SATU 💎 : PENGUMUMAN

6.2K 452 21
                                    

Saat matahari mulai menyinari dunia, semua orang di desa itu keluar dan memulai mata pencaharian mereka.

Mereka sengaja bangun lebih awal agar bisa melakukan pekerjaan yang banyak. Mengingat akhir-akhir ini kerajaan menerapkan pajak yang besar bagi mereka semua.

"Minho ayo bantu ayah" suara itu terdengar dari kamar seorang lelaki muda yang tengah mengikat rambut panjangnya itu.

"Tunggu sebentar" kata Minho, lalu dia langsung berlari ke luar. Dengan pakaian sederhananya dia berjalan mengikuti ayahnya ke kebun.

Karena krisis itu membuat Minho harus ikut membantu kedua orang tuanya, mengingat mereka sangat banyak memiliki hutang keluarga dengan kerajaan.

"Ayah tunggu sebentar" kata Minho yang mewalahan mengikat gandum itu. Apalagi saat itu sudah siang dan matahari nyaris membakar kulitnya.

"Hari ini kita harus sudah menyelesaikan semuanya Minho, ayah takut utusan kerajaan akan datang sore ini" jelas sang ayah. Minho menghela napas, dia benar-benar miris mendengar itu. Bagaimana caranya agar mereka hidup tenang tanpa memikirkan hutang keluarga nenek moyang mereka.

"Kau lelah ya?" Tanya sang ayah saat melihat wajah putranya itu. Minho nampak terengah-engah sambil mengusap keringatnya yang bercucuran  itu.

Pria itu terkekeh, dia lalu mengusap rambut anaknya itu. Kulit Minho terlihat agak menggelap sekarang karena ikut bekerja bersama sang ayah.

"Ini kau carikan ayah air di sungai ya, sambil beristirahat" kata pria itu sambil memberikan sebuah bambu pada Minho.

"Ayah maaf ya, aku tidak sekuat kau. Tapi aku akan berusaha membantu kalian" kata Minho sambil tersenyum. Pria itu mengangguk lalu dia kembali melanjutkan pekerjaannya.



Minho menghirup udara segar dari hutan itu. Sesekali beberapa orang menyapa dirinya diperjalanan.

Wajahnya yang manis dan ramah membuat semua orang sangat senang bertemu dengan pria itu.

"Hai!" Seseorang menepuk pundaknya. Minho membalikan tubuhnya dan menatap pria itu.

"Han rupanya kau, ayo ikut aku ke sungai" kata Minho. Han mengangguk lalu dia menggandeng tangan Minho. Pria itu adalah tetangga Minho.

Pakaian Han dan Minho benar-benar berbeda. Hanbok yang dipakai oleh Han lebih bagus dari milik Minho. Terkadang si manis itu agak tidak percaya diri saat bersama dengan Han, karena dia akan terlihat sangat lusuh.

"Minho coba ini, tadi ibu ku membuatnya" kata Han sambil memasukan semua permen ke mulut Minho.

"Wah enak sekali" kata Minho tersenyum. Han lalu merogoh kantungnya dan memberikan segenggam permen pada Minho.

"Ini untuk mu" kata Han. Minho benar-benar senang.

"Apa ibu mu tidak akan marah?" Tanya Minho. Han langsung menggeleng dan memeluk lengan pria manis itu.

Minho sebenarnya kadang merasa tidak nyaman dengan keluarga Han. Saat Han mengajaknya bermain ke sana, mereka seperti tidak suka dengan Minho. Kadang-kadang Minho memdengar mereka berbisik tentang keluarganya. Hal itu memang tidak lumrah lagi karena dia dari keluarga miskin.

Minho kadang menepis hal buruk yang ada di kepalanya dan fokus berteman dengan Han saja. Karena dia sepertinya tulus ingin menjadi teman Minho.

"Kulit mu kenapa?" Tanya Han saat Minho mulai mengambil air dari sungai.

"Aku membantu ayah ku di kebun" jawab Minho sambil tersenyum. Han mengangguk pelan.

"Aku juga ikut ya membantu mu" kata pria itu. Mendengarnya Minho langsung menggeleng pelan. Dia tidak mau kena masalah karena mengajak pria itu panas-panasan.

"Tidak sebantar lagi selesai" kata Minho sambil tersenyum. Mendengar itu membuat Han nampak mengangguk.

Saat Minho akan kembali, dia tak sengaja melihat kerumunan orang di papan pengumuman itu.

"Han Jihan apa yang kau lakukan?" Tanya Han saat melihat adik perempuannya ada di sana.

"Kakak!" Teriaknya dia lalu berlari ke arah Minho dan Jisung.

"Ada pengumuman penting, kerajaan saat ini mencari seorang selir dari luar keluarga kerajaan dan bangsawan" kata perempuan itu sambil kegirangan.

Mendengar itu Han langsung menyentil dahi adiknya kesal.

"Jadi kau ingin ikut?" Tanya Han. Gadis itu langsung menganguk dengan cepat.

"Iya aku ingin menjadi selir kerajaan, Hai! Kenapa kau menyentilku?" Kata gadis itu sambil meringis.

"Kau masih kecil, usia mu baru 15 tahun. Kau tahu tugas selir itu istri simpanan raja" jelas Han.

"Tapi kak" kata Jihan. Karena kesal Han langsung menjewer adiknya dan membawanya pulang.

"Sampai jumpa Minho" kata pria itu sambil melambai. Minho tak sengaja melihat brosur yang dijatuhan Jihan tadi. Dia langsung memungutnya.




💎💎💎

"Sampai kapan kalian tidak akan melunasi hutang kalian?" Tanya para utusan kerajaan itu. Dia sudah membuat ayah Minho babak belur saat itu.

"Tolong berikan kami waktu satu bulan lagi" kata pria itu sambil memohon-mohon pada mereka. Namun pelukan dan tendangan itu dia dapatkan lagi.

Mendengar suara keributan itu membuat Minho terbangun. Tadi dia tak sengaja tertidur dan saat ini terbangun karena suara itu.

Dengan cepat dia langsung berlari dari dalam ke luar. Minho terkejut saat melihat sang ibu sudah menangis di depan pintu menyaksikan suaminya tengah dipukuli oleh mereka.

"Kami akan memasukan kalian ke penjara" kata mereka sambil menyeret ayah Minho dari sana.

"Tunggu! Jangan lalukan!" Teriak Minho sambil mencoba melepaskan tangan pria itu dari leher sang ayah.

Dengan kesal Minho langsung menghempaskan tangan pria itu dan membawa ayahnya mendekat ke arah sang ibu.

Karena tak sempat mengikat rambutnya, membuat rambut panjang pria itu tergerai.

"Kau siapa manis?" Tanya seorang pria pada Minho. Minho tak menanggapi mereka dia masih fokus untuk melihat keadaan orang tuanya.

"Kau ini laki-laki atau perempuan?" Tanya pria itu pada Minho. Minho menatap mereka dengan tajam.

"Apa yang kalian lakukan pada mereka?" Tanya Minho dengan gelak.

"Wah dia lelaki, tapi berwajah manis" kata yang lain. Minho menghela napas lalu dia mendekat ke arah mereka.

"Sebaiknya kalian pergi!" Usir Minho sambil memegang kerah baju salah satu dari mereka. Melihat itu membuat pria itu tersenyum miring.

"Kalian tidak bisa melunasi hutang kalian, jadi karena itu mereka akan kami bawa ke penjara" kata pria pria itu sambil melepaskan tangan Minho.

"Bawa dia!" Kata pria itu pada anak buahnya. Mereka lalu kembali memegang kedua orang tua Minho.

"Jangan-jangan tolong jangan" kata Minho dengan wajah paniknya. Mereka terlihat tersenyum miring mendengar itu.

"Wajah mu sangat cocok menjadi kandidat selir raja" kata pria itu. Minho nampak meneguk salivanya.

"Sejak pengumuman itu belum ada yang mendaftarkan diri untuk menjadi selir. Hal itu membuat kami sangat kesulitan" kata pria itu.

"Terus?" Tanya Minho.

"Kau ikut atau kami masukan keluarga mu ke penjara?" Tanya pria itu. Mendengarnya membuat kedua orang tua Minho menggeleng.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

Gais-gais aku kembali dengan cerita berlatar kerajaan, semoga kalian suka ya 🥰


Lanjut gak ni?

SELIR || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang