Rana Anjayna Prasenja punya satu sahabat cowok, namanya Shaka.
Shaka itu identik dengan sikap posesif dan suka seenaknya sendiri. Apa pun yang menjadi kemuannya wajib dituruti. Tak terkecuali kemauannya saat meminta Rana jadi pacar pura-puranya.
Kat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rana hanya bisa mendengkus saat melihat Shaka buru-buru meninggalkan kelas. Sudah jelas ia tahu kemana tujuan cowok itu tidak lain adalah menghampiri Mika.
Rana berjalan lesu ke kantin. Seperti sebelum-sebelumnya, dirinya selalu kesal tiap kali mengetahui Shaka masih segila itu dengan Mika yang notabenya sudah menjadi mantannya. Terkadang Rana ingin sekali melarang cowok itu untuk perhatian dan mengejar-ngejar mantannya lagi. Tapi seperti di awal yang sudah ia jelaskan jika Shaka itu tipe yang teguh pada pendirian. Dan Shaka sering berkata kalau dia tidak akan mundur sampai Mika mengajaknya balikan.
Kenapa Shaka ingin Mika yang ngajak balikan? Kenapa bukan Shaka?
Oke, jadi Rana akan jelaskan.
Sebenarnya Rana juga tidak tahu jelasnya lantaran Shaka tidak pernah menceritakan padanya. Tiap kali Rana bertanya Shaka akan langsung mengalihkan topik dan beralasan tidak ingin membahas hal itu. Tai Rana sempat mendengar dari desas-desus yang beredar jika Mika dan Shaka putus karena Mika tidak tahan dengan sikap pengatur dan posesif Shaka. Mika tertekan, tapi dia tidak bisa apa-apa. Dan karena takut Shaka akan marah jika ia mengatakan langsung, makanya Mika sengaja memutuskan hubungan mereka lewat pesan singkat.
Jangan ditanya bagaimana marahnya Shaka saat itu. Ia tak terima Mika memutuskannya begitu saja. Tapi, Mika tetep kukuh pada pendiriannya untuk putus dengan Shaka. Akhirnya Shaka tidak punya kendali untuk memaksa cewek itu terus bertahan menjadi pacarnya. Shaka menerima keputusan Mika dengan syarat asalkan Mika tidak boleh melarang Shaka untuk mendekatinya lagi. Meskipun mereka sudah tidak pacaran Shaka ingin terus ada untuk Mika.
Dan sejak saat itu Shaka berniat untuk membuat Mika jatuh hati padanya lagi hingga meminta padanya balikan. Iya, Shaka ingin Mika yang meminta dan memohon padanya. Karena Mika yang telah memutuskan hubungan mereka, maka Mika yang harus mengembalikannya lagi.
Rana membuang napasnya berat. Langkahnya berhenti sejenak saat sampai di depan ruang OSIS. Diamatinya pantulan dirinya pada kaca. Tinggi badan 165 dengan wajah bule yang memang turunan dari Ibunya yang asli peranakan Italia. Kulitnya putih pucat. Ditambah lagi iris mata hazelnya yang berwarna abu-abu. Berbeda dengan Mika yang tingginya hanya sekitar 157 dengan wajah khas warga lokal. Pipinya yang bulat dihiasi lesung membuatnya semakin terlihat imut sekaligus manis saat tersenyum. Sangat pas sekali dengan tipe cewek idaman Shaka yang dulu pernah disebutkan saat mereka masih SMP.
Dan yang paling membuat Rana insecure adalah, kondisi kesehatan. Mika terlihat sehat dengan bentuk tubuh yang bugar, sedangkan Rana kurus kering dan penyakitan.
Rana kembali melanjutkan jalannya. Sesampainya di kantin dia langsung menghampiri Yeri, Karin, dan Wina.
"Bestie gue! Akhirnya lo dateng juga. Hebat lo ya, nggak pernah bolos, sekalinya bolos malah dua jam pelajaran. Mana bolosnya nggak ajak gue lagi. Ckckck, tak patut lo!" sambut Yeri tatkala melihat Rana. Cewek itu juga lantas menggeser duduknya, memberi ruang pada Rana untuk duduk.