27

6.1K 658 11
                                    


.

Hussein tidak tahu kalau selama ini Jidan dan Jaya mengetahui keberadaan Jean, namun mereka sepakat diam karena anggap saja tidak ingin gegabah lalu kembali menyakiti Jean lagi.

Soal anak Hussein pun mereka tahu, namun sekali lagi Jidan dan Jaya diam saja hal ini pun sesuai dengan perintah pak Cahya, sebab Hussein belum benar-benar berubah.

Hussein masih sering memandang kasta pada kehidupannya contoh, jika perusahaan kecil ingin bekerja sama mereka tidak akan dihiraukan, bahkan Hussein menolak donasi seluruh panti sosial dengan berbagai alasan.

Kadang pun tidak jarang ada beberapa karyawan yang mendapatkan kekerasan dari Hussein kalau saja bukan uang mungkin pria itu akan mendekam dipenjara.

Sebulan sekali Jidan dan Jaya akan mengawasi Jean untuk memastikan pemuda cantik itu baik-baik saja dan bayi kecil kesayangan keluarga Permana itu.

Pak Cahya selalu memantau kondisi Juna lewat dokter spesialis anak yang memang di khususkan untuk Juna, Jean sama sekali tidak curiga akan hal itu, cucu pertama Permana itu sangat dicintai banyak foto terbaru Juna akan terpajang diseluruh bagian rumah.

Hussein tidak mengetahuinya sebab mereka beda rumah, Pak Cahya tidak mengizinkan pria itu pulang ke Bandung kediaman utama mereka.

"Juna makin gendut ya dan?" Jaya gemas melihat bayi berusia lebih satu tahun itu berjalan riang mengikuti Jean.

"Pipinya besar sekali, rambutnya ikal," mereka berdua terkekeh gemas, dan sempat terkejut juga ketika Juna tersandung kakinya sendiri.



"Mama huwaaa .... catit .... toyong ... " Jean terkejut mendengar tangisan itu.


Jean menggendong tubuh kecil Juna dan menenangkan sebelum Juna akan rewel seharian.

"Kan mama bilang apa tadi? Harusnya juna inget kata mama jangan bandel ... mama bilang apa tadi?" Wajah cantik Jean ditangkup tangan mungil itu.

Juna berusaha meredam tangisannya, "hikss nda boyeh natal, teyus nda ada yayi, teyuss ... hikss ... juju yupa mama ... mamap ... " ( nda boleh nakal, terus gak boleh lari, terus ... juju lupa mama maaf)

"Terus harus hati-hati kan juna baru bisa jalan, masih belum terlalu lancar harusnya juna inget kata mama, jangan diulangin atau mama suruh duduk main sama layla aja?" Juna menggeleng, Layla itu boneka anjing dan artinya Juna tidak boleh ikut mama kemana pun selain bermain dengan Layla.

Jean memeriksa apakah ada luka pada lutut Juna, "Gak ada luka dah berhenti nangis ya? Anak pintar anak baik?" Juna memeluk sang ibu erat.

"Yayang mama .... ini mamanya juju ...." balita berusia 14 bulan itu menatap sosok cantik didepannya penuh cinta.

"Iya ... ini mamanya juna ... mama sayang sekali sama juna .... sini cium dulu," Jean mendapatkan banyak ciuman diseluruh wajahnya.


"Mamanya juju .... " Juna jadi tidak mau lepas dari Jean.







Jidan menghela nafas, "Sayang ya jean sama anaknya? Kalo aku ada umur ketemu jean aku mau minta maaf sambil sujud," pemandangan Juna memeluk erat leher Jean dan mencium pemuda cantik itu menandakan kasih sayang Jean pada anak itu sangat besar.

"Aku yakin jean sama hussein nikah tapi bakal panjang banget cobaannya, eh? Liat dan juna joget rekam! Imut!" Jaya menggigit jari tangannya melihat Juna berjoget riang mengikuti irama musik yang Jean putar.





.

Jean menepuk pipi gembil Juna karena merasa gemas pada pipi melar kesayangannya itu, "Ayo bayi mama kita makan yang banyak biar makin gendut." Jean selalu membuatkan banyak makanan sehat agar Juna semakin gendut dan semakin sehat.


"Mama juju nda lapay (juju gak lapar)" Jean mengerucutkan bibirnya.

"Yaah .... juna gak lapar .... masa mama makan sendirian? Ih sedih sekali mamanya juna .... " bayi itu menyendu kemudian menarik jari telunjuk sang ibu.

"Juju jadi lapay mama (juju jadi lapar mama)" Jean langsung menggendong Juna ke dapur

Katanya sih gak lapar, tapi lihat kenyataannya Juna begitu lahap memakan makanan buatan mamanya bahkan menggunakan kedua tangannya.


"Besok kita main ya ke time zone? Mau gak?" Jean sudah punya teman sekarang ia tak lagi merasa sepi dan merasa terkucilkan.






.






Please With Me. [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang