Karena duduk diam di ruang guru sangat membosankan, aku memilih perpustakaan sebagai destinasi waktu rehatku. Meskipun aku didapuk sebagai penanggung jawab kelas aneh itu, tapi untuk beberapa bidang studi, sudah ditangani oleh ahlinya. Mereka mungkin sedang berada di salah satu kelas paling membosankan sepanjang semester. Kelas composing.
Jika hanya membuat not-not dan menyusunnya menjadi sebuah lagu itu aku juga bisa sebenarnya. Tapi kelas satu ini akan memaksa setiap muridnya untuk menciptakan sebuah lagu penuh. Artinya, di kelas itulah mereka akan belajar soal lirik.
Semasa sekolah dahulu aku mendapat nilai C untuk kelas ini. Karena menyebutnya nilai Cukup menyakitkan hatiku, jadi kita sebut saja C sebagai kependekan dari Cantik, sesuai penampilanku.
"Hehe." Aku tanpa sadar tertawa sendiri membayangkan ini. Gadis-gadis melihatku dengan aneh. Mungkin saja bertambah lagi daftar nama-nama orang yang sudah menganggapku gila. Mengabaikan pandangan tersebut, aku mulai berdiri dan melongok ke jendela belakang. Ruangan perpustakaan adalah tempat yang paling sepi dari seluruh ruangan yang ada. tentu saja aku tidak menghitung gudang dan halaman belakang yang tidak terurus. Tapi ada satu yang menarik di sini.
Jendela belakangnya tepat mengarah pada lapangan basket di mana Legolasku berada. Aku mendengar suara peluit ditiup dan teriakan-teriakan memerintah dari mulutnya. Suara itu sangat dekat hingga aku dapat merasakannya sebagai bisikan lembut di telingaku. Benar, aku berada di sini karena aku ingin melihat pemuda tampan itu lebih lama. Ah~ aku benar-benar bahagia.
Tapi rasanya bukan hanya aku saja yang menyukai Taehyung. Di sebelahku tepat dua meter, ada beberapa gadis berkerumun sembari berbincang kecil. Aku melihat binar-binar di matanya. Bahkan yang paling buruk rupa di antaranya ketahuan sedang meneteskan air liur. Aku jadi jijik. Mereka anjing atau apa?
Aku baru saja akan menegurnya dengan kewenanganku sebagai guru. Tapi mereka membubarkan diri begitu saja, tanpa aba-aba. Malah beberapa terlihat ketakutan dan pergi dari sisiku dengan segera.
"Aneh. Apa aku sejelek itu?"
Aku mulai memerhatikan lapangan basket lagi. Tapi Taehyung sudah tidak ada di sana. Aku mendesah dan membalikkan badanku. Tapi aku harus mau terlonjak saat itu. Di meja kecil tempatku duduk tadi sudah diduduki oleh seorang pria yang kukenali.
Ia melongok sebentar ke arah jendela kemudian mengangguk seolah mengerti.
"Kau menyukainya?" Kata Jaehyun. Aku mendesah pelan kemudian mengajaknya duduk di tempat yang lebih besar. Bocah itu membawakan ku sekaleng jus jeruk instan.
"Dia memang tampan, tapi dia tidak terlihat menyukai wanita." Katanya lagi. Aku awalnya tidak tertarik dengan topik Taehyung jika yang mengatakannya adalah Jaehyun. Tapi sepertinya aku harus mendengarkannya mengingat ia hidup di sekolah ini lebih lama daripada aku.
"Kurasa ia seorang gay." Mungkin Jaehyun berbohong padaku.
Tapi bagaimana kalau tidak?
"Tidak mungkin!"
"Kau harus percaya padaku, Noona."
"Aku baru mengenalmu kemarin dan mengapa aku harus percaya padamu?"
Aku mendapat teguran dari beberapa orang yang sibuk dengan buku-bukunya. Suaraku terlalu kencang tadi. Jadi kali ini aku berbicara kalimat yang sama dua kali dengan nada yang lebih rendah agar Jaehyun paham apa maksudku.
"Kau akan sia-sia mengejarnya, saingan mu terlalu banyak jika mengejar guru satu itu, Noona."
Aku memukul kepala Jaehyun hingga ia meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN TROUBLED MEN
HumorIni buruk! Hwang Eunbi dikirim kesebuah sekolah karena telah gagal menempuh ujian ketiga. kalau dikirim ke sekolah untuk belajar dan mengasah kemampuan musiknya lagi sih tidak apa-apa, tapi ini... Eunbi menjadi guru. kau dengar? menjadi GURU! sim...