007# Lucaseric De Myrtle

3 1 0
                                    

"Maaf jika perlakuanku telah membuat tuan putri merasa tidak nyaman," katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf jika perlakuanku telah membuat tuan putri merasa tidak nyaman," katanya.

Aku hanya tersenyum lalu memejamkan mataku, menikmati ketenangan yang jarang sekali kurasakan. Setelah rambutku selesai di kepang olehnya, dia menaruh bunga mawar itu sebagai penghias di rambutku. "Sangat cantik." ujarnya.

Perlahan aku membuka mataku, seperti dugaanku, saat bersama Lucas perasaanku menjadi sangat tenang. Aku menoleh dan menatapnya, meskipun aku tahu pangeran hanya berpura-pura melakukan segala hal denganku, tapi aku merasa sangat senang karena pangeran sudah berada di sini.

"Tuan putri sangat cantik seperti bunga mawar," ucapnya, dengan tatapan hangat yang tertuju padaku.

"Terimakasih pangeran," ujarku.

Aku mendongakkan kepalaku menatap langit-langit yang di penuhi oleh bintang berwarna warni. "Aku selalu suka melihat kerlap kerlip cahaya bintang seperti ini," ucapku.

"Aku juga," katanya.

Oh ya aku ingat ingin membicarakan soal pertunangan, tapi apa saat ini timing nya tepat? Aku menoleh ke arah pangeran, pupil hijaunya berkilauan seraya dia menatap langit yang di penuhi bintang. Jika pangeran Vercus dan pangeran Axelion berkata pangeran Lucas sangat berubah, kira-kira dulu pangeran seperti apa ya? Apa pangeran mudah tersenyum? Jika memang begitu mengapa yang sekarang ku lihat hanyalah sorot mata yang begitu sedih dan dalam sekali. Apa yang sebenarnya telah terjadi pada pangeran?

"Pangeran, kenapa kau mau mengikuti perintah ayah dan ibumu untuk melamarku?" tanyaku seraya memainkan jari-jemari ku di atas paha.

"Karena usiaku sudah 16 tahun," jawabnya singkat. Aku menatapnya, bukan jawaban seperti itu yang aku mau, apa hubungannya menikah dengan usia 16 tahunmu itu?

"Pangeran menyetujui nya?" tanyaku, membuat Lucas menoleh dan menatap mataku, tatapannya begitu nanar dan kosong, aku mengerti hanya dengan melihat tatapannya.

"Terlepas dari setuju atau tidak, aku tetap akan menjalaninya," ucapnya.

Aku terdiam mendengar perkataannya, apakah aku harus mengatakannya kalau aku ingin pertunangan ini dibatalkan? Atau aku alihkan saja topik pembicaraan ini?

"Pangeran, apa pangeran pernah jatuh cinta?" tanyaku, aku tidak tahu apakah pertanyaan ku akan merusak suasana hatinya atau tidak. Namun aku merasa sangat penasaran.

Aku menatap pangeran yang hanya diam tak mengatakan apapun. Sudah kuduga pertanyaan ku sangat berbahaya.

Fuuh~

"Pernah," ujarnya singkat.

"Kapan?" tanyaku yang semakin penasaran.

"Saat usiaku 12 tahun," katanya, ternyata itu bukan hanya sekedar rumor, melainkan sebuah kebenaran.

"Dengan siapa?" tanyaku.

"Perempuan," katanya, apa dia sedang melawak?

"Em, aku tahu ... Maksudku siapa perempuan itu?" tanyaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second Live [神からの祝福]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang