"Kamu sekarang jelek Renjun, sebaiknya kita putus!" ujar Jaemin.
"Aku akan membantumu kembali cantik, Renjun. Tapi ada syaratnya, kamu harus jadi istriku kelak." tawar Jeno.
Bagaimana cerita Renjun selanjutnya?
⚠️ Renjun GS, jangan salah lapak!
⚠️...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading!
Sudah beberapa hari Renjun disekap di sini. Dirinya yang sekarang menjadi lebih pendiam. Jaemin? Tidak tahu dia berada di mana. Karena setiap Renjun bertemu Jaemin, dia akan berteriak histeris ketakutan. Kalaupun Jaemin memaksakan diri tetap di samping Renjun, perempuan itu akan melakukan apapun untuk melukai dirinya sendiri hingga membuatnya pingsan tidak sadarkan diri.
Jaemin yang melihat itu merasa tidak tega dan akhirnya dirinya mengalah, keluar dari kamar yang ditempati oleh Renjun. Jaemin sadar, dialah yang menyebabkan Renjun mengalami traumatis itu. Jaemin hanya mengawasi perempuan itu dari jauh.
Bibi Kim merasa iba dengan kejadian yang menimpa Renjun, dirinya sangat bersalah karena tidak berani melaporkan kejahatan yang telah dilakukan majikannya.
"Nak Renjun, makan dulu ayo!" Bibi Kim dengan lembutnya menyuruh Renjun makan, tetapi lagi-lagi dia menolak untuk makan dan lebih memilih memperhatikan pemandangan di luar jendela. Bibi Kim sedih melihat perempuan di depannya ini setiap hari semakin kurus.
"Nak Renjun, bibi tahu yang tuan muda perbuat padamu sangat bejat. Maafkan bibi yang tidak bisa membantumu, karena bibi tidak sedang di rumah ini sewaktu tuan melakukan hal itu. Tetapi kamu jangan menyerah ya, nak. Pikirkan orang orang yang menyayangi kamu, kamu harus kuat demi mereka." Nasehat Bibi Kim, kemudian memeluk Renjun untuk memberikan kekuatan.
Renjun yang mendengar itu hanya diam, dia menikmati elusan lembut di kepalanya yang diberikan oleh Bibi Kim. Perlahan air matanya turun, lagi-lagi dirinya menangis dalam keterdiamannya.
Bibi Kim dapat merasakan jika tatapan yang terpancar di mata perempuan cantik ini terasa hampa. Bibi Kim punya anak perempuan di kampungnya dan dia akan merasakan sangat sedih jikalau anak perempuannya mendapatkan pelecehan seperti yang dialami Renjun.
"Nak Renjun ingin pergi dari sini?" Bibi Kim menatap lembut ke arah Renjun yang langsung dibalas dengan pandangan kosong dari mata Renjun. Lihatlah, mata cantik perempuan di depannya, tidak lagi menunjukkan binar-binar kegembiraan yang melingkupinya.
Renjun hanya mengangguk, kemudian memeluk Bibi Kim sangat erat. Dia ingin mengakhiri hidupnya, tapi niatannya selalu gagal karena selalu dihentikan oleh Bibi Kim. Entah mengapa dirinya merasa takdir yang dia alami terlalu kejam untuk seseorang remaja sepertinya.
Bibi Kim tersenyum menyembunyikan kesedihannya, "ya sudah, bibi akan mempersiapkan semua keperluan kita. Setelah itu kita pergi ke kampung bibi ya!"
Renjun melepaskan pelukannya kemudian mengangguk. Setelahnya Bibi Kim beranjak untuk membereskan barang-barangnya dan segera meninggalkan rumah ini. Mumpung ada kesempatan karena tuan mudanya sedang belajar di sekolah.