"Aku akan mengabsen kalian satu per satu."
"Cih" Suara Eunwoo di kejauhan. Ia barusan mengejekku, kurasa.
"Maaf? Tapi apa yang kau ter tawakan, Eunwoo-haksaeng?"
"Apa perlu kau mengabsen kami satu per satu, Sonsaengnim?"
"Maaf?"
"Jumlah kami hanya tujuh orang. Apa dengan melihat saja kau tidak tahu? Apa kepala sekolah tidak memberitahumu siapa yang akan kau hadapi? Atau… kau begitu bodoh sampai tidak ingat?"
Oke, tahan Eunbi! Tahan! Aku harus bisa menahan emosiku. Eunwoo, bocah tengik itu baru saja menyulut api yang membara di dalam dadaku. Di hari pertamaku aku sudah menerima kalimat tidak menyenangkan seperti ini, heol!
"Eunwoo-haksaeng…" Kataku. Aku mengatur napas ku agar aku masih terlihat sebagai Eunbi yang penuh dengan kharisma. Bocah tengik ini harus tunduk kepadaku, bagaimanapun!
"Aku akan melupakan kalimat mu barusan karena aku sedang sangat baik hari ini."
Eunwoo tertawa tipis tapi tidak terlihat mendengarkan kalimatku. Masa bodoh! Siapa yang butuh dia? Aku hanya perlu bertahan selama tiga bulan dan setelahnya apakah Eunwoo ini ingin mencaci siapa saja, apa peduliku?
"Baiklah, hanya tinggal Jung Jaehyun dan Jeon Jungkook yang tidak berada dalam kelasku saat ini." Aku akhirnya menutup daftar nama yang ada di balik map hijau.
Aku berbalik dan memunggungi mereka. Tentu tidak ada satu pun yang menyadari bahwa sekarang aku sedang meniup poni-poniku untuk meredakan amarah. Meskipun aku tidak berbalik, aku sudah bisa melakukannya mengingat bocah-bocah tengik itu tidak menganggap ku sebagai manusia yang akan memberi mereka ilmu. Terserahlah.
Aku menatap ke luar jendela, di sana ada sebuah taman yang nampaknya tidak terurus. Dia bawah pohon besar ada seseorang yang sedang bersandar dengan mata terpejam. Tanpa perlu berpikir dua kali aku sudah yakin itu Jung Jaehyun. Yah, seperti yang Si Gendut Bau bilang, pemuda itu nampaknya tidak memiliki gairah untuk belajar musik. Kurasa aku juga tidak perlu repot-repot mengurusinya.
Ujian murid-murid Melody High School akan dilaksanakan dalam dua bulan lagi, Eunbi –yah. Berhasil atau tidaknya kau dalam remidial ujian perusahaan ini tergantung pada keberhasilan ujian mereka.
Jangan khawatir Ayah, aku pasti bisa membuat sebagian besar dari murid-murid ku lulus.
Tantangan mu adalah untuk membuat ‘seluruh’ murid yang kau ajari lulus dari sana. Bukan ‘sebagian besar’
Aigoo, bagaimana kau bisa seperti ini? Yang ujian kan mereka, bukan aku. Jika mereka tidak lulus, itu bukan salahku, Ayah.
Nampaknya kau tidak memahami sesuatu, Eunbi-yah. Keberhasilan seorang murid adalah keberhasilan gurunya. Kalau mereka gagal, kau juga gagal. Ingat itu.
Tidak! Tidak! Tidak!
Kenapa percakapanku dengan ayah harus muncul saat ini! AISH… JINJJA!
Aku ditempatkan di sini pula! Di tempat sampah-sampah dari sekolah ini berada. Bagaimana cara aku meluluskan ketujuh orang dari sini sementara mereka tidak mengakui aku sebagai gurunya? Wah, ini namanya penindasan. Bisa-bisanya ayah melakukan ini padaku.
"Apakah… " Aku mulai berbicara lagi di depan kelas. "Ada yang bisa memanggil Jaehyun-ssi untuk menghadiri kelas?"
Mataku sengaja ku buat menyipit dengan harapan mereka akan luluh pada wajahku ini. Aku juga membuat bentuk bibir yang sedikit dimajukan agar mereka tahu bahwa walaupun aku lebih tua, aku tetap cukup muda untuk menarik perhatian para pria seperti mereka. Tidak ada yang bisa menolak kecantikan ku. Tidak ada seorangpun di dunia ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN TROUBLED MEN
HumorIni buruk! Hwang Eunbi dikirim kesebuah sekolah karena telah gagal menempuh ujian ketiga. kalau dikirim ke sekolah untuk belajar dan mengasah kemampuan musiknya lagi sih tidak apa-apa, tapi ini... Eunbi menjadi guru. kau dengar? menjadi GURU! sim...