07. PART GA TAU

50 3 0
                                    

Happy Reading love
_____________________

Tak terasa kehamilan Mentari sudah mencapai usia 7 bulan.

Banyak lika-liku perjalanan selama itu, seperti Farez yang harus mengikuti ngidam Mentari walaupun itu di luar nalar. Mentari yang selalu merasa kelelahan, bengkak pada kakinya dan masih banyak lagi. Namun, keduanya menikmati itu semua.

Banyak hal yang dapat Farez pelajari, dimulai dari dia yang harus bisa bersabar, mengontrol emosi dan masih banyak lagi.

Farez mulai membenahinya dirinya agar bisa menjadi sosok Ayah yang baik bagi anak-anaknya kelak.

Selain itu, dia juga menjadi suami siaga yang kapan saja siap saat dibutuhkan oleh sang istri.

Sama halnya dengan Mentari juga, terkadang dia masih tidak percaya bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu.

Dia berharap semoga anaknya kelas memiliki kehidupan yang harmonis dan bahagia tidak seperti orang tuanya.

Dia selalu berharap supaya dia bisa menjadi sosok ibu yang benar-benar dibutuhkan oleh anaknya, menjadi sosok ibu yang penyabar dan perhatian.

"Semoga mereka nanti jadi anak-anak yang baik ya, sayang," ujar Farez sambil mengelus perut istrinya.

Mereka? Yup, Mentari mengandung anak kembar.

Setelah mengetahui anaknya kembar dia langsung berteriak heboh bahkan memamerkannya kepada sang ayah.

"Kalau mau mereka jadi anak yang baik, kamu juga harus jadi bapak yang baik. Jangan hanya mau menuntut anak harus baik sementara kamu gak," ujar Mentari.

"Iya sayang, bantu aku ya supaya nanti bisa jadi ayah yang baik buat anak-anak kita nanti. Semoga anak aku nanti keren," ujar Farez.

"Semoga waras ya, sayang. Biar gak bikin pusing aku, cukup kamu aja yang rada gila," ujar Mentari.

"Buset dah, bukan cuma aku aja sayang. Semua orang yang ada di rumah ini juga rada gak waras kok."

"Serah deh," ujar Mentari.

••••

Suasana rumah tampak ramai dengan tingkah Alta yang semakin posesif pada Mentari. Calon kakek satu ini memang paling heboh melebihi anaknya yang akan menjadi ayah itu.

Alta melarang Mentari melakukan hal-hal yang menurutnya akan membuat Mentari kelelahan, tapi menurut Mentari itu biasa saja.

Mentari juga kadang merasa kesal dengan Ayah mertuanya itu, dia tidak bisa melakukan banyak hal yang dia sukai sebebas dulu. Tapi di balik rasa kesal itu dia merasa bahagia karena Alta begitu menyayanginya, dia juga berharap semoga anak-anaknya nanti bisa seperti Alta yang lemah lembut dan perhatian.

Beda halnya dengan Farez, calon ayah ini tampak menikmati apa yang di lakukan oleh Ayahnya. Mau bagaimana lagi, jika Mentari bersamanya wanita itu selalu saja membantah. Dia jadi takut nanti anaknya suka membantah padanya.

Sementara Arka, laki-laki itu sekarang sibuk jalan-jalan entah kemana bersama pacarnya. Akhirnya dia memiliki pacar sekarang.

Senja, itulah namanya. Bekerja di bidang IT dengan gaji yang cukup, cukup besar.

"Arka kapan nikahnya, Yah? Lama banget dia," ujar Farez.

"Dia baru pacaran 1 bulan, masa langsung nikah. Yang bener aja," jawab Alta.

"Loh, gapapa dong. Lebih cepat lebih baik." Farez merasa kesal dengan Arka. Arka itu selalu mengeluh jika melihat keromantisan Farez dan sering sekali mengganggunya, makanya dia bertanya seperti itu.

"Tapi gak cepat-cepat juga dong, mereka kan harus siap mental, siap finansial. Mereka juga harus lebih kenal satu sama lain. Kamu ini kenapa sih, tanya itu terus," ujar Alta.

"Aku tuh kesel sama Arka, ganggu aku sama Mentari terus."

"Yang sabar, namanya ujian," ujar Alta di akhiri tertawa kecil.

Sementara Mentari sibuk menonton acara televisi, mengabaikan suami dan ayah mertuanya yang sedang membicarakan kakak iparnya.

•••••

Di lain tempat, di mana Arka dan Senja berada.

Mereka berdua sibuk mengumbar kemesraan, lebih tepatnya Arka. Senja hanya menanggapi hal tersebut dengan senyuman.

Arka seperti orang yang argh gak tau harus di deskripsikan seperti apa. Dia bersikap manja dengan senja, jika Farez melihatnya pasti dia sudah mual dan tertawa di depan Arka sampai sakit perut.

Untung Senja menerima Arka dengan tulus, jika tidak pasti Arka sudah di tendang olehnya.

"Suapi aku dong sayang," ujar Arka dengan manja.

"Iya, kamu makannya pelan-pelan aja," jawab Senja sambil menyuapi Akra.

Senja susah terlihat seperti ibu saat ini, tingkah Arka benar-benar di luar nalar sekarang.

🪐🪐🪐
Segini dulu ya ges, aku udah mau jadi kating ges jadi tugasnya sangat membantai 😓😓😓

Sambil aku atur-atur ulang alurnya, kalau ada typo atau keliru kasih tau ya biar aku perbaiki.

See you next chapter love💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFAREZI 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang