005# Aku mulai mengerti

5 1 0
                                    

||||||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||
||
||

    Setelah acara debudante ku selesai, aku kembali ke istana Lacrocus bersama dengan ayah dan ibu. Setelah berpamitan, sekarang aku berada di kamar yang gelap dan sepi ini, para dayang pasti mengira aku sudah tertidur setelah diberikan susu. Huh, memangnya aku ini anak bayi?

Aku berdiri di tepi balkon kamar ku dengan gaun tidur ku seraya mendongak menatap kilauan bintang yang cantik ditemani dengan tiupan angin yang lembut. Aku membiarkan angin menerpa tiap inti wajahku. Sepoi-sepoi. Rasanya menyejukkan.

Pikiranku tertuju pada rasa sakit yang ku alami tadi, kira-kira kenapa aku bisa merasa sesakit itu ya, padahal saat datang aku merasa sehat dan baik-baik saja. Apa mungkin tubuh ini punya riwayat penyakit? Benar juga, mungkin seharusnya jiwa yang berada di tubuh ini sudah mati karena sakit. Tapi kenapa aku malah masuk ke tubuh mayat seperti ini? Ah aku pusing sekali memikirkan nya.

Tapi, ngomong-ngomong para bangsawan yang tadi membicarakan ketiga putra mahkota, apa benar dulu mereka bertiga bersahabat? Hm ... Aku jadi penasaran bagaimana mereka dulu dan siapa gadis yang di maksud. Terlebih, melihat putra mahkota Myrtle seperti tadi membuatku merasa sedih. Mungkin aku harus menolak lamarannya dan tidak perlu membuka hati sedikitpun untuknya, karena Lucas pasti tidak menginginkan pertunangan ini kan, dia sampai repot-repot berakting begitu di depanku.

Tap!

Sruk!

"Sshh," ringisku.

Duh, bodohnya sudah tahu aku sedang berada di tubuh yang lemah ini, kenapa malah lompat dari balkon. Tapi kan tidak tinggi, tubuh ini saja yang lemah.

Hah~ berjalan di rerumputan tanpa alas kaki seperti ini mengingatkan aku pada aku yang dulu, bahkan kakiku sampai luka karena tidak punya alas kaki sama sekali. Tapi aku yang dulu sangat kebal.

"Oh, kau sangat cantik saat dilihat pada malam hari, kau tahu cahaya bulan seperti tertuju padamu," ucapku pada mawar-mawar cantik di hadapanku. Aku mengingat saat pertama kali bertemu dengan Lucas, dipikir-pikir itu memang seperti akting, atau mungkin terpaksa berperilaku baik di hadapanku. Sejujurnya dari ketiganya, sepertinya mereka semua tidak menyetujui pertunangan ini, lalu untuk apa aku menyetujui pertunangan ini juga? Ayah dan ibu terlalu buru-buru ingin melihat cucu ya.

Aku melangkahkan kakiku tanpa melihat apa yang akan aku lewati, bahkan rasanya aku seperti tidak menginjak apapun. Perasaan ini benar-benar mirip seperti saat aku berjalan di atas rumput yang di penuhi bunga waktu itu.

"Kenapa ada banyak sihir di tubuhmu?"

Aku tersentak dan menoleh ke sana kemari, tapi kenapa tidak ada seorangpun? Siapa yang barusan berbicara? Apa ada hantu di istana? Kalau begitu bagaimana rupa hantunya? Aku merinding seketika saat tiupan angin menerpa ku.

"Kau dipenuhi sihir," ucap seorang lelaki yang memakai jubah hingga hampir menutupi wajahnya.

Aku terjatuh karena terkejut melihat dia tiba-tiba saja muncul bergelantung di hadapanku. Dia ini Spiderman? Mana mungkin Spiderman bisa ada di masa sekarang, di hidupku yang lalu saja dia cuma muncul di film. Duh bokongku rasanya sakit sekali.

Second Live [神からの祝福]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang