15..

473 70 2
                                    

helikopter pribadi tuan Park akhirnya mendarat dengan mulus.
Walaupun hanya beberapa menit saja namun itu sudah menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Jimin.
Selama di helikopter tadi, tidak sekalipun genggaman erat sang kakek lepas dari sang cucu yang terlihat gamang.
Jimin sempat ditanya Apakah dia takut ketinggian.
Namun dia tidak memberikan jawaban dengan mengangguk atau menggeleng.
Memang, walaupun Jimin merasa gamang dia sangat antusias.
Ekspresinya itu ditangkap oleh sang kakek.
Tuan Park akhirnya memerintahkan kepada pilotnya untuk membawa mereka di ketinggian sedang saja.

Jimin dibawa berkeliling di hamparan luas yang tidak jauh dari lokasi mansion.

"Jika kau mau kita bisa terbang lebih tinggi dan lama di lain hari."ucap
Park Sun, ketika mereka akan turun, dan mendapatkan jawaban senyum dari Jimin.

Merekapun kembali lagi ke halaman yang sangat luas Di pelataran belakang mansion Park Sun.

"Kau lelah Jim?"tanya Park Sun kepada Jimin dan Jimin menggeleng.

"Waktu masih panjang, masih ada beberapa tempat yang ingin aku tunjukkan padamu." Mereka kemudian melangkah ke arah berlawanan.
melewati barisan pohon cemara tinggi yang dijadikan sebagai pembatas.

Jimin kemudian diajak duduk di salah satu barisan sofa empuk yang ditutupi kanopi besar disisi lapangan.
Pria itu kemudian memerintahkan pelayan untuk menyiapkan makan siang dan minuman segar.

"Kita melepas penat sebentar ya,
Jadi tua ini sedikit mengganggu."
Ucap si Kakek sambil tersenyum.

"Ah, harus aku akui aku suka senyummu Jimin"
ucapnya ketika matanya menatap Jimin yang balas tersenyum kepadanya.
Dan Jimin pun seketika merona malu.
Yang membuat mata semua yang ada di sana sama terpukaunya dengan tuan Park.

"Aku biasa bermain golf disini.
kadang aku akan mengajak beberapa rekanku untuk bermain bersama."
Ungkap Park Sun Setelah beberapa saat, menyebutkan lokasi yang mereka datangi ini.

Saat itu mata Jimin tidak sengaja menatap kearah arloji yang dikenakan sang kakek,di pergelangan tangannya yang ditaruh di atas meja.
Saat ini sudah pukul empat sore.
Jimin seketika teringat akan Jungkook.
saat ini pasti dia sudah ada di rumahnya sepulang dari sekolah.
Biasanya dia akan langsung menuju ke dapur untuk mencarinya.
Lalu dia akan diajak ke kamarnya.
untuk kemudian mereka menghabiskan waktu di galeri mini ciptaan Jungkook.
Ah, entah mengapa dia sangat merindukan momen itu.

Tidak ingin merubah suasana,Jimin menepis lamunannya sendiri dan memfokuskan pandangannya kearah depan.
mata Jimin kini disuguhi hamparan luas lapangan hijau, dengan rumput khusus yang tumbuh terawat.
di bagian tengah lapangan tersebut terdapat danau kecil.
Dan bisa Jimin perhatikan ada beberapa unggas air sedang bermain di sana.
Jimin ber"wah" ria di dalam hatinya.
Dia berharap sang kakek akan memberinya waktu suatu saat nanti untuk dia bermain di sana.
"Dulu bibimu Haneul Senang sekali bermain di sana."
Ucap tuan Park seolah bisa membaca pikiran Jimin.
Dengan canggung Jimin menoleh ke samping dan mendapati sang kakek juga menatap ke arah danau kecil itu.
Kemudian mereka sama-sama menujukan pandangan ke arah yang sama.

"Haneul putriku sangat periang, dan sedikit nakal.
Sangat susah untuk melarangnya agar jangan masuk ke air.
Walaupun dia tidak suka berenang, tapi dia senang bermain dengan ikan-ikan kecil di danau itu."
Kenang Park Sun sambil tersenyum tipis.

"Dulu,kami senang sekali menghabiskan waktu libur di sini."
Lanjut Park Sun dengan matanya yang menerawang jauh.
Jimin seolah bisa masuk ke dalam pikiran kakeknya Park Sun saat ini.
Dia lalu membayangkan sosok gadis yang ada di dalam album waktu itu sedang ada di sana.
bermain sambil di ikuti oleh seorang pelayan di belakangnya.
Lalu dari posisi mereka sekarang, sosok wanita lain duduk bersama dengan kakeknya sambil mengawasi sang putrinya bermain.
Mungkin juga ditemani oleh kedua putranya yakni Park Daniel dan Park Daehyun.
Sungguh gambaran sebuah keluarga kecil nan bahagia.

Find My Voice [Temukan Suaraku] Park Jimin ✅ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang