09 Apa Alasanmu? Part 2

78 10 0
                                    

Cerita sebelumnya...

"Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana keadaan adikmu?" New bertanya sembari mengambil piring yang berisi makanan tersebut ke pangkuannya. Tanpa melihat ke arah Gun, ia segera melahap sesuap makanan tersebut.

"Baik. Walaupun yaah, kadang-kadang ia merengek ingin pulang—padahal kondisinya masih belum—"

"Beneran belum pulih? Terakhir aku lihat dia sudah sehat—" New memotong—sengaja. Ia merasa bahwa ada hal lain kenapa Gun tetap menahan Pim tetap di rumah sakit.

"..." Gun terdiam. Nampaknya tak ingin menjawabnya. Sedangkan New yang merasakan hal tersebut, seakan mengatahui bahwa ada hal yang disembunyikan Gun darinya.

"Gak masalah. Aku gak maksa buat cerita, kok—" New berujar tak enak. Saat dirinya tak sengaja mengucapkan hal tersebut, ia spontan menutupinya agar Gun tidak jadi kepikiran. Tapi nyatanya, ia merasa harus bertanggung jawab.

Melihat ekspresi Gun yang diam tanpa menyentuh makanannya, New jadi bersalah hingga ia mematikan TV-nya.

"Gun—maaf—" New menepuk pundak Gun—yang beruntung menyahut seakan habis melamunkan sesuatu. "—aku tidak ingin memaksamu, ok! Tapi—"

Gun melihatnya. Memperlihat raut wajah serius yang sering dilihatnya. Ini bukan permintaan rasa empati—ataupun simpati terhadapnya. Tapi seakan menyuruhnya untuk diam dan tak lagi berbicara.

Namun, karena New sebagai tuan rumah yang sering dihinggapi sebagai tempat untuk Gun tinggal—sekalipun ia tak pernah mengetahui masalah yang sebenarnya selain dari pada keluarga Gun. Seperti ibunya yang meninggal dunia, adiknya yang koma karena tertabrak mobil, dan seorang gadis asing yang masih terbaring koma.

Tapi, ada hal yang lebih mengganjal dari ini. New yang tak buta dan merasa terganggu mulai tak bisa menutupinya.

Sebab, dirinya kali ini sudah masuk ke dalam hal yang tak seharusnya ia lakukan—termasuk membiarkan Gun untuk selalu menginap di tempatnya. Semakin ia mengikuti bagaimana alur permainan Gun tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya, maka semakin dalam juga ia akan terjerat masalah.

Karena itu, beruntung keduanya sedang bersama—New ingin meminta kejelasan karena dirinya sudah terlanjur terjun ke lubang yang tak seharusnya.

"Seorang pria datang ke apartemenku—dia bertanya padaku tentangmu—dan mengaku sebagai ayahmu—" New menjeda. Mencoba membaca raut Gun yang tak bisa terprediksi, walau pada akhirnya ia bisa melihat keterkejutan dari tingkah laku Gun.

"—bisa kau jelaskan apa yang terjadi—"

-Chapter 9 (Apa Alasanmu? Part 2)-

Gun terdiam sebentar. Nampaknya ia ragu untuk bercerita. Karena kejadian ini sangatlah berhubungan dengan seorang wanita yang masih terbaring di rumah sakit, adiknya yang kecelakaan, dan dirinya yang suka pindah-pindah tempat untuk istirahat.

New sekali lagi bertanya. Ia tidak mau hanya sekedar diam, membiarkan Gun tidak bicara apapun. New merasa harus tahu. Karena ia sudah diseret kepada kasus Gun secara tidak langsung.

"Gun... kau tau? Secara tidak langsung kau sudah menyeretku, beri tahu aku—dan kita cari tahu sama-sama solusinya—"

Gun menelan ludah. Nampaknya ia memang harus menceritakan. Terlebih lagi saat New kini menatapnya yakin—seakan memaksa untuk Gun bercerita.

"Waktu itu—sejak aku pulang dari shooting—" Gun menelan ludah. Kali ini, ia harus membeberkan semuanya. "—berita kecelakaan mobil beruntun—bertepatan saat adikku pergi dengan Chimon setelah pulang dari fanmeeting—jika saja aku sedang tidak meneleponnya... Pim—Pim tidak akan bearkhir di rumah sakit—"

#SkyBoys [OFFGUN] -Pending-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang