3

132 27 1
                                    



Mungkin ini sangat terlambat. Bahkan aku sudah sangat tidak sopan ketika menulis ini. Tapi apapun...

Halo!

Aku Hwang Eunbi. Tahun ini aku akan menginjak usiaku yang ke dua puluh satu. Yeah, kau bisa mengatakan aku cukup tua untuk masuk ke dalam sekolah tinggi ini karena perlu kuteriakan padamu AKU ADA DI MELODY HIGH SCHOOL SAAT INI!

Ini gila. Ayahku sendiri yang mengirimkan ini saat ia bicara soal hukuman tiga kali gagal dalam tes perusahaan. Kalau aku dikirim ke sini untuk belajar lagi dan mengasah kemampuan musikku lagi sih tidak apa-apa, tapi ini…

aku menjadi guru. Kau dengar aku? Menjadi GURU!

Aku yang tidak memiliki kualifikasi bahkan untuk mengajari diriku sendiri kini harus masuk ke dalam sebuah sekolah elit untuk mengajari beberapa bocah ingusan nakal yang gemar menarik perhatian guru-guru cantik dan seksi. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku berharap hari ini aku tidak cantik ataupun seksi, bahkan tidak keduanya!

Tadi di gerbang utama, aku bisa melihat bagaimana para pemuda ingusan ini memperlakukan seorang pedagang wanita yang kebetulan melintas di depan sana. Aku jijik sendiri. Semoga tidak ada pemuda semacam itu di kelasku nanti.

Ah iya, bicara tentang ini, aku sudah berada di ruang kepala sekolah. Aku sih tidak terlalu terkesan pada mewahnya ruangan ini. Ayahku memiliki ruangan kantor dua kali lipat lebih bagus daripada ini. Tapi demi pencitraan pertamaku dan pencitraan perusahaan kami, mau tak mau aku harus membuang-buang banyak saliva demi memuji berbagai barang di ruangan ini.

Si Pemilik Ruangan adalah seorang wanita pendek, gemuk dengan rambut yang di bob sebahu. Ada warna-warna keabuan di bagian ubun-ubun kepala dan aku percaya itu tanda bahwa wanita ini sudah lebih tua daripada kelihatannya.

Aroma tubuh yang diproduksinya terendus aneh di hidungku. Aku tahu itu adalah parfum Jean Paul Gaultier yang sama dengan yang dipakai Ibuku. Tapi rasanya aneh karena aroma klasik itu tercampur dengan bau badannya yang tidak sedap. Kurasa wanita ini membutuhkan pensiun segera.

"Jadi kau Hwang Eunbi benar?"

"Benar."

Dia juga sepertinya pikun. Tadi itu kali ketiga aku menjawab pertanyaan yang sama darinya. Aku masih menjaga citra diriku meskipun kesal. Ku anggap saja permasalahan teknis dengan wanita gemuk ini bagai soal matematika dasar dalam ujian perusahaan ku kemarin. Bisa tidak bisa, aku pasti menghadapinya. Kira-kira seperti itu.

"Kau ditugaskan selama tiga bulan di sini untuk membantu para pelajar-pelajar bermasalah."

"Ya, benar—eh? Tunggu, tadi apa katamu, Mam?" Satu lagi, Si Gemuk Bau dan Pikun ini tidak suka dipanggil dengan namanya, ia lebih menyukai panggilan Mam yang bagiku terdengar seperti Ham, cocok dengan dagingnya yang melimpah.

"Kau akan menangani beberapa pelajar bermasalah."

"Maksudmu ada yang…" Aku menyilang kan telunjukku di depan jidat. Tapi Si Gendut Bau menggeleng.

"Bukan bermasalah yang seperti itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEVEN TROUBLED MENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang