-13-

2.9K 303 49
                                    

2 bulan sudah berlalu, hubungan yang sempat dingin kembali hangat seperti semula. Taeyong tidak lagi gencar menjodohkan Mark pada siapapun lagi, dan Mark bersyukur akan hal itu. Untuk Naomi sendiri, perempuan itu masih tetap bekerja dengan Mark, namun Mark membatasi antara dirinya juga sekretaris pribadinya itu.

Hidup Mark 2 bulan ini cukup menenangkan, hanya ada tugas kantor yang menumpuk, dan sebenarnya ada sedikit hal yang mengganjal pikiran ayah dari Alesya itu. Sosok ibu untuk anaknya, apakah dia harus mencari sosok pendamping hidup agar anaknya merasakan bagaimana memiliki seorang ibu, seorang yang mampu menyayangi anaknya seperti anak kandungnya sendiri.

Ditambah dua hari yang lalu Alesya terlihat murung, tak seceria seperti biasanya. Ketika Mark bertanya saat ada waktu luang, ternyata anaknya itu memikirkan tentang teman-teman sekolahnya yang di temani oleh ibu mereka saat acara di sekolah anaknya itu. Saat itu Mark hanya bisa tersenyum sendu dan berkata 'Bukankah uncle Na sudah seperti ibu untuk Alesya?' dan Alesya hanya diam menanggapinya. Cukup lama menatap mata Mark lalu berkata, 'Uncle Na paman Ale, daddy.' Dengan begitu Mark tak bisa berkata-kata lagi setelahnya. Memangnya apa yang bisa Mark katakan setelah sang anak berkata seperti itu? Karena memang itulah kenyataannya.

Hari ini, hari Minggu. Hari libur yang Mark memang tunggu-tunggu sebab ia akan membawa Alesya jalan-jalan.

"Alee?!" Panggil Mark dari balik pintu putih yang mana di baliknya terdapat kamar anaknya sendiri. Tak lama pintu itu terbuka, terlihat Alesya sudah siap dengan pakaian perginya.

Mark tersenyum, ia meletakkan tangan kanannya di pinggang. Anaknya ini duplikat Haechan sekali, bagaimana style yang anaknya ini pakai persis seperti suaminya itu.

"You look beautiful!"

Alesya tersenyum manis menanggapinya, "Thanks Daddy! But where are we going?" Tanyanya sambil berjalan mundur karena berbicara bersama Mark.

Mark menggedikkan bahu miliknya, lalu membungkuk untuk mencolek hidung bangir milik sang anak, "Kemana saja, anak cantik Daddy mau kemana memangnya?"

"Kemana saja asal bersama Daddy, Daddy sibuk beberapa hari ini, Ale jadi tidak ada waktu liburan bersama Daddy lagi."

Mark tersenyum lembut, lalu menggusak pelan kepala sang anak. Alesya berlari lebih dulu menuju lantai bawah rumah mereka.

"Aigo, cantik sekali cucu Oma. Mau kemana cantiknya Oma?" Tanya Taeyong ketika ia melihat Alesya datang dengan pakaian yang sudah rapih. Tak lama Mark juga ikut hadir setelahnya.

Alesya tersenyum kembali, menunjukkan deretan giginya yang rapih. "Jalan-jalan bersama Daddy." Serunya dengan penuh antusias.

Mendengar itu Taeyong tersenyum gemas, lalu mengusap pelan kepala Alesya dengan sayang. Ia lalu menoleh ke arah Mark, "Kalian mau pergi kemana, Mark?"

"Belum tahu, Mom. Nanti aku akan kabari dan kirim foto-foto Alesya nantinya."

Taeyong mengangguk, lalu memberikan senyum lembut miliknya, "hati-hati."

Giliran Mark yang mengangguk, lalu setelahnya ia dan Alesya berjalan beriringan menuju mobil dan menikmati waktu liburan yang ada.

"Daddy, bukankah akan menyenangkan kalau Papi ada di sini juga? Apa Papi melihat kita dari atas sana?" Alesya tanpa sadar berkata demikian, Mark menanggapinya dengan tenang.

"Tentu saja, Papi pasti bahagia karena melihat Alesya bahagia dan tersenyum begini." Mark mengusap pelan kepala Alesya, lalu kembali fokus pada kemudinya.

Terkadang Mark juga pernah berpikir seperti Alesya, bagaimana kalau Haechan masih ada di sini bersama mereka? Bagaimana kalau suami yang paling ia cintai itu kini duduk di samping dirinya dan bercengkrama dengan manja bersama Alesya. Bayangan itu sering kali terlintas dalam kepala Mark, ia akan tersenyum tipis ketika mengingatnya. Bayangan yang bahagia namun sesak turut mengiringinya.

"Apa sudah saatnya, Haehcan-ah?" Suara pikiran Mark kali ini, apakah sudah saatnya ia mencari seseorang untuk menjadi pendampingnya dan menjadi ibu bagi Alesya?

"Ale?"

Alesya yang sedang asik menatapi jalan di sekitarnya pun menoleh, "Ya, Daddy?"

"Apa Ale mau mempunyai Mama?"

Alesya nampak terdiam, ia tertarik dengan kata-kata 'Mama' yang Daddy nya sebutkan ini.

"Mama?"

Mark mengangguk, "iya, Mama. Kalau Ale memang mau mempunyai Mama lagi, Daddy akan usaha untuk mencari Mama baru untuk Ale, Mama yang baik yang menyayangi Ale nantinya."

Alesya mengerutkan keningnya, tanda ia tidak mengerti, "bukankah Ale sudah punya Mama? Mama Arin." Katanya bingung menatap ke arah Mark.

Mark terkekeh mendengarnya, mencubit pipi sang anak dengan gemas, "maksudnya Mama yang lain, Mama yang benar-benar akan menjadi Mama nya Ale. Apa Ale mau?"

Alesya lagi-lagi terdiam, hanya menatap Mark dengan tatapan berpikir miliknya. "Apa nanti Mama nya seperti Aunty Naomi?"

Mark tentu saja menggeleng, "tidak, kita cari calon Mama yang baik untuk Alesya sama-sama, bagaimana?"

Alesya nampak memasang wajah berpikir miliknya kembali, "Ale mau Papi." Katanya dengan lirih.

"Kita cari yang seperti, Papi."

Obrolan berakhir setelah Alesya mengangguk dan tersenyum sebagai responnya. Dan Mark harap, apa yang dia cari memang benar-benar ada.

☆☆☆

______

Mommy

we're here

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

we're here

Hutan?

Yups

Mark! Cucuku nanti di gigit serangga!

Dia memakai pakaian seperti itu, apakah Mommy tidak melihatnya? Butuh usaha yang besar agar serangga itu berhasil menggigit cucu mu ini!

Huh, baiklah. Jangan lama-lama, kasihan!

Ya.. ya.

______

---
♡♡♡

Sedikit!! Tapi no problem!! Jangan ngamukk yaa..

Nanti double up kok;)

Jadiiii.. akankah kitaa kasih Ale Mama baruuuu?!

Mina or Yeri?

Hehehehe

Jangan lupa vote sama komennya lohhh

See youuu 💚💚💚

Jee💕

[END] Mark & His DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang