PART 6# 🕰️

14 4 0
                                    

                       SIAPA ORANGNYA?

Kini hari sudah gelap, waktu menunjukkan pukul 21.19.
Di tengah hutan yang gelap karena rimbunnya pepohonan. Keenam orang itu sudah ada di dalam sebuah tenda yang cukup besar. Berbeda dengan apa yang tertulis di buku diary Kana, kemping kali ini mereka hanya mendirikan satu tenda saja bukan dua.
Karena toh nantinya juga akan ditinggal.
Dan sekarang, mereka semua sudah siap dengan tas di gendongannya masing-masing. Menunggu orang orang misterius itu datang untuk kabur bersama-sama seperti apa yang sudah direncanakan.

"Kapan sih mereka dateng? Api unggunnya udah mau mati tuh." Ujar Aksa.
"Disini gue nulisnya jam setengah sepuluh." Suara Kana.
"Bentar lagi tuh."
"Inget kan rencana kita?" Tanya Kana.
"Jangan ada yang mendahului, kita harus bareng-bareng terus." Jawab Fara.
"Iya, kita jangan tinggalin Shara sendirian."
"Ngomong-ngomong, Shara, apa yang mereka lakuin saat mereka bawa lo pergi?" Tanya Elvano.
"Mereka masukin gue paksa ke dalam peti mati yang ada di semacam kabin gitu." Jawab Shara.

Semuanya terdiam.

Sampai akhirnya, apa yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tampak kerumunan orang-orang itu datang. Dari dalam tenda, mereka melihat ke-8 orang itu melingkari tenda mereka.
Mereka saling tatap, sudah siap dengan senter ditangannya masing-masing.
Kana memasukkan buku diary-nya itu ke dalam tasnya.

"KELUAR KALIAN!"

Satu dari mereka berteriak.

"Siap, biar gue di depan buat hajar orang yang ngalangin jalan kita." Bisik Aksa, semuanya mengangguk mendengarkan lalu sama-sama berhitung.

"WOOIII!"

Orang-orang itu berteriak.

"Satu..."
"Dua..."
"Tiga!"

Mereka semua lari keluar tenda dengan Aksa dan Elvano yang berada di depan menghajar orang yang menghalangi jalan mereka hingga terjatuh.

"BRUGH!"

Dengan sumber cahaya senter, mereka terus lari menghindari orang-orang berjubah hitam dan bertopeng yang mulai mengejar.
Kana terus menggenggam tangan Shara.
Suasana mendadak tegang seketika saat Shara tersandung akar pohon hingga terjatuh.

"AAAA!"

"BRAK!"

Kana berhenti, menolong Shara sedangkan yang lainnya terus lari ke depan.
Menjauh.

"Aksa, Fara, Vano, Ravin tolong berhenti!" Ujar Kana, setengah teriak.
Namun mereka tak mendengar.
Karena mereka terus lari menjauh.
Shara terisak pelan.
"Cepat lari Kana biarin gue sendirian, kaki gue sakit." Suara Shara.

"ENGGAK GUYS COME BACK PLEASE! Kalo tetap kayak gini terus apa yang berubah?!"

Teriak Kana yang membuat mereka semua berhenti. Terlihat Kana yang mulai berkaca-kaca, tampak mereka semua yang kembali berbalik lari.
Kana menolong Shara berdiri.

"Maaf gue panik banget." Suara Aksa dan Elvano.
"Gue takut." Tambah Fara.
"Maafin gue." Ujar Ravin.

Kini mereka semua berkumpul dengan deru napas yang sama-sama tak beraturan, saat hendak kembali berlari, orang-orang misterius itu sudah lebih dulu berkumpul dan menghalangi jalan mereka.

"KALIAN SIAPAAA?!" Shara berteriak.
"Kenapa kalian ganggu kami?" Tanya Kana.
Lalu salah satu dari mereka menjawab.
"Kami tidak mengganggu, kami hanya ingin mengambil satu dari kalian yang juga jadi bagian seperti kami! Dia harus mati malam ini!"

"BUGH!"

Dengan kalap Aksa meninju orang itu hingga jatuh.
Dibantu Elvano dan Ravin mereka adu jotos melawan orang-orang itu.
Hingga satu dari mereka menyeret Kana paksa.

"BRAK!"

Shara memukul orang itu tapi kakinya yang terkilir itu malah ditendang hingga ia terjatuh.

"AAAA!"

"CRAK!"

Fara memukul kepala orang itu dengan senter hingga senternya pecah dan mati seketika.
Lalu saat orang itu berbalik hendak menyerang Fara, Shara yang masih terbaring menarik kaki orang itu keras.

"BRUGH!"

Dan Kana memukul orang itu sekali dengan kayu cukup besar yang ia temukan di sekitarnya, lalu membuangnya lagi. Tapi kayunya diambil Fara lagi dan memukul kepala orang itu berulang-ulang.

"AAAAA!"

"MUNDUR!"

Elvano berteriak, membuat semua teman-temannya berjalan kembali menuju tenda, tidak lewat jalan yang benar. Justru menerobos semak-semak untuk bersembunyi.

"Senter matiin, senter kita matiin!" Ucap Aksa saat mereka sudah bersembunyi di balik semak belukar.
Satu menit.
Dua menit.

"Kita harus gimana?" Tanya Fara pelan, ia masih menggenggam kayu itu untuk jaga-jaga.
"Tunggu aja dulu." Jawab Elvano.
"Apa maksud mereka tadi? Siapa orangnya?!" Tanya Aksa.

Semuanya diam.

"Kita gak aman disini terus." Ujar Shara.
"Ya, ayo cari tempat lain untuk sembunyi." Balas Aksa, lalu dalam gelap mereka berjalan pelan mencari tempat lain untuk bersembunyi.
Tidak ada yang menyalakan senter, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah bangunan seperti rumah kayu yang cukup jauh ada di depan mereka.

"Liat ada rumah." Ucap Kana
"Kita bisa sembunyi disana." Sambung Elvano, lalu semuanya mengangguk setuju. Tapi baru saja tiba di samping bangunan usang itu, Shara berucap.

"Guys, kayaknya ini kabin yang gue bilang tadi deh. Peti matinya ada di dalem."
"Ayo kita balik lagi." Ujar Fara yang sudah sangat ketakutan.
"Enggak, kita udah ada di sini, pasti mereka bakal liat kalau kita balik lagi." Ujar Ravin.
"Gak ada orang di dalem." Suara Aksa setelah mengintip lewat jendela dan pintu yang sedikit terbuka.
"Tapi ini tempat mereka!" Bantah Fara.

Hingga terdengar suara ribut langkah kaki tak jauh dari mereka.

"Mereka datang!" Panik Kana.
"Kita sembunyi di dalem ayo!" Ajak Elvano, lalu dengan terpaksa mereka semua masuk ke dalam kabin itu.

Terang, ada satu lampu besar yang bersinar di langit-langit kabin ini. Juga ada banyak pisau-pisau tajam yang tergantung di setiap sisi temboknya. Dan tepat di tengah-tengah ruangan itu, sebuah gambar bintang pentagram terlukis rapi di lantai yang di atasnya tertutup oleh peti mati dari batu yang lumayan besar. Juga di setiap sudut dindingnya itu terdapat kepala kambing yang tergantung mengerikan.
Terlihat peti mati itu masih tertutup rapat.

"Setan! Mereka penyembah setan!"
Umpat Aksa, mereka masih menatap isi ruangan yang sangat horror itu.

Semuanya terdiam.
Sampai akhirnya Fara yang buka suara.

"Siapa diantara kita yang jadi bagian dari mereka seperti apa kata mereka tadi?!"
"Gak tau, mungkin mereka cuma asal ngomong biar bisa ngambil salah satu dari kita!" Bantah Ravin.
"Bullshit! Gue yakin apa kata mereka itu bener!" Balas Fara.
"Kalo bener siapa?!" Tanya Elvano
"Udah cukup--" Sergah Kana
"GUE GAK TAU!" Fara teriak.

"Shara, kenapa mereka nyeret lo?!" Tanya Aksa.
"Gue juga gak tau, gue cuma ikut apa kata kalian buat kemping kan!"
"Shara bener, bukan dia orangnya."
"Terus siapa?" Tanya Elvano yang justru mendapatkan tatapan tajam dari Aksa.

"Kenapa lo?" Tanya Elvano
"Jangan bilang lo ngajak kita kemping itu buat ini, lo ingin ambil satu dari kita untuk lo serahin ke mereka!" Jelas Aksa yakin.
Elvano terkekeh singkat.
"Gue? Kenapa bisa mikir sejauh itu? Kita kemping juga buat liburan. Kalian semua juga setuju itu!"
"Nggak usah banyak a--"
"UDAH STOP! KANA ORANGNYA!"

Tiba-tiba saja Fara berteriak yang membuat semuanya terdiam dan menatap orang yang Fara maksud.

🕰️🕰️🕰️

Ada Apa Dengan Waktu ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang