0.1

48 9 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

[ February. 15. 2022 ] - jam ; 07.30

Seorang laki laki tengah berlari di lorong sekolah, dengan rambut acak acakan. bisa di tebak jika dia belum menyisir sebelum berangkat akibat kesiangan.

"Anjing..telat lagi" umpatnya sambil terus berlari.

Saat sampai di depan pintu dengan bertuliskan XI MIPA 1, tanpa ba bi bu laki laki itu mendobrak pintu kelasnya. Bahkan dia tidak menyadari jika gurunya tengah bersender di balik pintu kelas, alhasil guru tersebut tersungkur di lantai dengan posisi tengkurap.

"Lohh bapak ngapain gegoleran di lantai? Kotor pak." Ucap laki laki tersebut tanpa rasa bersalah.

* (Gegoleran :: tiduran)

Yang awalnya kelas itu begitu sunyi, sekarang mendadak ramai dengan gelak tawa dari murid murid.

Guru itu pun bangkit, dan langsung menatap laki laki tersebut dengan kesal, terlihat dari wajahnya yang mulai memerah dengan urat urat lehernya yang tertarik, menandakan jika dia sangat kesal dengan laki laki di hadapannya, ingin rasanya dia menyemburkan api ke muka laki laki tersebut.

"ARLAN PRABU SANJAYA!!!" teriak guru tersebut sambil sedikit berjinjit karna tinggi tubuh pak guru yang hanya sebatas dada laki laki yang bernama Arlan itu.

"Yaa, hadir pak Endang" jawabnya

"Kamu keterlaluan! Bagaimana bisa kamu mendorong pintu itu sampai saya ikut terjatuh di lantai!" Ucap pak Endang sambil menunjuk nunjuk pintu kelas yang terbuka lebar.

"Bapak ga ngasih tau saya kalo bapak lagi senderan di pintu, coba bapak kasih tau saya gini, "Arlan bapak lagi senderan di pintu ni, bukanya pelan pelan ya" kaya gitu pak harusnya. Jadi bukan salah saya dong, hayoo.."

Lagi dan lagi kelas jadi ramai karna suara tawa dari murid murid, mereka hanya bisa menggeleng geleng seakan sudah biasa dengan sikap arlan yang aneh namun unik.

"Diam. Hari ini kamu tidak bapak lepaskan, pergi ke lapangan, berdiri di sana sampai istirahat jam pertama!"

"baik pak."

Arlan adalah anak yang sangat penurut, walau dia cukup mengesalkan namun sosoknya yang selalu menghormati orang lebih tua itu cukup di acungkan jempol.

Arlan berjalan keluar kelas dengan santai sambil merapihkan rambutnya yang acak acakan, karna tidak sempat di sisir pagi tadi.

Sampainya di lapangan laki laki tersebut meletakan tas miliknya di bawah tiang bendera, dan dirinya berdiri tegak didepan tiang bendera dengan keadaan sikap hormat dan kepala sedikit mendongak menatap bendera merah putih yang tengah berkibar.

- Jam ; 09.00

Tak terasa arlan sudah berdiri cukup lama di depan tiang bendera, sampai akhirnya suara deringan bel berbunyi, menandakan jam istirahat untuk semua siswa.

Laki laki itu bernafas lega, dan langsung terduduk di lapangan dengan keringat yang bercucuran di tubuhnya.

"Akhirnya, gila kaki gua rasanya mau patah" gumamnya

Tak lama berselang dua orang laki laki mendekati Arlan dengan satu orang yang sedang memegang botol air mineral, dan yang satunya menahan tawa melihat Arlan yang tengah terduduk di lapangan.

"Bwahahaha anjing muka lu dan kaya pantat panci Lan, keling bener.." ucap laki laki yang sedari tadi menahan tawa.

"Anjing lu Aji, gua sama lu masih putihan gua ya bangsat" sambil menunjukan perbandingan warna kulitnya dengan kulit laki laki bernama Aji tersebut.

Memang terlihat jelas kalau kulit Arlan masih putih jika di bandingkan dengan kulit Aji, karna aji memiliki kulit coklat manis yang sedikit gelap.

"Bangke, itu namanya body sheading yaaa. bisa kena pasal hukum lu Lan"

"Shaming bego, bukan sheading"

"Lah sejak kapan ganti? Gausah ngibul lu Lan, orang sheading malah jadi shaming. Ga nyambung lu nyet"

Arlan hanya mengangkat bahu nya acuh, nyatanya dia tidak akan pernah bisa merubah kebodohan temannya tersebut, sudah di beri tau yang benar malah sewot.

"Udah, ni minum dulu." Ucap laki laki satunya sambil menyondorkan sebotol air mineral yang dia pegang tadi.

Arlan menoleh ke arah laki laki tersebut, dan menerima botol mineral yang diberi kepadanya.

"Wihh thanks bro, emang seorang Aska tu emang paling pengertian, ga kaya si Aji bontot anaknya pak Marsel." Sindir arlan kepada Aji.

"Dih bangsat, itu air minum di beli pake uang gua ya tot, ga iklas gua bawa sini!" sambil merebut botol air mineral yang hendak di minum oleh Arlan.

"Asu gua aus woi! Ga kasian lu liat gua kaya gini?"

"Kaga. Lu orang kaya bodoh, buat apa gua kasianin anak macam lu yang ga punya adap, udah di kasih malah ngelunjak." Dengan kesal Aji meminum air mineral yang tadi dia rebut sampai habis.

"Kalo mau minum beli dewek, duit lu tebel sampe nyeplak tu di kantong baju"

* (Dewek :: sendiri)

"Ribut mulu lu berdua, Gc lah ke kantin keburu abis ni jam istirahat." yang langsung meninggalkan dua temannya yang tengah adu bacot itu.

Tanpa basa basi Aji dan Arlan pun berdiri karna aji yang tadinya posisi jongkok dan arlan yang masih terduduk, sebelum akhirnya menyusul temannya yang telah duluan berjalan ke arah area kantin.

"Tunggu Kaa" ucap mereka berbarengan dan meninggalkan lapangan.

________________________

Thank you udah baca!

Ini masih awal mula ya gays, gimama ni? Masih mau lanjut?
Kalo ada kritik dan saran boleh di komen ya
Jika ada kata yang kurang nyambung/typo bilang cok! Biar aing betulin lagi.
.
.
.
.
.
Lanjut kaga ni?

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang