01. PEDASSS🔥🔥

2.5K 142 8
                                    

Enjoy this story

Membina rumah tangga bukanlah hal yang mudah bagi sepasang suami-istri muda ini.

Farez yang harus menjadi kepala keluarga yang baik dan teladan, sementara Mentari yang harus menjadi istri yang baik dan penurut.

Keduanya sama-sama harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya, bukan karena paksaan tapi karena kemauan dalam diri mereka sendiri.

Keduanya juga sepakat untuk tidak memiliki anak dulu karena umur mereka yang masih sangat muda.

Farez sang laki-laki normal juga menyetujui hal itu, dia takut diusianya yang masih muda dia belum bisa menjadi sosok 'ayah' yang baik bagi anak-anaknya nanti.

"Sayang, bangun dulu yuk."

Sang empu yang merasakan usapan lembut dikepalanya justru tambah tertidur nyenyak.

Sang istri hanya bisa tersenyum saja, pasti ini semua efek karena kelelahan.

Kelelahan karena pekerjaan kantor, pikiran mu itu loh bestie.

"Farez, bangun ini udah siang. Emangnya kamu gak ke kantor?"

"Iya sayang, ini aku bangun," jawab Farez dengan mata yang masih terpejam.

***

"Nanti, sebelum jam makan siang aku bakal datang antar makan buat kamu. Jadi kamu gak usah macam-macam, kalau sampai aku lihat kamu makan di luar sana apalagi sama sekretaris kamu itu, aku bakal mogok masak buat kamu." Ancaman ini mampu membuat Farez mengangguk patuh pada Mentari, soalnya nanti bukan cuman mogok masak doang tapi semuanya bakal mogok. Kan kasihan dia nanti.

"Apalagi sekretaris kamu itu kan genit minta ampun, kok bisa dia jadi sekretaris," ujar Mentari.

Sekretaris Farez itu perempuan, pakaiannya memang sopan tapi kelakuannya itu loh yang gak sopan.

Ya biasalah jaman sekarang, luarnya memang bagus tapi dalamnya belum tentu bagus.

Bahkan sekretaris Farez berani menggoda Farez saat ada Mentari, ya tapi memang dasarnya Mentari yang kelewat santai dia malah menghina sekretaris Farez dengan kata-kata kasarnya.

Tapi, sekretaris Farez sama sekali tidak berhenti bahkan semakin menjadi. Hal itulah yang membuat Mentari kesal dan emosi.

Farez memang sudah menjadi CEO di perusahaan Alta, sang Ayah sesuai dengan kemauan Alta saat itu.

Dan Mentari hanya ingin menjadi ibu rumah tangga, dengan alasan mereka sudah kaya raya. Bukan hanya itu saja, Mentari juga malas kuliah lagi nanti banyak yang kejar-kejar dia.

***

"Selamat pagi, Pak. Wajahnya cerah sekali, pasti karena gak sabar ketemu saya ya."

Satu kalimat yang mampu membuat mood Farez seketika anjlok.

Setiap ke kantor pasti selalu seperti ini, padahal wajahnya cerah karena dia dapat ciuman dari istrinya.

"Jangan kepedean, kamu pikir kamu cantik? Kamu sama monyet masih lebih kinclong monyet." Jawaban dengan nada ketus dari Farez tak membuat Gesa melunturkan senyumannya.

Bahkan dia semakin gencar untuk menggoda atasannya itu, padahal dia sudah sering kali dilabrak oleh Mentari.

"Bapak sukanya becanda ya, mending seriusin saya aja Pak," ujar Gesa.

"Istri saya masih lebih cantik dari kamu, bahkan sangat cantik. Kamu yang cuman tai mana bisa menyaingi istri saya," ujar Farez.

Karena sudah terlalu malas dan kesal, akhirnya Farez memilih untuk langsung masuk ke dalam ruangannya saja daripada terus mendengarkan ucapan tidak masuk akal dari sekretarisnya itu.

ALFAREZI 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang