"AKH, OPPA!" Pekikan seorang gadis menggema bersama suara petir yang menyambar langit.
Baekhyun sontak menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya bersamaan dengan itu ribuan tetes air jatuh dari langit diiringi dengan gemuru yang menyeramkan. Baekhyun sontak menutup pintu mobilnya setelah mengambil jaket.
"Sayang kau lihat toko itu." Tunjuk Baekhyun pada sebuah bangunan toko yang sudah tutup, sang gadis mengangguk, "Kita kesana." Ujarnya sembari menutupi kepala sang gadis dengan telapak tangannya.
Mereka berlari beriringan, berteduh pada toko yang sudah tutup mengingat jam sudah menunjukkan hampir pukul tengah malam.
Baekhyun merapatkan jaketnya yang sempat ia pakaikan pada gadis kecil dihadapannya itu. "Tunggu sebentar, Paman Han akan datang." Gadis itu mengangguk patuh.
Baekhyun mengosokkan kedua telapak tangannya dan sesekali meniupnya lalu menempelkannya pada pipi dingin sang gadis.
"Kau kedinginan." Gadis itu mengangguk.
"Tapi Oppa lebih kedinginan." Gumamnya yang hampir tertelan suara hujan, namun beruntungnya Baekhyun mendengarnya.
Baekhyun menggeleng sebagai tanda tidak, tapi mana mungkin gadis itu percaya sedangkan bibirnya sudah pucat dan gemetar. Hujan dimusim semi, ditambah dengan Baekhyun yang hanya mengenakan kaos putih tipis dan celana jeans.
Gadis itu melakukan hal yang sama dengan yang Baekhyun lakukan. Ia menggosokkan kedua telapak tangannya lalu menempelkannya pada pipi dingin sang pria, bahkan pipi Baekhyun lebih dingin dari pipinya.
"Hei, tidak apa jangan menangis." Jemari lentik Baekhyun menghapus air mata yang sempat turun dari manik indah itu.
"Tidak apa."
Ia menarik gadis itu agar masuk kedalam pelukannya. Mereka saling mendekap berbagai kehangatan ditengah hujan deras yang melanda. Lama merasakan kehangatan dari dada sang pria, gadis itu mendongak menatap Baekhyun begitupun dengan Baekhyun yang menunduk menatapnya.
Gadis itu berjinjit dan mempertemukan kedua belah bibir mereka. Hanya menempel namun mampu membuat gadis itu merasakan dinginnya bibir sang pria.
Baekhyun memejamkan matanya saat merasakan kehangatan dari lumutan kecil dibibirnya. Ia hanya diam membiarkan sang gadis menghangatkan bibirnya. Elusan di tengkuknya membuat Baekhyun menarik tubuh gadis itu lebih rapat.
Sampai Baekhyun harus lebih dulu melepas tautan bibir mereka, karena akan sangat berbahaya jika ada yang melihatnya. "Sudah." Ujarnya sembari tersenyum.
Gadis itu mengusap bibir Baekhyun yang basah lalu mengecupnya sekali lagi. "Katakan jika Oppa kedinginan, aku akan melakukannya lagi." Baekhyun mengangguk dan kembali merengkuh tubuh mungil itu.
Satu jam mereka menunggu dibawah bangunan toko yang sudah tutup sampai sedan mewah berwarna hitam berhenti tepat disebelah mobilnya yang rusak.
Seorang pria paruh baya turun dari mobil dengan payung, menghampiri mereka dengan raut khawatir.
"Maaf den, saya sempat kesulitan mencari jalan." Katanya penuh penyesalan.
"Tidak apa Paman Han, terimakasih sudah datang." Balas Baekhyun. Kemudian ia beralih pada gadis yang terlelap dalam pelukannya.
"Hera, sayang bangun." Guncangan kecil membuat gadis itu membuka matanya walau berat.
"Oppa."
"Hm, Paman Han sudah datang. Ayo pulang." Gadis itu mengangguk lalu menggenggam tangan Baekhyun yang sudah lebih dulu menggenggam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
FanfictionWattpat X Karyakarsa[END] "Jika kita tidak bisa bersama, mengapa takdir menghadirkan perasaan seperti ini diantara kita. Bukankah itu tidak adil." Hubungan sedarah. Apa yang bisa diharapkan dari itu? • • • Fyi : ini hanya funfaction, tidak ada unsu...