〰️〰️〰️
Renjun mengeluh lelah, pulang kuliah hari ini harusnya ia sudah dalam perjalanan menuju resto Mark dan bersantai disana. Namun Jeno dan Jaemin sepertinya tidak akan membiarkan hal itu terjadi, mereka malah dengan seenaknya memaksa Renjun ikut untuk nongkrong sebentar di cafe.
Dengan alasan sudah mendapat izin dari Mark, Jeno dan Jaemin semakin bebas untuk memutuskan apapun. Termasuk Renjun yang mereka seret seperti anak mereka sendiri untuk memasuki cafe.
"Tapi aku mau ke resto Jen" tolak Renjun.
"Ayolah njun, sebentar doang kok" Jaemin masih merayu.
"Abang-
"Abang udah kasih izin" potong Jeno.
Klingg!
Bunyi khas pintu terbuka, Jeno dan Jaemin celingukan mencari tempat duduk. Sementara Renjun pasrah saja dan menurut, ia juga lapar. Tunggu saja sampai Renjun menghabiskan isi dompet adik-adiknya yang nakal itu.
"Aku laper"
Baru saja mau memesan, Jeno dan Jaemin menghadap Renjun yang tiba-tiba bersuara lirih, mendadak lesu. Sedikit khawatir saat mendengarnya.
"Pesen makan gih"
"Aku mau semua menu cake yang ada disini, kalian yang bayar" putus Renjun, meletakkan tasnya dengan wajah puas.
"Semua?" yakinkan Jeno jika ia tidak salah dengar.
"Semua, cake plus dessert"
"Ngga kebanyakan?"
"Siapa yang makan kalau ngga abis?" Jaemin si anti dessert mau menolak.
"Kalian tenang aja, pasti abis kok. Oh? Aku mau hubungin temen aku biar kesini boleh?" Renjun sepertinya tengah merencanakan sesuatu, hal yang tentu saja tidak disukai Jeno dan Jaemin.
"Siapa?"
"Kalian tau lah siapa"
"Jangan bilang.."
"Iya, Ruto"
"Kenapa harus dia sih"
"Ssttt di jawab nih, diem" Renjun menatap keduanya horor.
Mengalah saja, sudah terlanjur duduk di tempat ramai begini. Tidak enak jika kembali keluar, jadilah si bungsu beranjak untuk memesan.
"Hei, Ruto.. kamu kesini ya, tadi katanya lagi free banget kan? Injun traktir"
Hah?
Gimana?
"Iya, cafe dekat kampus"
"Siapp"
Pipp
"Apa-apaan sih, kamu kalau-
"Udah Nana pesenin?"
"Udah" jawabnya bete saat kembali dan duduk disebelah Jeno.
"Tuh kan, bagus dong kalau aku ngajak Ruto. Dia bisa bantuin habisin pesenan aku" katanya, ingatkan Jeno dan Jaemin jika Renjun kakak mereka.
Keduanya menghela nafas, mau menolak bagaimana lagi tidak akan bisa. Renjun secara harfiah sudah jelas tengah balas dendam padanya.
Kenapa mereka kurang suka dengan laki-laki bernama Ruto tersebut?
Klingg!!
Laki-laki itu duduk setelah melihat lambaian tangan Renjun, senyumnya tidak lepas barang satu menitpun setelah memasuki area cafe. Jeno dan Jaemin semakin bad mood dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG & TWINS
RandomKeseharian singkat 3 saudara kembar Renjun Ian Ian Jeno Ian Jaemin Dan kakak kandung mereka Ian Mark