〰️〰️〰️
Malam-malam begini memang seru jika pergi ke pasar malam, tidak jarang pasar malam ini muncul di awal tahun. Rencana Renjun untuk menyeret paksa kembarannya itu nyatanya berhasil dan malah membuat keduanya ikut kegirangan setelah menikmati beberapa permainan dan wahana.
"Bangs--
"Eh Jen ngga boleh" Renjun cepat-cepat membungkam Jeno.
"Iya-iya maaf kelepasan" jika saja ada Mark disini mungkin sudah mendapat omelan karena hampir saja mengumpat.
Umpatan atau kata-kata kotor lainnya dilarang keras di peraturan yang dibuat Ian Mark. Biasanya Jeno dan Jaemin yang berani mengeluarkan kata-kata terlarang itu dibelakang Mark, begitu juga dibelakang Renjun. Anak itu tentu saja akan mengadu jika tau.
"Serem banget gila" seru Jeno.
"Ya namanya juga rumah hantu, siapa juga yang ngajak ke dalem?" Jaemin masih ngos-ngosan.
"Hehe"
"Tangan gue merah gini abis di gigit Renjun, lo manusia bukan sih"
"Ya kan tadi takut, serem tau"
"Kan tadi gue bilang ngga usah ikut, bandel aja sok-sokan berani. Pas di dalem kesetanan beneran" ejek Jeno, tapi tidak berbohong jika gigitan Renjun menusuk.
"Lo juga ya, teriak-teriak di kuping gue! Sakit nih" sela Jaemin.
"Ya Injun kan gigit tangan gue, bukan salah gue dong"
"Ya emang ga bisa di kontrol?"
"Ngga bisa lah"
"Tetep aja sakit"
"Ya maap"
"Kok pada nge gas sih" sela Renjun.
"Dia duluan"
"Lo lah"
"Owekk owee"
Suara anak siapa kok ada di sini?
Mereka udah keluar dari rumah hantu loh.
Maksudnya ini masih di halaman pintu keluar rumah hantu, siapa juga yang mengajak bayi memasuki rumah hantu?
"Ini kenapa kita doang yang celingukan ya? Orang-orang budek apa gimana sih?" heran Jeno.
Jaemin mendapati box bayi tak jauh dari tempat mereka, asal suara tangisan itu dari sana. Ketiganya cepat-cepat menghampiri dan benar saja ada bayi disana.
"Bayi siapa disini main tinggal aja"
"Iya nih kasihan" si tidak tegaan Renjun.
"Masa ada aja sih yang tega buang bayi di pasar malam"
"Tau, manusia tuh emang mau enaknya aja. Udah jadi malah dibuang"
Plakk!
Kepala Jeno menjadi sasaran mulus tamparan Renjun, bisa diam saja tidak sih anak itu.
"Gimana dong?"
"Ya udah biarin aja"
"Ngga bisa lah, harus di tolongin" usul Renjun,
Tanpa diduga seorang ibu-ibu berlari mendekati mereka dan menyeret box bayi itu untuk segera pergi, kembar tiga itu bingung dan takut secara bersamaan kala seorang pria juga tiba-tiba saja datang memarahi ibu-ibu tersebut.
Melihat situasi membingungkan ini, cukup membuat Renjun was-was dan mengendap untuk bersembunyi di belakang Jeno. Lain halnya dengan Jaemin dan Jeno yang malah diam saja seolah menikmati tontonan layaknya drama gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG & TWINS
LosoweKeseharian singkat 3 saudara kembar Renjun Ian Ian Jeno Ian Jaemin Dan kakak kandung mereka Ian Mark