Chapter 16

1.4K 120 7
                                    

Happy Reading!!!

Perkembangan Renjun semakin membaik, dia tidak akan menjerit bila melihat Jeno dan Lucas di sekitarnya. Tapi kalau untuk melihat lelaki lain, tubuhnya otomatis bergetar ketakutan. Psikiater yang menangani Renjun tentu saja maklum, trauma yang Renjun alami tidak mungkin hilang dalam beberapa minggu saja.

Pagi ini Renjun muntah-muntah, Baekhyun yang mengetahui hal itu sedari tadi memijat tengkuk putrinya pelan, "jangan ditahan, keluarkan semuanya sayang, agar kamu mendingan."

"Maa, Renjun takut ma. Renjun tidak hamil kan, ma?" Bulir-bulir bening menghiasi pandangannya yang menatap nanar ke arah Baekhyun.

"Setelah ini kita periksa ya, sayang. Apapun nanti hasilnya, mama akan selalu menemani kamu." Baekhyun memeluk Renjun, menenangkan anaknya.

Setelah dirasa tidak akan muntah lagi, Renjun dipapah Baekhyun kembali ke kamarnya, "pelan pelan sayang!"

Dengan sabar, Baekhyun membantu membaringkan Renjun di atas ranjangnya, "tunggu sebentar, mama panggilkan dokter ke sini untuk periksa kamu." Baekhyun mengusap lembut kening dan mengecupnya pelan setelah itu beranjak dari kamar anaknya untuk menelpon pihak rumah sakit untuk meminta seorang dokter mengunjungi rumahnya.

Kekhawatiran Renjun ternyata tidak benar, dokter mengatakan Renjun muntah-muntah karena kondisinya yang kelelahan dan mental yang kurang stabil membuat daya tahan tubuhnya melemah. Setelah dokter memberikan resep obat dan beberapa vitamin, dokter itu langsung pamit undur diri.

Baekhyun yang mengetahui itu bernafas lega, anaknya tidak hamil seperti yang Renjun takutkan. Dengan telaten Baekhyun menyuapi putrinya bubur untuk mengganti sarapan yang telah tadi pagi Renjun muntahkan, setelah ini Renjun harus mengkonsumsi obatnya, jadi Baekhyun membuatkan bubur untuk anaknya konsumsi sebelum minum obat.

"Terakhir ya sayang, setelah ini kamu minum obatnya!" Baekhyun mengarahkan sendoknya di depan mulut Renjun.

"Perut Renjun sudah penuh ma," Renjun menggeleng menolak suapan dari mamanya.

"Ya sudah, sekarang diminum obatnyaa," setelah menaruh mangkok bubur di meja, Baekhyun menyodorkan beberapa butir obat dan vitamin ke Renjun disusul segelas air putih.

Renjun menurut, dia meminum semua obat dan vitamin itu. Baekhyun tersenyum, diusapnya lembut rambut Renjun, "cepat sembuh sayang!"

.
.
.

Tidak mungkin Baekhyun terus di rumah, keuangan akan semakin menipis jika dirinya hanya berdiam diri di rumah. Dia harus kembali mencari pekerjaan baru, kejadian kemarin tidak akan dilakukan lagi, yaitu meninggalkan putrinya ke luar negeri karena pekerjaannya.

Sepertinya Baekhyun akan merintis usaha mulai dari nol. Dia akan membuka sebuah butik, pengalamannya dalam mendesain baju dan menjahit membuat Baekhyun yakin akan sukses dengan bisnis ini.

"Sayang, menurut kamu bagusan Baekren atau Renbaek Collection untuk nama brand di butik mama nanti?" Baekhyun sambil menyuapi putrinya makan malam.

"Mama mau membuka usaha butik?" Renjun penasaran dengan pertanyaan mamanya.

"Iya sayang, tidak mungkin kan mama cuma diam di rumah. Sedangkan keperluan kita semakin banyak, jadi mama mutusin buat membuka usaha." Baekhyun menyodorkan segelas air setelah melihat gestur anaknya yang menolak suapannya.

"Hm, apa ya? Hyunren Collection bagus sepertinyaa ma." Renjun tersenyum setelah menyerukan itu.

Melihat anaknya yang tersenyum setelah mengatakan ide untuk nama brand butiknya, membuat Baekhyun menyetujui usulan anaknya, "oke sayang, terima kasih ya idenya." Baekhyun mengecup lembut kening anaknya, lalu beranjak pergi untuk mengembalikan peralatan makan ke dapur.

True Beauty | NoRen GS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang