Enjoy this story
Sudah seminggu lamanya mereka jalan-jalan di pulau Sumba.
Mulai dari jalan-jalan ke Walakiri, foto-foto di bukit Wairinding, jalan-jalan ke air terjun Matayangu, mampir ke kampung situs budaya di Sumba Barat dan masih banyak lagi.
Semuanya sangat menyenangkan, membuat rasa lelah mereka menempuh perjalanan hilang seketika.
Hingga saatnya mereka untuk kembali ke habitat mereka, pulang membawa sejuta kenangan yang indah.
"Pulang kampung, o o o pulang kampung, o o o pulang kampung."
Bernada ya bund.
Keduanya sudah sampai di bandar udara Tambolaka dan bersiap untuk naik pesawat.
***
Cukup lama mereka diperjalanan, akhirnya keduanya sudah sampai di Jakarta.
Untung sudah ada sopir pribadi Farez yang menjemput mereka, kalau tidak parah deh bisa-bisa Mentari ngamuk karena capek.
"Capek banget yaampun, disini gak ada cogan," gumam Mentari yang masih bisa didengar oleh Farez.
"Terus aku ini apa? Aku juga cogan loh," sahut Farez.
"Bosan aku lihat kamu terus, bisa gak sih kamu berubah jadi model cowok lain."
"Kamu pikir aku apaan bisa berubah-ubah sesuka hati kamu," ujar Farez kesal.
"Becanda doang kok, sayang. Baperan banget sih," ujar Mentari.
***
"Mana buah tangan untuk Ayah."
Baru saja tiba di rumah, kedua pasangan suami-istri itu sudah membayangkan kalau mereka akan segera tidur tanpa gangguan siapapun, tapi apa, baru masuk rumah sudah disambut kakek tua. Siapa lagi kalau bukan Alta.
"Baru pulang loh ini," ujar Farez.
"Ya justru itu, karena kamu sudah pulang makanya Ayah tanya. Masa belum pulang udah tanya-tanya mulu," ujar Alta.
"Tapi kan gak sekarang juga, Ayah. Ini juga kenapa Ayah ada disini, rumah Ayah kan disebelah bukan disini. Dasar Duda."
Mentari yang merasa jengah langsung lari ke kamar karena merasa pusing, pusing menghadapi tantangan hidup yang rumit.
Alta tidak mempermasalahkan itu, karena dia juga melihat wajah Mentari yang tampak pucat, mungkin karena kelelahan.
"Terserah Ayah dong, mau kesini kapan aja," ujar Alta.
"Mending Ayah pulang sana, udah tua banyakin istirahat."
"Iya iya, sensi amat sih yang baru pulang cetak anak," ujar Alta lalu pergi dari sana.
Setelah melihat Ayahnya sudah pergi menggunakan mobil, Farez langsung menyusul istrinya yang ada di kamar.
Agak aneh memang, rumah yang jaraknya cuman 100 meter doang harus pakai mobil, memang dasar orang kaya.
***
Malam pun tiba, kini saatnya sang kakak yang mengganggu.
"Gimana-gimana? Asik gak disana?" Tanya Arka.
"Kalau gak asik, mungkin kita udah pulang dari kemarin," ujar Farez.
"Yaelah gini amat si Parez, santai dong," ujar Arka.
"Gue udah santai, emang dasar jomblo aja yang suka baperan," ujar Farez.
"Gak usah bawa-bawa status dong, mentang-mentang udah nikah pamer terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZI 2
Teen FictionSQUEL ALFAREZI [TEENFICTION-HUMOR-ROMANCE] Disarankan sebelum baca cerita ini, baca dulu ALFAREZI. Tinggal tekan profil doang. ••••• "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu" ••••• DIHARAPKAN UNTUK MENINGGALKAN JEJAK SAAT BERKUNJUNG KESINI!! DILARANG...