• • •
Kini 5 orang tengah menonton film di layar televisi yang cukup besar ukurannya.
Gea duduk di atas sofa, sedangkan Aji, Arlan dan Aska duduk di atas karpet berbulu dan Alin yang terduduk manis di pangkuan Gea
"Buset dah laper ini guaa, kaga ada makan apa? Gimana si tuan rumah" sindir Aji sambil menendang nendang paha Arlan.
"Babi, sikil lu bau tanah kuburan Ji" sambil menepis kaki Aji dari pahanya.
"Bangsat, wangi gini di bilang bau"
"Kaki mas Aji wangi kan Alin?"
Alin yang tak paham hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Aji.
"Tuhh kata Alin aja kaga bau, Anak kecil tu ga pernah boong Lan. Lu sirik aja kan sama kaki mulus gua ini."
"Jijik gua sirik sama kaki lu yang udah ketutup bulu ke gini"
Arlan menarik beberapa bulu kaki Aji alhasil bulu kaki temannya itu tercabut.
"AAGHHS BANGSAT, SAKITT PEA" ringis Aji sambil mengusap ngusap kakinya yang sudah botak akibat ulah Arlan.
"Lebay lu."
"Sini tot coba sendirii!"
Aji mendekati Arlan dengan tangan yang sudah siap untuk mencabut bulu kaki temannya itu.
"Ahhhkkk jauh jauhh bangkeee, mesumm aji mesumm mau anu in guaa!" Teriak Arlan dengan mendorong muka temannya yang semakin dekat.
"Lan anjing jangan dorong dorong"
Kini Aska yang protes karna tubuhnya terdorong oleh tubuh Arlan.
"BERISIK LU BERTIGA, GUA SAMA ALIN GA BISA FOKUS NONTON NII" Kesal Gea sambil memukul kepala ketiga temannya dengan bantal sofa
Ketiga pemuda tersebut akhirnya diam dan hanya mengusap ngusap kepalanya yang kena tempeleng oleh Gea.
"Asu nek lampir kalo mukul ga kira kira"
"Sakit Gea"
"Ko gua juga ikut kena dah?"
Itu lah beberapa ocehan yang keluar dari mulut ketiga pemuda berparas tampan.
"Makannya jangan banyak bacot cot cot cot, dah lu ambil makanan gih lan. Ni si Alin kayanya lapar juga, dari tadi perutnya bunyi"
Arlan yang nama adiknya di sebut langsung menoleh ke belakang.
"Alin lapar?"
Alin menatap abangnya lalu mengangguk dengan pelan.
"Huum abang, alin mau mamam"
"Yaudah tunggu ya, abang ambilin buat Alin"
"Buat kita jugaa lann" sambar Aji tak tau malu.
Arlan pun bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke luar kamar dan menuju dapur rumahnya untuk mengambil beberapa makanan ringan dan minuman.
Sesampainya di dapur dia melihat Abigail tengah berkutat dengan beberapa alat masak.
"Bun, ada makanan?" Ucap arlan sambil mendekati bundanya.
"Ahh iya Bunda lupa buat nganterin ke atas, hehe maaf ya sayang"
"Bunda kebiasaan, yaudah mana makanannya?"
"Itu tu di atas meja makan"
Arlan berjalan ke arah meja makan yang tak jauh dari dapur. Dia melihat tiga kantong plastik besar yang isinya makanan ringan dan satu kantung isi makanan berat.
"Ini semua Bun?"
"Iyaa ganteng, mau Bunda bantu ga?"
"Gausah Bun Arlan bisa sendiri ko"
"Yakin?"
"Hooh Bunda"
"Makan nasinya dulu ya lann"
"Siap nyonya Abigail"
Arlan membawa tiga plastik tersebut, lalu meninggalkan dapur menuju kamarnya kembali.
Sesampainya di kamar, dia melihat ketiga temannya yang tengah fokus menonton film.
Arlan mendekati temannya, lalu menaruh tiga kantong plastik besar di atas meja sofa.
"Wedehhh, gini ke dari tadi" sambar Aji ketika melihat plastik besar berisi snack di hadapannya hendak mengambil makanannya.
Dengan cepat Arlan menepis tangan aji.
"Kata Kanjeng ratu di suruh makan nasinya dulu Aji bolott"
"Waduh, kalo perintah Kanjeng ratu ga bisa di ganggu gugat ini mah"
Akhinya Aji mengambil McD yang memang sudah di belikan oleh Bundanya Arlan.
Arlan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.
"Lu juga berdua pada makan dulu" ucap Arlan yang langsung di angguki oleh Gea dan Aska.
"Lah adek gua tidur itu?" Ucap Arlan sambil menunjuk Alin yang tengah tertidur di atas sofa dengan selimut miliknya.
"Hooh dia ngantuk, terus ketiduran. Gua juga ngambil selimut lu yang di atas kasur" Jawab Gea sambil turun dari sofa untuk makan di samping Aji.
"Lu ngapain disini Nek lampir?! Resep banget nempel nempel sama gua? Ohhh atau jangan jangan lu suka sama gu---mmpph"
Ucapan Aji terpotong akibat mulutnya yang bekap oleh Gea.
"Nyerocosssss muluuu lu, jigong lu pada muncrat ni"
Aji menepis tangan Gea dari mulutnya.
"Tangan lu asin bener dah kaya ikan teri di asinin!"
"Mampuss"
"Lu berdua bisa diem ga? Makan aja yang bener" ucap Aska yang kesal karna kegiatan makan nya terganggu.
"Tau lu berdua, kalo sampe adek gua bangun, gua timpuk pake buah kelapa biar ilang kepala lu berdua." Sambar Arlan lalu duduk di samping Aska.
"Tuu temen lu berdua berisik banget mulutnya udah kaya kaleng bekas"
"Nyenyenyenye"
"Oh ya btw, besok kayanya ade gua yang dari Bandung mau masuk ke sekolah kita dah"
"Wih cewe cowo?" Sambar Aji penasaran.
"Cewe, dia dari smp kelas 1 emang milih ikut nenek gua, tapi sekarang dia mau balik. Katanya kangen rumah"
"Asekkk spesies ciwi ciwi bertambah"
"Kaga kaga kaga, kaga sudi gua ade gua deket sama makhluk jadi jadian kaya lu Ji"
"Bangsat lu Gea"
"Ade lu kelas 10?" Tanya Arlan
"Hooh kelas sepuluh"
Ketiga pria itu hanya mengangguk sebagai jawabannya, dan akhirnya mereka berempat melanjutkan makan nya yang sempat tertunda.
•••••
- jam ; 21.12
Kini Arlan tengah berbaring di atas kasur setelah mengantar teman temannya pulang dan memindahkan Adiknya ke dalam kamarnya.
Pemuda itu lagi lagi hanya melamun, entah sepertinya Arlan memang mempunyai hobi melamun.
"Gua harus gimana" gumamnya sampai akhirnya pemuda itu perlahan terlelap dan memasuki alam mimpi.
________________________
maap atas keterlamabatan dalam memposting. Tapi sesuai janji gua bakal ngepost 2/3 chapter dalam seminggu.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote, dan kalau ada kritik atau saran bisa langsung di beritahu di kolom komentar.
Thank youu !
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction••• Apa kalian percaya jika reinkarnasi itu ada? Mungkin beberapa orang beranggapan jika itu hanyalah sebuah takhayul. Namun disini, semuanya terjadi. Nyatanya seseorang terlahir kembali menjadi laki laki berparas tampan bernama Arlan Prabu sanjaya...