Chan benar-benar sedih melihat keadaan Minho yang seperti ini.
"Yang mulia tolong Percayalah pada saya" kata Minho berusaha meyakinkan Chan.
"Siapa yang mengatakan dia hamil?" Tanya Chan lalu membantu Minho berdiri.
"Kemarin kami tak sengaja menolong Selir Lee yang pingsan di halaman Istana. Tabib mengatakan bahwa saat ini dia tengah hamil muda, itu mustahil yang mulia jika itu keturunan anda" kata sang menteri.
"Aku tidak suka selir ku diperlakukan seperti ini. Jadi tolong bubarkan semuanya" kata Chan pada mereka semua.
"Minho kembali ke kamar mu ya" kata Chan sambil menepuk punggung pria itu.
"Kakak bagaimana ini? Aku sama sekali tidak pernah berhubungan dengan siapapun selain dengan yang mulia" kata Minho sambil menangis. Minhyun langsung mengangguk sambil berusaha menenangkan pria itu.
"Jika anda tidak berhubungan dengan orang lain. Jadi menurut anda itu anak siapa?" Tanya Minhyun kemudian.
"Yang mulia? Aku hanya melakukan itu dengannya. Tapi mustahil, yang mulia itu mandul" kata Minho lalu kembali menangis.
Tiba-tiba pintu itu dibuka, ternyata itu Chan dengan wajah datarnya.
"Kau keluar" kata pria itu pada Minhyun. Pria itu lalu menunduk dan keluar dari sana menyisakan Minho saja.
"Kenapa menangis seperti itu?" Tanya Chan pada Minho. Minho berusaha untuk bangun dan menatap pria itu.
"Yang mulia Percayalah pada ku, aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain hanya dengan anda" kata Minho kembali berkaca-kaca.
"Sebelum aku marah, katakan sejujurnya Minho" kata pria itu sambil memegang tangan Minho.
"Aku berkata jujur yang mulia" kata Minho sambil menangis.
"Bagaimana caranya aku bisa percaya pada mu?" Tanya Chan pada pria itu. Minho yang sudah putus asa lalu menggenggam tangan Chan.
"Anda bisa memukul saya atau membunuh saya" kata Minho. Chan menghela napas.
"Baiklah aku akan percaya, apa kau bisa selalu setia pada ku?" Tanya Chan kemudian. Minho langsung mengangguk sambil memegang kedua tangan Chan.
"Saya akan setia selamanya pada anda" kata Minho. Chan lalu tersenyum mendengarnya dan memeluk pria manis itu.
"Sepertinya aku mulai menyukai mu Minho" kata pria itu sambil mengusap punggung pria itu.
"Anda percaya kan pada saya?" Tanya Minho lagi. Chan lalu mengangguk pelan sambil mencium leher pria itu.
"Jadi berhentilah menangis dan ayo istirahat" kata Chan sambil menuntun Minho ke kasurnya.
"Coba aku lihat apa kau benar-benar hamil?" Tanya Chan. Minho lalu membuka hanboknya dan memperlihatkan perut yang agak buncit itu.
Chan mengusapnya dengan sayang, dia lalu menyendarkan tubuh Minho ke bahunya.
"Aku bingung kenapa bisa hamil" kata Minho.
"Menurut mu karena apa? Coba ingat-ingat dengan siapa saja kau pernah melakukan itu" kata Chan sambil mengusap perut si manis.
"Dengan mu saja" kata Minho.
"Jadi ini anak siapa?" Tanya Chan lagi.
"Anak mu?" Tanya Minho, tapi sepertinya bukan.
"Hmm Minho apa kau percaya aku mandul?" Tanya Chan lagi. Minho lalu mengangguk dengan cepat.
"Anda sudah menikah dengan ratu lebih dari 10 tahun tapi ratu tidak hamil-hamil padahal dia dikatakan sehat" kata Minho.
"Jadi aku yang sakit ya?" Tanya Chan.
"Aku dengar seperti itu" jawab Minho. Chan lalu mencium pipi pria itu berkali-kali.
"Minho sebenarnya aku tidak mandul" kata pria itu kemudian. Minho langsung terkejut dan menatap pria itu.
"Apa saat ini anda hanya ingin menghibur saya?" Tanya Minho.
"Tidak, aku memang tidak mandul. Aku sebenarnya tidak ingin punya anak dengan Yongbok" kata Chan.
"Aiss" tiba-tiba Minho menarik hidung pria itu. Membuat Chan meringis.
"Kenapa tadi kau ikut mengintrogasi ku?" Tanya pria itu kesal. Dia lalu membenahi pakaiannya dan ingin pergi. Tapi dengan cepat Chan langsung menarik tubuh pria itu.
"Aku belum puas mengusap calon bayi ku" kata Chan sambil memasukan tangannya ke dalam pakaian Minho.
"Sebelum aku marah, sebaiknya kau mengatakan hal yang sejujurnya" kata Minho.
"Sebenarnya Ratu itu adalah adik sepupu ku, kami menikah untuk menjaga kemurnian pewaris tahta kerajaan ini. Karena perkawinan yang tak sepantasnya itu membuat keluarga ku seperti di kutuk.
Ayah dan ibu ku dulu sama seperti ku, bahkan lebih miris. Mereka adalah saudara kandung. Karena obsesi para tetua kerajaan mereka menikah. Karena itu membuat banyak saudara ku yang meninggal karena itu. Orang-orang bilang itu adalah sebuah kutukan. Karena mengawini saudara sendiri.
Hanya aku yang selamat, selamat dalam artian tidak mati. Saat kecil aku terlahirkan dengan kaki yang lemah. Saat berumur enam tahun aku belum bisa menggerakan kaki ku sama sekali. Karena itu aku diasingkan di desa untuk melakukan pengobatan dan akhirnya berhasil" jelas Chan.
"Jadi karena itu kau tidak ingin punya anak dengan Ratu?" Tanya Minho kemudian.
Chan langsung menganguk sambil memeluk pria itu dari belakang.
"Aku tidak ingin anak ku meninggal atau terlahir cacat" kata Chan. Minho mengangguk lalu dia menyandarkan dirinya pada pria itu lagi.
"Jadi ini anak ku Minho, kau jangan khawatir" kata Chan sambil mencium pipi si manis. Minho tersenyum mendengarnya, karena kejujuran itu membuat Minho merasa nyaman dengan pria itu.
"Berjanjilah pada ku, kau harus menjaga anak kita dengan baik" kata Chan. Minho kemudian mengangguk pelan.
💎💎💎
Sang Ratu nampak menatap ke arah cermin dengan mata berkaca-kaca.
"Apa itu anak yang mulia? Ini tidak mungkin. Kenapa dia bisa mengandung?" Tanya pria manis itu sambil menangis.
"Yongbok?" Tanya Chan saat melihat pria itu masuk ke kamarnya.
"Iya ini saya yang mulia" kata Yongbok pada pria itu.
"Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" Tanya Chan pada pria itu.
Hari itu Chan mengumpulkan semua anggota kerajaan dan para menteri. Saat itu dia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada semua orang.
Chan tidak mengatakan secara langsung bahwa dia tidak ingin memiliki anak dengan Yongbok. Tapi dia mengatakan bahwa janin yang dikundung oleh selirnya itu adalah miliknya.
"Selir Lee tidak pernah menghianati ku, jadi perlakuan dia dengan baik. Karena dia saat ini tengah mengandung pewaris kerajaan ini" jelas Chan. Semua orang menunduk memberi hormat termasuk Yongbok yang saat ini ada di samping Chan.
Pria itu sebenarnya sangat sedih, mengingat bahwa Chan akan lebih menyayangi Minho daripada dirinya.
"Apa aku yang sakit ya?" Gumam Yongbok sambil menatap ke arah danau istana itu.
"Yang mulia" seseorang menyapa pria manis itu. Yongbok menoleh lalu dia memberikan senyuman pada pria itu.
Senyuman manis itu dia dapatkan saat ini, entah apa yang pria itu rencanakan padanya.
"Selir Lee ayo ke mari" kata Yongbok seperti biasanya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
SELIR || BANGINHO ✔
FanfictionSEBELUM BACA, WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR!!! Kemiskinan membuatnya datang ke kerajaan untuk menjadi seorang selir kerajaan. "Jadwal apa ini? Aku setiap hari ke 3 dan ke 7?" Tanya Minho kebingungan. Minhyun nampak tersenyum lalu dia mencoba menjelaskan...