2. TANGGA SEKOLAH MENJADI SAKSI AWAL PERTEMUAN

7 2 1
                                    

bacanya nyalain data, ya. biar kamu bisa baca surat erzhan buat orang disekitarnya. 

Oke gais, sebelumnya aku mau bilang, cerita ini memuat konten sensitif terkait jurusan si SMA, so bijak dalam membaca.

dalam cerita ini, penjurusan terkait IPA, IPS, dan BAHASA itu hanya fiktif, jadi kalian hendaknya bijak membaca dan menerapkannya ke dalam kehidupan kalian.

happy reading 

******

2. TANGGA SEKOLAH MENJADI SAKSI AWAL PERTEMUAN

"Yuk! Baris dulu. Semua sejajar, baru ke aula. Yang perempuan di depan. Laki-laki di belakang."

Suara laki-laki dengan seragam putih abu yang dibalut almamater hitam dan name tag akrilik bertuliskan wakil ketua osis 1 mengalun di kelas X-2.

"Lambat. Lo mau kita semua dihukum gara-gara telat?"

Kini, Esa mengeluarkan bisikan di telinga Arche. Lelaki itu menarik lengan sang gadis. Membuat Arche berdiri tepat di belakangnya.

Esa adalah teman sebangku Arche. Cowok itu duduk sebangku dengan Arche disebabkan keterlambatannya pada saat menghadiri masa pengenalan di hari pertama.

"Saya minta maaf." Arche mengeluarkan lantunan katanya yang terdengar lembut dan indah. Rautnya memancarkan penyesalan. Membuat Esa tak tega. Cowok itu hanya mengangguk.

"Udah lengkap, kan? Jalan semua!"

Di undakan tangga dengan lantai berwarna abu, rombongan siswa baru itu melihat sekumpulan kakak kelas cowok yang tengah bercengkrama. Ada yang memainkan ukulele, ada yang memakan camilan, ada pula yang tengah tertidur.

Pertanyaanya satu, kok bisa dia tidur di tangga?

"Jan, bangun anjing! Bangun." Melihat ada adik kelas Bersama satu mentor yang hendak turun, cowok dengan pensil di daun telinganya itu nampak membangunkan temannya yang tidur dengan selonjoran di satu undakan tangga. Layaknya polisi tidur di jalan.

"Maaf, ya adik manis, dia emang kebo. Soalnya abis naena semalem." Rakesh berucap dengan gamblang sambil mencari kunci yang tepat di ukulelenya.

"Anjing, Man. Bangunin si Ejan. Nih anak-anak mau ke aula. Kalau telat, bisa mampus mereka." Akra menyahut. Menatap gelisah kepada temannya yang tampak pulas tertidur.

Zirda, cowok itu malah berdecak, lalu meletakan kerupuk yang sedari tadi ia makan, "iya deh bapak OSIS yang terhormat. Lapor! Untuk Bapak Salman silahkan membangunkan ajudan Erzhan!"

Mendengar itu, lelaki bernama Salman lantas membuka sepatu dan kaos kakinya. Dilanjutkan meletakkan kaos kaki itu di hidung Erzhan―lelaki yang tertidur pulas di anak tangga.

Erzhan yang tertidur pulas seketika membuka matanya kala mengendus bau tak sedap. "ANJING! SEJAK KAPAN GUE CIUMAN SAMA KAKI?!" Tangan lelaki itu mengusap-usap hidung dan mulutnya yang tadi terkena kaos kaki milik temannya.

Dengan cepat cowok itu bangkit dari tidurnya dan mengusap kasar hidung dan mulut yang tadi sempat terkena kaos kaki busuk milik Zirda. "Bangsat lo, Da. Gue lagi enak tidur, lo malah gangguin gue."

"Jan, maaf ini mah, tidur lo ngehalangin kita yang mau ke aula." Akra membuka suara.

Erzhan menatap Akra dari jarak yang lumayan jauh. Namun, pandangannya teralihkan pada seorang gadis cantik. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Ditambah dengan hiasan jepit di kepala sisi kanannya dengan rambut cokelat yang Panjang sepinggang.

ARCHERZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang