08 Apa alasanmu? Part 1

320 29 5
                                    

Silahkan dibaca yaaa, saya update bulan ini tiga kali karena untungnya lagi dikasih libur mendadak sama dosen, walau masih membawa beban karena kami belum UAS T_T

Oh ya, selama natal bagi yang merayakan yaa

Oh iya, kalian berharap ada ena-ena gak d cerita/book ini? Jujur saja, jangan boong fufufu

!!DLDR!!


Cerita sebelumnya...

"Aku yatim piatu." Gun menjawab enteng. Off jadi bersalah. Mengetahui hal itu dari gerakan Off, Gun kembali berucap, "tenang saja, berita tentangku tidak punya ayah dan ibu ada di beritakan kok."

Off menatap Gun yang sedari tadi menunduk dengan diam. Tak ada menunjukkan ekspresi, apalagi saat sedari tadi Gun mulai menyibukkan diri dengan bermain ponsel.

Sepintas muncul dalam pikirannya, bahwa Gun terlihat tidak baik-baik saja. Disuruh untuk bertanggung jawab yang bukan orang terdekat, tidak memiliki orang tua, bekerja sebagai aktor untuk memenuhi kebutuhannya, ia pikir, Gun terlihat sangat kuat dan tegar.

Ia sadar, bahwa pembicaraannya setiap kali bertanya mengenai diri Gun, yang bersangkutan seakan enggan untuk menjawab. Ada beberapa hal yang tidak dijelaskan secara lengkap seakan memberitahunya untuk tidak bertanya lebih lanjut.

"Kau... kuat sekali ya..." Off menggumam yang didengarkan oleh Gun. "jika ada masalah, kau bisa beritahu aku, Gun. Kau tidak sendiri."

Gun tersenyum. Bibirnya menyungging dan matanya membentuk bulan sabit. Tarikan pada sudut bibir membuat pipi Gun terliat mengembung bulat. Untuk pertama kali, Off terpana dan tak menyangka bahwa senyuman dari seorang cowok bisa terlihat manis juga.

-Chapter 08 (Apa Alasanmu? Part 1)-

"Hei!" Chimon membuka pintu sembari menunjukkan makanan Tao Kae Noi*. Ia tak masuk sepenuhnya sebelum gadis yadng sedang duduk di atas kasur itu melihatnya sembari tersenyum dengan memainkan tangan—mengajaknya untuk masuk.

Setelah pintu tertutup, Chimon segera duduk di kursi sebelah kasur tersebut. Ia menyodorkan kresek bening yang berisikan makanan kesukaan gadis itu.

"Dari P' Gun—katanya minta maaf juga gak bisa jenguk—"

"Tidak masalah—" gadis yang bernama Pimwalee Phunsawat biasa dipanggil Pim itu hanya menggeleng sembari tersenyum lemah—efek masih sakit. "aku malah ingin terima kasih."

Pim mengambil salah satu bungkus Tae Kae Noi tersebut untuk dimakannya. Setelah mengambil satu rumput laut itu lalu memakannya, Chimon yang sedari tadi memerhatikan segera membuka suara.

"P' Gun, katanya kalau kamu sembuh ingin ngajak jalan-jalan."

"Kemana?"

Chimon menggeleng. "entah..."

"Pft, hahaha!" Pim tertawa sarkas. "apa-apaan itu,"

"Kenapa?" Chimon bertanya heran. "apa kamu tidak suka?"

"Bukan, bukan." Pim menggeleng cepat. "jika memang itu keinginan P', yah aku tidak akan menolak."

"Kalau begitu, tentukan saja tanggalnya, dan buat P' Gun untuk mengosongkan waktunya!" Chimon mengusulkan dengan antusias. "aku yakin P' Gun akan sempat—"

"haha, iya-iya, semoga saja. Soalnya P' sering sekali sibuk, aku jadi tak ingin mengganggu waktu istirahatnya."

Chimon menghela napas. Melihat raut Pim yang seakan pasrah dan sungkan dengan kakaknya sendiri, nampaknya Chimon—sebagai orang asing yang tidak sengaja ikut bergabung menjadi keluarga mereka walau tidak sedarah—harus memberi penengah agar kedua kakak-beradik ini bisa saling mengutarakan perasaan mereka.

#SkyBoys [OFFGUN] -Pending-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang