0.2

52 8 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Sesampainya mereka di kantin, terlihat jika kantin yang begitu ramai di penuhi anak anak yang tengah makan.

"Duduk di mana ni, penuh banget"

"Ah di situ aja"

Sambil menunjuk ke salah satu bangku yang hanya di tempatkan oleh satu orang siswi.

"Wih mata lu tajem amat bro, yaudah lah gas" puji aji sambil menepuk nepuk punggung Arlan.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan sampai di depan meja yang hanya di tempati anak siswi tadi.

"Misi, sendiri aja?" Tanya Arlan dengan sopan.

"Ya iyalah, lu ga liat dia sendiri?!" Bukan siswi itu yang menjawab melainkan Aji sambil menoyor kepala Arlan.

"Anjir, spak spik dulu lah bodoh. Ya kali langsung duduk tanpa permisi"

Siswi tadi hanya menatap bingung kepada ketiga laki laki itu.

"Misi, kita boleh duduk disini juga?" Tanya Aska karna dua temannya begitu lama dengan debat mereka.

Siswi itu menaikan satu alisnya

"Kenapa harus disini?" Ucap siswi itu.

"Ya karna tempat lain udah penuh, ga bisa liat?" Sambar Aji

Siswi itu melihat sekelilingnya, benar kantin sudah sangat penuh dan hanya tempatnya saja yang kosong.

"Ngomong sama perempuan lembut dikit tolol" tangannya mencekik leher Aji tentu Arlan tidak sungguh sungguh mencekik temannya.

"Yaudah boleh"

"Wahh makasih"

lalu mereka duduk di depan siswi tersebut

"Gitu ke dari tadi, lama bener"

Arlan menatap tajam Aji, mulut temannya itu tidak bisa di rem apa. Masih mending mereka di perbolehkan duduk, bagaimana jika tidak? Mungkin mereka akan makan di lantai.

"Biar gua yang pesen makanannya, lu pada mau mesen apa?" Tanya Aska ke pada dua sahabatnya.

"Gua mie ayam pak Ucup aja"

"Gua nasi goreng spesial bu Ida kaya biasa satu, minumnya samain aja"

arlan menatap Aska sambil menyondorkan dua lembar uang 100 ribu rupiah.

"Oke."

Aska lalu mengambil uang yang di sondorkan oleh Arlan barusan dan meninggalkan mereka untuk memesan makanan.

Arlan dan Aji menatap siswi itu dengan lekat, siswi tersebut yang merasa di tatap dengan mereka berdua merasa risih, dan menunda makan nya.

"Apa?"

"Nama lu siapa?" Tanya aji ke siswi tersebut yang masih menatap dia dan Arlan dengan raut wajah kesal.

"Ck. Mau modus lu ya? Mau malak gua kan lu?!"

Aji yang di tuduh seperti itu tidak terima.

"Wahh heh bocah gua cuma nanya nama lu ya, orang ganteng kaya gua buat apa modus ke lu cebol. mending gua modus ke anak kuda dari pada anak kaya lu."

"Lu liatin gua kaya orang mesum tau kaga?!" Balas siswi tersebut

"Kagaa, mata gua juga geleh liat modelan kalender partai kaya lu."

* (Geleh :: jijik)

"Apa lu bilang? Hah?!"

"Apa lu? Apa lu?" Ucap aji dengan tampang songongnya.

Arlan hanya menonton keributan itu sambil mengunyah kacang yang memang ada di atas meja kantin.

Tak lama berselang Aska datang membawa nampan berisi pesanan teman temannya, bersama satu siswa laki laki di belakangnya yang membantu.

"Kenapa lagi tu si Aji?"

"Biasalah."

Seakan akan mengerti Aska hanya mengangguk dan duduk di samping Arlan, alhasil cowo itu duduk di antara Aji dan Aska.

Arlan menoleh menatap siswa yang tadi berjalan bersama Aska.

"Oi dit, thank you ya kemarin udah bantu ngebenerin motor gua"

"Santuy aja Lan, kaya sama siapa aja. yaudah gua balik ke kelas ya." Sambil tersenyum Adit meninggalkan meja tersebut.

"Hoi Aji bolot, ni pesenan lu." Ucap aska sambil menyondorkan Mie ayam ke arah aji yang masih bergelut dengan siswi itu.

Bagaimana tidak tangan kanan Aji menjambak rambut cewe tersebut, sedangkan tangan kirinya di gigit oleh siswi itu dengan leher Aji yang di cekik.

"Aagghh tolong guaaa, ada Singa Bojong mau makan gua!!!" Teriak Aji kepada teman temannya dengan heboh.

Tentu saja keributan itu menjadi tontonan seisi kantin.

"Gua ga kenal." Ucap Arlan dan Aska berbarengan sambil memakan makanannya masing masing.

"ASUUUU"

Akhirnya pergelutan itu berakhir, sekarang mereka sedang menikmati makanannya, lebih tepatnya hanya aji. Karna Arlan dan Aska telah lebih dulu selesai.

Dengan keadaan baju berantakan aji memakan dengan lahap mie ayam miliknya yang sudah tidak lagi berkuah.

"Jadi nama lu siapa?" Tanya arlan dengan senyumnya.

"Gua Gea, Gea Dwi Sandra" sambil merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Ga ada yang nanya nama panjang lu"

Gea menatap dengan mata melotot ke arah Aji.

"Ti ati tu biji mata lu keluar, ntar kecampur sama bakso lu" sambung nya lagi

"Bacot lu kenalpot berkarat! Mulut lu bau sikil hulk." balas Gea lalu melempar tisu bekas ke muka Aji.

* (Sikil :: kaki)

Aji yang sudah lelah hanya bisa diam sambil terus memakan mie ayamnya.

"Salam kenal Gua Arlan. ini Aji, sama Aska, thanks ya udah bolehin kita duduk disini."

Gea hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tau siapa ketiga orang di depannya ini, mereka sering di sebut dengan Three Dewa. Bagaimana tidak? wajahnya mereka yang begitu tampan bahkan artis artis papan atas pun sepertinya kalah.

Mereka berempat mengobrol dengan santai, walau sesekali Gea dan Aji berdebat meramaikan suasana.

Sampai pada akhirnya bel masuk pun berbunyi.

________________________

Makin seru ga ni? Atau ngebosenin?
Jangan sungkan untuk ngasih kritik sama saran di komen ya gays, ramein juga novel ini biar banyak yang baca.
.
.
.
.
Enjoy terus yaa ~

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang