Chapter 3

1.9K 261 10
                                    

Happy Reading!(。・ω・。)ノ♡

Gila. Membantu mengembalikan cantiknya, tapi Renjun harus menikah dengan Jeno kelak?! Syarat macam apa itu? Sangat merugikan pihak Renjun. Membayangkan saja Renjun sudah tidak sanggup, apalagi beneran terjadi, dirinya menikah dengan pangeran es? Apa tidak monoton kehidupan pernikahannya?

Terus bagaimana nanti, kalau setelah menikah Renjun disiksa oleh Jeno? Merinding bulu kuduknya memikirkan hal itu. Image kejam Jeno sudah melegenda di sekolah mereka. Meski Jeno mempunyai banyak penggemar, tapi tidak ada satupun yang berani secara terang-terangan mendekatinya. Rumornya, dulu pernah ada yang mendekatinya, tapi keesokan hari siswi itu langsung pindah sekolah ke luar negeri, gara-gara dia takut dengan Jeno yang menolak dirinya sangat kasar.

Hiii~ Renjun tidak ingin hal buruk terjadi pada dirinya, jika dia berurusan dengan Jeno. Tapi, jika dipikir-pikir lagi, bantuan yang ditawarkan Jeno itu sayang kalau dilewatkan. Selain, menjadi istrinya ya, kalau yang satu itu tawaran yang sangat sangat tidak menguntungkan. Jeno kan terlihat sangat tidak suka dibantah, siapa tahu kan, Renjun langsung nurut jika diberitahu ini itu.

Kalau begini jadinya, Renjun dilema. Bagaimana mungkin dia menjadi istri Jeno? Dia kan tidak menyukai pemuda dingin itu.

Gara-gara insiden tadi, Renjun tidak jadi belanja, selain karena terkena palak, dirinya juga dikejutkan dengan perkataan Jeno tadi. Membuat Renjun langsung mendorong tubuh Jeno dan berlari menjauhi pemuda itu dengan kedua pipinya yang memerah.

Enyahlah, enyaah! Kata-kata itu terus Renjun tanamkan dalam pikirannya. Dirinya harus mengenyahkan semua ingatan tentang kejadian tadi. Tidur sepertinya menjadi solusi tepat, karena besok pagi dia harus berangkat sekolah.

Baru saja Renjun memejamkan mata, suara ketukan pintu membuatnya kembali membuka mata. Siapa pula malam malam seperti ini datang bertamu? Ganggu orang istirahat saja. Bodo amat jika dirinya dinilai jahat karena tidak meladeni tamu yang berkunjung ke rumah. Renjun sangat mengantuk, dirinya hanya ingin tidur.

Saat mata itu kembali terpejam, ketukan pintu gerbang semakin terdengar sangat keras dan sangat mengganggu. Karena takut tetangganya terganggu, dengan berat hati Renjun bangun dari tempat tidurnya dan berjalan sempoyongan menuju pintu rumah lalu mendekati pintu gerbang rumahnya.

"Siapa sih yang datang malam-malam? Kalau cuma iseng aku timpuk sendal ya, kamu!" Renjun berbicara dengan mata setengah terpejam. Dia mengusap matanya pelan sambil menguap saking mengantuknya.

Sret.

Gerakkan menangkup kedua pipi dan mengangkat dagunya, membuat mata Renjun langsung membelalak. Dirinya sangat terkejut dengan kenyataan siapa yang sedang memegang kedua pipinya sekarang.

"J-jeno? Mau apa kamu datang ke sini?" Renjun terbata.

Jeno hanya diam menatap mata Renjun intens, membuat Renjun gugup, "mau apa Jeno?" Renjun lagi, karena pemuda di depannya ini belum menjawab pertanyaannya.

Tangan kanan Jeno merogoh sakunya, kemudian dia membuka sebuah bungkus plester dan menempelkannya pada luka di dahi Renjun.

Renjun tentu saja dirinya diam menerima semua perlakuan Jeno dengan sedikit melamun memikirkan, benarkah yang di depannya ini si pangeran es? Tapi kenapa semua perlakuan terhadap dirinya begitu hangat, walaupun sedikit terasa dingin. Hangat tapi dingin, itu aneh bukan?

Jeno menarik pelan kepala Renjun, kemudian mengecup keningnya lembut, "night." Setelah mengucapkan itu, Jeno berbalik dan berjalan menjauhi rumah Renjun.

Astaga, mimpi apa Renjun semalam? Bisa-bisanya dia mendapat perlakuan manis dari seorang Lee Jeno? Tanpa sadar kedua pipi Renjun merona.

Astaga, mimpi apa Renjun semalam? Bisa-bisanya dia mendapat perlakuan manis dari seorang Lee Jeno? Tanpa sadar kedua pipi Renjun merona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooooo xixixi..
Jangan lupaa votmennya yaa!! 😉

True Beauty | NoRen GS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang