Hampir dua hari Chan tak kembali ke kamarnya. Karena saat ini Minho belum bisa berjalan dengan baik jadi dia hanya diam menunggu pria itu.
"Yang mulia" panggil Minho saat melihat sang raja memasuki ruangan itu. Wajah Chan nampak dingin, dia masuk tanpa menatap Minho sama sekali.
Minho berusaha untuk bangun dari saja, jujur perutnya masih sangat sakit. Tapi dia berusaha untuk menyusul pria itu.
"Yang Mulia Maafkan aku" kata Minho pada pria itu. Chan nampak mendiamkan pria itu.
"Yang mulia" panggil Minho lagi saat pria itu berusaha untuk pergi ke tempat mandi.
"Yang mulia" panggil Minho sambil menahan tangan pria itu. Dia benar-benar merasa bersalah pada Chan karena tak mendengarkan suaminya itu.
"Aku mohon Maafkan aku" kata Minho sambil menatap pria itu. Tiba-tiba Chan menyeringai dan menatap pria itu.
"Kau dengan mudahnya mengatakan itu, kau tidak tahu bagaimana perasaan ku. Ini semua karena kecerobohan mu, aku sudah ribuan kali mengatakan jangan pernah keluar dari ini" kata Chan sambil menarik tangannya. Minho terlihat berkaca-kaca, Chan benar-benar seperti orang yang berbeda saat ini.
"Aku tahu ini semua salah ku, aku tidak akan mengulanginya lagi. Tolong maafkan aku" kata Minho sambil menangis.
"Begitu cara mu berbicara dengan seorang raja? Aku sudah terlalu kecewa pada mu, kau benar-benar tidak bisa menjaga sesuatu dengan baik. Aku benar-benar muak melihat wajah mu" kata Chan langsung pergi.
"Yang mulia" kata Minho berusaha untuk mengejar pria itu. Tapi karena kondisinya kurang baik membuatnya tertinggal.
"Sebaiknya kau pergi dari kamar ini, dasar tidak tahu malu" kata Chan sebelum menutup pintu.
"Sebaiknya anda fokus terlebih dahulu untuk penyembuhan anda. Yang mulia sepertinya saat ini masih sedih jadi beliau agak dingin" ujar Minhyun berusaha untuk menenangkan Minho.
Minho lalu mengangguk sambil mengusap air matanya. Saat ini mereka sudah ada di istana Selir.
Setiap malam ketiga dan ketujuh, Minho selalu mempersiapkan dirinya. Dia selalu menunggu pria itu untuk datang, namun semua yang dia lakukan sia-sia.
"Di saat aku mulai mencintainya, dia perlahan menghindar dari ku" kata Minho sambil menatap ke arah jendela kamarnya malam itu.
Tiga Minggu berlalu setelah keguguran yang dialami oleh Minho. Sekarang pria itu sudah bisa berjalan-jalan.
"Apa masih sakit?" Tanya Minhyun pada Minho.
"Masih agak nyeri, tapi aku sudah bisa berjalan" kata Minho. Minhyun mengangguk dia senang Minho sudah mulai sehat.
"Aku ingin bertemu dengan yang mulia" kata Minho tiba-tiba. Minhyun menaikan salah satu alisnya.
"Sebenarnya dua hari lagi akan ada tamu yang datang ke kerajaan ini. Semua anggota kerajaan akan hadir ke aula. Jadi saat itu anda bisa datang dan bertemu yang mulia" kata Minhyun.
Minho mengangguk mendengarnya, bagaimana pun caranya dia harus mendapatkan maaf dari pria itu.
Minhyun mengajak Minho untuk berjalan-jalan mengelilingi istana. Sepertinya jika terus diam di kamar, pria manis itu akan menjadi stres dan penyembuhannya mungkin akan lama.
"Yang mulia" kata Minho saat melihat seorang dengan hanbok merahnya berjalan tak jauh dari sana.
Pria itu langsung berlari ke sana, apalagi saat itu yang mulia berjalan hanya dengan Hyunjin pelayannya.
"Selir Lee?" Tanya Hyunjin saat Minho datang pada mereka.
"Percepat langkah mu" kata Sang raja. Dia berusaha untuk menghindari Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELIR || BANGINHO ✔
FanfictionSEBELUM BACA, WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR!!! Kemiskinan membuatnya datang ke kerajaan untuk menjadi seorang selir kerajaan. "Jadwal apa ini? Aku setiap hari ke 3 dan ke 7?" Tanya Minho kebingungan. Minhyun nampak tersenyum lalu dia mencoba menjelaskan...