0.6

23 3 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

[February.16.2022] - jam ; 05.23

Pagi hari pun tiba. cahaya matahari memasuki sela sela kamar menyinari beberapa bagian di kamar itu, Arlan masih tertidur dengan lelap, terlihat dari posisi yang bisa di bilang tidak layak di lihat.

Bagaimana tidak? Bantal dan selimut sudah berserakan di lantai, dengan posisi kakinya di kepala kasur dengan kaos hitamnya yang terangkat sampai ke dada memperlihatkan perutnya yang sixpack.

- jam : 05.30

Suara alarm memenuhi kamar, merasa terusik Arlan mengerjapkan matanya. Meraih headphone di atas nakas yang terdapat di samping kasurnya dan kemudian mematikan alarm tersebut, ia menatap langit langit kamarnya. Pandangannya masih meremang akibat bangun tidur.

"Pul kumpul kumpul kumpul"

Sambil menggewer gewerkan tangannya ke udara.

* (menggewer gewerkan :: mengibas)

Merasa nyawanya sudah terkumpul, arlan bangkit dari tidurnya lalu melakukan gerakan peregangan sambil sesekali menguap, sebuah suara ketukan dari pintu kamarnya menghentikan aktifitasnya.

"Siapa?"

"Ini Bunda"

"Bunda siapa ya?"

"Ini bunda Abigail, mamak mu sendiri ga kamu kenalanin?!"

Arlan terkekeh, lalu membukakan pintu untuk sang bunda.

Abigail menyondorkan nampan berisi obat obatan, segelas air minum, dan semangkuk sup yang langsung di terima oleh Arlan.

Arlan berjalan dari hadapan bundanya ke arah sofa yang memang ada di dalam kamar pemuda tersebut.

Namun ketika Arlan pergi dari hadapan bundanya, Abigail terkejut dengan kamar anaknya.

"Masyaallah!, Ini kamar kamu? Atau kandang sapi sii?!"

Arlan terkekeh

"Dua duanya?"

Abigail dengan kesal berjalan menghampiri Arlan yang tengah terduduk dengan wajah yang seakan akan tau apa yang akan terjadi kepada dirinya, benar saja Abigail menjewer telinga Arlan.

"Kebiasaan kamu yaa, dikira Bunda mu ini robot hah?!"

"Aaaaa Bunda ampunnn ampunnn, iya iyaaa maapin arlannn, bunda cantikk dehh huaaaa!!! Arlannn ga ulangii lagii bundaa kuping arlan nanti jadi kaya gajahhh"

"Biarin, jadi gajah sekalian kamu!"

"Berarti bundaa induk gajahh?"

Arlan seketika tersadar apa yang barusan ia ucapkan. Lalu menatap bundanya dengan rasa takut, benar saja terlihat dari wajah Abigail yang memerah.

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang