Hussein mengatakannya lantang membuat anak itu membulatkan matanya.

"Papa?" Mata bak anak kucing Juna menatap bingung pria tampan yang sedang memeluk ibunya.

Juna berjalan menghampiri kedua orang dewasa itu, "Papa jemput juju cama mama? Papa belubah mau cayang juju?" Hussein mengangguk.

Bruggh

Tanpa banyak kata lagi Juna menubrukan diri ke pelukan sang ayah yang selama ini ia tunggu, Juna sering duduk diteras sendirian saat sore hari menunggu papa menjemputnya bersama mama, Jean tidak tahu namun sejak mama mengatakan suatu hari papa berubah maka papa akan menjemput mereka.

Hari ini papa menjemput mereka.

"Papa? Papa? Ini papanya juju?" Wajah haru itu membuat Jean makin menangis.

"Sein minta maaf saman Jean-nya, jean mau menikah dengan sein?"




.

Kalau ada yang mau join grup wa sungjake dm ya.....

Please With Me. [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang