PART 1# 🕰️

76 7 0
                                    


AWAL TANDA TANYA.

""Apa persahabatanmu pernah hancur karena sebuah kejadian? saling menyalahkan hingga tak akan pernah bersama lagi.
Yang sekarang hanya tinggal kenangan bersama waktu yang ingin kau ulang.
Ya, aku juga merasakannya eh- tidak!
Bukan itu yang ingin aku tanyakan, tapi...
Kapan terakhir kalinya waktu membuatmu bingung?"

🕰️🕰️🕰️

Suasana kelas itu masih terlihat khidmat saat guru menjelaskan apa yang tertulis di papan tulis.
Semua siswa dan siswi fokus mendengarkan, hingga satu detik setelahnya bel istirahat berbunyi nyaring seantero sekolah.
Sang guru pun berpamitan keluar kelas.
Lalu sepeninggal guru itu, semua murid mulai keluar kelas seperti biasa. Begitu juga dengan kelima orang yang sudah lama bersahabat. Mereka adalah Elvano, Aksa, Ravin, Askana dan Fara.

"Kana, kenapa lo diem aja?" Tanya Fara pada Askana yang masih duduk di bangkunya.
"Iya ayo dong ke kantin." Ajak Elvano.
"Beli gorengan gitu sama es teh." Tambah Aksa.

Namun, Askana tak kunjung bersuara. Gadis itu justru masih terdiam dengan raut wajah yang sulit untuk dijelaskan, tapi terlihat sedikit kebingungan.

"Lo kenapa sih? Woi." Tukas Ravin, kini mereka berempat menghadap Askana yang masih duduk terdiam.
"Ayo lah." Ajak Fara sembari menarik tangan Askana, tapi yang ditarik menolak dan berucap.

"Kenapa semuanya jadi kayak gini?"
"Loh, emang kayak gini." Jawab Ravin.
"Emang harusnya gimana?" Tanya Aksa.
"Enggak, kelas ini ...kita... bareng-bareng lagi? Kok bisa?" Tanya gadis itu yang membuat teman temannya bingung sendiri.

"Kita emang udah bareng sejak kelas sepuluh." Jawab Elvano.
"Kitakan sahabatan." Tambah Fara.
"Iya tapi udah bubar dan kita juga udah kuliah kan?" Sambung Kana.
"O-oh iyaya! Mau lulus juga!" Suara Aksa.
"Duh gue banyak tugas yang belum dikerjain lagi." Pekik Ravin.
"OH MY GOD! BADAN GUEEE!" tiba-tiba Fara berteriak.
"Kenapa sama badan lo? Emang begitu kan?" Suara Elvano.
"Enggak, gue udah diet tauu! Terus kenapa sekarang agak gendut lagi?!" Fara merutuki tubuhnya sendiri.

"Dan kenapa kita pake seragam SMA lagi sih?" Tanya Aksa.
"Di kelas ini juga!"
"Kita kelas 12?"
"Gue bingung anjir!"
"Guys, liat Hp kalian disana tanggal berapa? Kok gue tahun 2017 sih? Kan ini 2021!" Suara Fara.
"Iya gue juga." Sambung Aksa.
"Sama nih, gak bisa diubah lagi." Tutur Ravin.
"Gue juga " ujar Elvano.
"Kenapa gue bener? 5 Januari 2021 kan?" Tanya Kana.
"Lah kok?"
"Ini kenapa sih?!"
"Kalender kelas! Kita liat disana." Ucap Aska, lalu mereka semua berjalan menghadap kalender kelas yang menggantung di pojok kelas bertuliskan 2017. Yang membuat mereka semua melongo tak percaya.
"Ini maksudnya apa?!" Bingung Fara.

"PLAK!"

Tiba-tiba saja Aksa menampar Ravin.
"AW-kenapa Lo nampar gue? Sakit bego!" Kesal yang ditampar.
"Gue cuma mau mastiin ini mimpi atau bukan." Jelas Aksa.
"Anjir lo sini gue bales!"
Ravin bersiap hendak meninju Aksa yang juga siap membalasnya.
"Udah kenapa kalian jadi berantem sih?" Ketus Kana pada dua cowok yang ada di sampingnya itu.
"Kayak anak kecil aja." Sahut Elvano.
"Ini beneran bukan mimpi ya?" Tanya Fara.

Di saat seperti, itu seorang siswi masuk menemui mereka yang membuat mereka terkejut setengah mati dan ketakutan.
"Hai, gue udah mendingan nih." Sapa cewek itu mendekat.

"AAAAAA!"

Mereka menghindar dengan kompak.
"Ampun gue! jangan deketin kita!"
"PERGI LO SETAN!"
"Maafin kita Shara, gue tau lo gak tenang disana."
Mendengar itu semua, Shara membantah.
"Kalian apaan sih? Gue juga temen kalian bukan setan!"
"Lo udah mati lama, jangan ganggu kita!" Ketus Ravin.
"Iya, lo kan udah meninggal." Sambung Fara masi dengan raut ketakutan.
"Waktu kita kemping di hutan." Jelas Elvano.
"Karena orang-orang misterius itu!" Jelas Aksa.
"Kemping? Kita juga belum pernah ke hutan bareng." Jawab Shara.
"Ya dia bener, kita belum kemping bareng kan?" Suara Kana setelahnya.

"Pantes aja lo belum mati." Ucap Ravin.
"Maksud lo apa sih? Kita mau kemping terus gue mati di sana gitu?" Tanya Shara bingung.
Semuanya mengangguk.
"Kalo gitu yaudah kita jangan kemping, gue gak mau mati." Tolak Shara.
"Tapi kita sepakat mau kemping kan?" Tanya Elvano.
"Kalian juga tahu dari mana sih? Kemping aja belum." Sangkal Shara.
"Lo belum sadar." Ujar Aksa
"Kana coba lo sadarin dia." Suruh Ravin.
"Gak sadar apanya? Gue udah baik baik aja kok, tadi gue kan abis di UKS istirahat bentar lo gak inget?"

Aksa menggeleng.
"Ih padahal lo sama Kana yang nganterin gue kesana tadi."
"Tunggu dulu, lo tau semua ini dari mana? kalau nggak kasih tahu kita, kita juga pasti nggak bakalan sadar." Tanya Fara pada Kana.
"Gue juga nggak tahu kenapa tiba-tiba ada di kelas ini, gue ngerasa aneh aja sampai gue baca buku diary gue dan ternyata emang bener ada yang salah sama semua ini, disana gue udah nulis nulis sampe tahun 2021." Jelas Kana.
"2021? Ini aja masih 2017. Lo traveling ke masa depan? Pake apa? Mesin waktu kan belum ada." Ujar Shara heran.
"Lo gak punya masa depan, kan lo mati!" Ujar Ravin enteng.
"Kok kalian pengen benget sih gue mati, jahat."
"Bukan gitu, coba lo inget inget. Kita pernah kemping di hutan." Kana menjelaskan, tapi Shara masih terlihat kebingungan.

"Gue tunjukin diary gue, cuma lo satu-satunya orang yang udah baca diary gue itu. Dan lo juga pernah nulis buat gue di sana waktu kita kemping." Kana membuka tasnya dan mengambil buku diary-nya lalu menunjukannya pada Shara bagian tulisan tangan sahabatnya itu.

Dua detik.
Lima detik.

"Ini... Emang tulisan tangan gue, Juli 2017. Itukan bulan depan, kok bisa?" Tanya Shara.
"Coba lo inget inget."
"Kita itu ngerasa kayak ditarik mundur gitu." Monolog Fara.
Lalu tiba-tiba, terlihat Shara yang meneteskan air matanya.
"Gue inget sekarang, itu emang tulisan gue waktu pagi sebelum malemnya gue mati."

Mendadak semuanya diam.

"Terus kenapa sekarang jadi kayak gini?" Tanya Shara.

Mereka semua menggeleng tidak tahu.

Sampai akhirnya papan tulis panjang yang menggantung di dinding itu jatuh mengejutkan mereka berenam.

"BRAK!"

Tampak sebuah tulisan di tembok yang tadi tertutup papan tulis itu.

.
.
.
.
SELAMAT DATANG KEMBALI
SEHARUSNYA TAKDIR KALIAN TIDAK
SEPERTI INI
.
.
.
.

Mereka semua tercengang membaca tulisan itu.
Apa maksudnya?
"Woi, itu ada papan tulis jatoh kok didiemin?" Ucap seorang siswa lain yang baru saja masuk kelas.
"Itu ada tulisan di temboknya." Jawab Shara.
"Tulisan apa sih? Gak ada papa juga."
"Serius lo gak liat?" Tanya Aksa.
"Enggak, udah ayo bantu gue angkat papan tulisnya."

🕰️🕰️🕰️


Ada Apa Dengan Waktu ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang